21. Bukan aku, tapi hatiku memilihmu

87 27 74
                                    

—•••—

"Ini cintaku, ambillah.
Ini jiwaku, gunakan itu.
Ini hatiku, jangan hancurkan.
Ini tanganku, pegang dan bersama-sama kita akan membuatnya abadi."

—•••—

Pukul enam pagi disaat mentari baru bangun dari tidurnya, saat suasana kota masih sepi dan hanya ada beberapa orang saja sedang mengayunkan sepedanya, Termasuk Lani.

Lani senang bersepeda di pagi hari, selain karena urusan menjaga kesehatan, juga karena ia senang dengan suasana pagi. Baginya, pagi hari adalah awal atau permulaan yang seharusnya dijemput dengan sukacita.

Earphone ditelinga kanan dan ditelinga kirinya, balutan knitwear berwarna coklat muda dan celana legging hitam. Outfitnya hari ini membawa aura positif bagi orang-orang yang melihatnya terlebih lagi Lani selalu senyum kepada orang yang ditemuinya.

Tiba-tiba Lani menekan rem sepedanya dengan keras hingga roda seketika berhenti berputar.

"Itukan papa, kenapa dia ada disini ?" Tanya Lani pada dirinya sendiri sembari mengercipkan matanya.

"Papa kesini dan dia gak hubungi aku ?" Lanjutnya

"Dan perempuan itu siapa ?" Lani penasaran ketika ia melihat seorang perempuan memeluk papanya.

"Loh itu bukannya tante Sofie ? Tante Mahesa yang dirumah sakit waktu itu." Lanjutnya lagi

"Ha ? Jangan-jangan mereka." Terka Lani

"Gak! Gak mungkin papa khianatin mama. Aku tahu papa sayang banget sama mama. Lagian gak mungkin juga papa kesini cuman untuk selingkuh." Ucap Lani berusaha berpikir positif

"Tapi dia siapa ? Kenapa dia peluk papa aku ?"

Terlihat papa Lani sedang membawa koper berwarna hitam lalu menaiki mobil dan melambaikan tangannya kepada perempuan itu.

Lani dengan sigap mengayun sepedanya untuk mengejar papanya.

"Papa."

"Papaaaaa ...." teriaknya

Sepuluh menit berlalu, mobil itu tak kunjung menghiraukan teriakan Lani yang sekuat tenaga mengejarnya hanya menggunakan sepeda.

Lani menyerah dan berhenti di depan sebuah pintu gerbang bertuliskan Vondel Park

Lani menyerah dan berhenti di depan sebuah pintu gerbang bertuliskan Vondel Park

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ia memasuki taman tersebut lalu memarkir sepedanya. Lani memutuskan ingin berjalan kaki saja menelusuri taman.

Taman kota terbesar di Amsterdam ini terletak di tengah–tengah antara Leidseplein dan Museumplein. Usia Vondelpark sudah lebih dari satu setengah abad karena didirikan sekitar 1864. Luas Vondelpark awalnya hanya 8 hektar, namun seiring berjalannya waktu luasnya menjadi 45 hektar.

Menyaksikan Pagi dari MatamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang