Januari, 2018
Izumi terus saja merasa mual dan muntah sejak pagi. Entah berapa kali istri dari Manjiro Sano itu sudah masuk dan keluar kamar mandi untuk memuntahkan seluruh isi perutnya.
"Izzu, kita ke dokter, ya?" Mikey bertanya. Jemarinya mengusap-usap dahi Izumi yang berkeringat.
Kepala cokelat itu menggeleng, "Tidak mau," tolaknya sambil mengubah posisi tidurannya di sofa menjadi membelakangi Mikey.
"Ayolah, Izzu! Aku tidak mau kau sakit. Nanti tidak ada yang membuatkanku sarapan!" paksa Mikey sambil mengguncang-guncangkan tubuh mungil Izumi.
"Tinggal beli, kan?" respon Izumi singkat masih dengan posisi memunggungi Mikey.
"Tidak mau tidak mau tidak mau!" Mikey menolak mentah-mentah. Dipeluknya tubuh Izumi dari belakang ketika menolak.
Izumi menghela napas. Sudah biasa melihat Mikey bertingkah kekanakan dan selalu bersikap masa bodoh. Tetapi, kali ini dia merasa sangat kesal entah karena apa.
"Manjiro Sano, jangan bertingkah seperti anak kecil!"
Mikey tertegun. Kepalanya yang sejak tadi bergerak menggeleng di punggung Izumi seketika diam.
"Izumi Sano, kenapa kau marah?" tanya Mikey polos. Kedua tangan yang melingkari pinggang Izumi kini menarik tubuh sang surai cokelat hingga menjadi berada di dalam pangkuan.
"Karena kau menyebalkan!" jawab Izumi sambil berontak.
Namun, Mikey tentu saja menahan sang istri agar tetap berada dalam kukungannya. Tidak dia biarkan Izumi lepas apa lagi melihat jika Izumi sedang marah. Bisa-bisa dia akan dijadikan samsak dan Mikey tidak mau itu terjadi.
"Lepaskan aku! Kau bau!"
Mata Mikey mengerjap, "Aku... bau?" tanyanya tidak percaya.
"Ya! Kau bau! Jauh-jauh dariku!" jawab Izumi ketus masih dengan memberontak.
Mikey tertegun. Padahal dia sudah mandi dan memakai parfum yang diberikan Izumi. Bagaimana bisa sosok dalam pelukannya ini mengatainya bau? Apa itu hanya taktik saja agar Izumi bisa lepas? Tapi, Mikey rasa tidak seperti itu.
Izumi berkelakuan aneh.
"Aku pakai parfum yang kau belikan, loh. Serius kau mengataiku bau?" Mikey mengeratkan pelukan. Dagunya disandarkan pada bahu Izumi.
Izumi akhirnya berhenti berontak. Wajah yang nampak pucat itu menghadap Mikey dengan ekspresi yang terlihat amat kesal.
"Bohong, ya? Bagaimana mungkin parfum yang kubelikan berbau seperti ini?"
Mereka saling menatap. Penuh tanya.
"Izzu, kita pergi ke dokter sekarang!"
.
.
.
Mikey menangis sambil memeluk Izumi. Sesenggukan seperti anak kecil yang dijahati temannya. Bedanya, alasan Mikey menangis adalah sesuatu yang membahagiakan.
"Nyonya Sano hamil,"
Ucapan dokter beberapa menit lalu terasa seperti ilusi untuk Mikey. Tapi, begitu mendapati tangan sang istri menggenggam tangannya, di saat itu pula dia sadar jika apa yang didengarnya adalah kenyataan.
"Izzu, kau mau memberi nama apa pada anak kita? Aku sudah punya beberapa list nama. Kita harus segera menentukannya!"
Bug!
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐏𝐑𝐈𝐂𝐈𝐓𝐘 ✦ ᴍᴀɴᴊɪʀᴏ sᴀɴᴏ ✔
Fanfiction- ', 𝐌𝐀𝐍𝐉𝐈𝐑𝐎 '𝐌𝐈𝐊𝐄𝐘' 𝐒𝐀𝐍𝐎 ꒱ ↷🖇 ೃ⁀➷ Memang susah dimengerti, tapi kau bisa merasakan hangatnya sinar mentari di tengah musim dingin. ────────── ● ᴄᴏᴍᴘʟᴇᴛᴇᴅ ─────────...