| 18

144K 13.8K 1.7K
                                    

Follow :
@wattpadmahar_
@_pmahar

Hari Jum'at ini, Darrel memutuskan untuk bolos karena ia masih takut jika Naya kembali seperti itu dan ia yang terkena sasaran orang tuanya. Lagipula jika ia datang ke sekolahpun sudah terlambat, sekarang sudah pukul 9 pagi.

Ia ingin menelpon Maminya, tapi sudah pasti ia akan diinterogasi. Dan Maminya itu pandai memojokannya. Membuatnya kehilangan kata-kata untuk menjawab.

Darrel meringis pelan saat perutnya berdemo meminta asupan makanan. Ia melirik Naya sekilas, "Nay gue laper."

Tak ada jawaban. Darrel mendengus pelan dan memutuskan untuk delivery. Tinggal telpon, pilih mau apa, datang, bayar. Selesai. Ia terlalu malas jika harus berjalan keluar mencari makanan.

Beberapa menit kemudian, setelah selesai bersih-bersih. Darrel mendapat telpon jika makanannya sudah sampai. Ia nenatap makanan di depannya dengan antusias.

"NAY!!"

Masih tidak ada sahutan. Darrel menggedikan bahunya dan memisahkan bagian Naya. Darrel menekan remote TV. Sudah jarang ia makan ditemani siaran Tv seperti ini. Biasanya hanya akan ada obrolan saja.

"ABANG BUKA PINTUNYA!!"

uhuk

Darrel langsung tersedak kala suara Maminya mampu terdengar hingga sini. Ia kira ini sudah kedap suara. Bahkan Liana tidak memencet bel atau apapun. Semoga saja tetangganya tidak mengoceh karena teriakan Maminya. Darrel meletakan piringnya lalu berjalan ke arah pintu.

Ceklek

"Apa sih Mi, masih pag-"

Darrel menghela napasnya. Harus banyak-banyak sabar. Tidak Ara, Naya, sekarang Maminya yang asal nyelongong masuk. Memang ia robot pembuka pintu dilewati begitu saja.

"Kanaya mana?"

"Tidur."

"Kamu bolos lagi bang? ya Allah udah berapa kali Mami bilang, kamu udah kelas 12. Kurang-kurangin bandelnya, kamu mau gak lulus hah?!"

"Doanya jelek amat Mi. Arel kesiangan kali, lagian percuma datang juga. Palingan disuruh bersih-bersih. Ya mending bolos sekalian."

Liana meletakan tas bermerknya dan berkacak pinggang, "Kamu keluyuran pasti kan?!"

"Nggak. Kata siapa, Arel main game semalem."

"Lama-lama Mami sita ya bang motor, mobil sama hp kamu. Fokus sama sekolah bang, emang kamu gak mau lulus dengan nilai terbaik?"

"Mi masih pagi, Arel sarapan aja belum selesai. Mami marah-marah mulu. Lagian tau darimana Arel gak sekol-"

"Gala. Tadi dia nanya ke Ara, Ara tanya ke Mami. Ini Papi belum tau kamu bolos lagi, kalau sampai-"

"Ya jangan sampai lah Mi, Mami tega amat sama anak sendiri."

Liana berdecak, ia lupa tujuan keduanya kesini. Ia melangkahkan kakinya ke kamar anaknya itu dan melirik kesana kemari kemudian mendekati Naya yang masih tidur.

"Nay?" panggilnya.

Tak ada sahutan juga. Liana sedikit menggoyangkan bahu Naya membuat sang empu membuka matanya.

"Mami? maaf Mi, Naya kesiangan. Mami-"

"Kamu sakit? pucat loh mukamu."

Naya menggeleng kecil, badannya sakit kepalanya pening dan sepertinya suhu tubuhnya naik.

"Bentar Mi, Naya bersih-bersih du-"

"Mami antar ke rumah sakit ya." tawar Liana.

Naya menggeleng, tidak separah itu demamnya. Mungkin ini salahnya juga yang berdiam diri dibawah shower tengah malam.

Darrel My Bad Husband [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang