| 37

119K 13K 1.1K
                                    

Wajib follow!!

@_pmahar
@wattpadmahar
@galaksiiagl
@araacaramell
@barastvno
@darrelorion
@kanayaanglc
@birumaheswara
@pancamgntr
@naraalc
@kinansykr
@bimaandromeda

Jgn lupa vote & komen ok. Biar ada smngt up! Pastiin komen tiap paragraf ok, jd aku bisa liat antusias kalian sm ceritanya.ga cuma spam next aja

Seperti keinginan Darrel kemarin. Hari ini Darrel benar-benar menyodorkan koper pada Naya yang masih sibuk mengeringkan rambutnya. Darrel santai saja karena pakaiannya pasti masih banyak dirumah sedangkan Naya, boro-boro.

"Rel masih pagi. Aku aja baru selesai masak. Mami bilang siang juga gapapa." Naya mencabut kabel hairdryernya dan merapihkan lagi ke tempat semula.

"Terserah." Darrel membalikkan badannya dan melenggang keluar kamar.

Naya berdecak pelan, perkara mengobrol dengan satpam saja sampai sekarang marahnya. Ia membuka koper berukuran sedang itu dan memasukkan pakaiannya dengan asal. Hanya menginap dua hari, seperti ingin pindah rumah. Repot.

Beberapa menit kemudian, semua barang-barangnya sudah terkemas. Naya memakai flatshoesnya dan mencabut ponselnya dari colokan kemudian mencari Darrel yang sudah pasti tengah bermesraan dengan game kesayangannya.

"Ayo." ucap Darrel.

"Kamu gak sarapan dulu? aku udah masak."

"Di rumah Mami." balas Darrel.

"Terus masakan aku gimana?"

"Kan udah dibilang. Gak usah masak, udah tau mau ke rumah Mami."

Naya menundukkan kepalanya. Ia harus bangun subuh-subuh agar sempat masak karena ia tau Darrel selalu terburu-buru. Tapi malah tidak dimakan.

Melihat itu Darrel menyingkirkan rasa kesalnya dan berjalan ke arah meja pantry dan langsung menyantap sarapannya. Ia melirik Naya yang ternyata menyadari dirinya tengah memakan sarapan. Perempuan itu membuang muka membuat Darrel mengernyit melihat sesuatu berwarna silver melingkar dileher perempuan itu. Seingatnya, ia tidak pernah sekalipun membeli kalung untuk perempuan itu.

Ingatannya berputar, ia ingat. Itu barang yang Alvaro berikan pada Naya sore itu. Darrel memejamkan matanya. Alvaro tidak bisa didiamkan seperti ini terus.

"Eh kok pergi. Itu belum habis, sisa dikit lagi." ucap Naya.

"Siniin kalung lo." Darrel mengulurkan tangannya.

Naya mengerutkan keningnya, sedetik kemudian ia tersadar, "A-ah ini kalung, aku baru beli-"

"Gue bilang siniin." ucap Darrel dingin.

Naya meremas tangannya sendiri saat kembali berhadapan dengan sikap Darrel yang ini, "Rel jangan gitu. Kamu janji mau berubah. Gak akan dingin-dingin gitu."

"Siniin."

Naya menghadang tangan Darrel yang hendak melepas paksa kalung yang dipakainya, perempuan itu mengalah dan melepas kalung pemberian Alvaro itu. Ia juga tak tau kenapa dirinya memakai kalung itu, hanya karena suka dengan kalungnya atau apa.

Naya memberikan kalung itu ke tangan Darrel dan langsung Darrel tarik hingga putus menjadi beberapa bagian, bahkan liontinnya sudah jatuh entah kemana.

Darrel meremas potongan kalung itu lalu membuka tangannya, "Kayak gini suasana hati aku saat ini." selepas berkata itu, Darrel menggeret koper milik Naya dan berlalu lebih dulu.

Tak ingin masalahnya semakin runyam, Naya berlari menyusul Darrel. Ia ingin sekali mengungkit soal Sandra, tapi lagi-lagi ia harus ingat soal janjinya yang tidak akan mengungkit soal masa lalu lagi.

Darrel My Bad Husband [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang