September, 2005
Mikey tidak bisa berpikir. Kepalanya mendadak kosong karena kekhawatiran yang melanda. Ketenangan yang biasa terjaga telah goyah.
"Kazutora telah menemui Izzu,"
Satu kalimat yang dikatakan Mitsuya itu seketika menjungkir balikan diri Mikey. Panik, cemas, takut, khawatir, marah, semua emosi bercampur aduk menjadi satu.
"Apa yang harus kita lakukan, Mikey? Harus kah Touman mengawasi Izzu dari jauh?" tanya Mitsuya pada Mikey.
"Aku tidak suka memakai cara itu, tapi tidak ada pilihan lain. Perintahkan dua orang, Mitsuya!" jawab Mikey sembari memberi perintah.
"Baiklah." Mitsuya mengangguk singkat. Kemudian berlalu menuruni anak tangga kuil dan menghampiri beberapa orang.
Mikey melipat tangan ke belakang kepala dan merebahkan diri di lantai kuil yang dingin. Pandangannya kosong menatap berbagai bentuk awan yang bergerak di langit biru.
Wajah kakaknya, Shinichiro, tiba-tiba terbayang. Muncul di langit biru. Sedang tersenyum lembut padanya.
Senyum yang sangat Mikey rindukan. Namun, serindu apapun dia tidak akan pernah bisa melihatnya lagi.
Usai Shinichiro, wajah Kazutora juga muncul. Wajah yang terakhir kali dia lihat sekitar dua tahun yang lalu. Menyunggingkan senyum lebar yang bahagia.
Seandainya peristiwa itu tidak terjadi, Kazutora, pasti masih di sini bersamanya dengan yang lain.
Tapi, nasi telah menjadi bubur. Mikey tidak bisa melakukan apapun untuk mengubahnya.
"Kenapa kau murung begitu?"
Mikey terperanjat. Draken tiba-tiba muncul dan menatapnya penuh selidik seolah Mikey baru saja melakukan sesuatu yang mencurigakan.
"Mana mungkin aku murung," ujar Mikey singkat sambil tersenyum tipis.
Draken duduk di sebelahnya kemudian. Menopang dagu sembari menatap jauh ke depan di mana para anggota Touman berada.
"Kenchin?" Mikey memanggil. Mengusir keheningan di antara mereka.
"Apa?" jawab Draken singkat. Diliriknya Mikey untuk melihat mengapa sang teman memanggil.
"Sebenarnya aku khawatir," senyum di wajah Mikey luntur. Ekspresinya kini nampak buruk.
Draken tidak mengatakan apapun. Ditunggunya Mikey untuk menyelesaikan ucapan yang belum berakhir, baru dia akan bicara memberi pendapat.
"Semuanya akan baik-baik saja, kan? Touman dan Izzu?" tanya Mikey usai memiringkan kepala dan menatap Draken.
Senyum Draken mengembang, "Tentu saja. Touman dan juga Izzu akan baik-baik saja!" ujarnya penuh keyakinan meski dalam hati Draken merasakan keraguan.
.
.
.
Sebuah kotak bemotif hati merah didapati Izumi tergantung begitu saja pada pegangan sepedanya. Kotak berukuran sedang yang didominasi warna merah dan latar pink.
Tidak seperti dugaanya, ternyata kotak itu beratnya cukup ringan. Ketika digoyangkan juga tak ada suara yang timbul.
Cepat-cepat Izumi membuka kotak itu karena penasaran dengan isinya.
Sebuah foto. Hanya satu.
Foto yang menunjukkan dirinya bersama Mikey saat sedang pergi ke pantai bulan lalu. Dipotret dari kejauhan, namun rupanya dan Mikey masih terlihat jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐏𝐑𝐈𝐂𝐈𝐓𝐘 ✦ ᴍᴀɴᴊɪʀᴏ sᴀɴᴏ ✔
Fanfiction- ', 𝐌𝐀𝐍𝐉𝐈𝐑𝐎 '𝐌𝐈𝐊𝐄𝐘' 𝐒𝐀𝐍𝐎 ꒱ ↷🖇 ೃ⁀➷ Memang susah dimengerti, tapi kau bisa merasakan hangatnya sinar mentari di tengah musim dingin. ────────── ● ᴄᴏᴍᴘʟᴇᴛᴇᴅ ─────────...