28. Sequoia

61 28 175
                                    


—-•••—-

"Cinta hanyalah sebuah kata yang tak berarti, sampai seseorang datang dan membuatnya bermakna"

—-•••—-

Matahari mulai menampakkan sinarnya dari celah jendela ruangan Lani dirawat, keadaan kota sudah mulai padat dengan beberapa pejalan kaki menuju tempat kerja. Walau sudah pagi hari Cakra masih terlelap diatas sofa Rumah Sakit dengan berlipatkan tangannya. Lelaki berbaju rajut warna hitam itu masih hanyut dalam tidurnya.

Sedangkan Lani mulai menggerak-gerakkan jari tangannya secara perlahan, disusul dengan matanya yang mulai terbuka meskipun masih terasa pusing tapi Lani tetap berusaha membuka matanya.

"Aww ...." kepalanya terasa sangat pusing.

Lani mengira bahwa dirinya sudah mati, kemudian ia memukul pipi kanannya dan terasa sakit lalu Lani meraba-raba sekitarnya dengan tangan kanannya yang terdapat selang jarum suntik.

"Aku kok bisa ada disini ? Geri mana ?" Lirihnya pada dirinya sendiri. Lalu berteriak memanggil nama sahabatnya dan pacarnya.

"Geriiiiiiiii ..."

"Mahesaaa ..."

"Kalian dimana ?" Teriaknya.

Teriakan Lani membuat lelaki bernama Cakra itu terbangun dari sofa lalu segera menghampiri Lani yang sedang panik.

"Kamu siapa ?" Gagap Lani

"I'm Cakra kemarin aku yang bawa kamu kesini, kamu pingsan dipinggir jalan." Jelas Cakra

Lani terdiam karena masih terasa pusing lalu memegangi kepalanya tak lama kemudian, terasa suara keroncongan yang berasal dari perut perempuan yang baru saja siuman itu.

"Haha" Cakra tertawa kecil

Perempuan itu terlihat malu dan hanya tersenyum.

"Bentar aku order makanan dulu yah." Ucapnya sembari mengeluarkan handphone dari saku celananya.

Setelah menelepon dan order makanan untuk Lani, Cakra meminta Lani agar beristirahat dulu. Ia pun menuruti permintaan Cakra dengan membaringkan tubuhnya dikasur. Perutnya tak henti berbunyi pertanda meminta asupan.

Dua puluh lima menit berlalu pengantar makanan pun datang memakai pakaian berwarna kuning dan hitam dengan beberapa kantong plastik yang berisi makanan. Cakra menyiapkan segala makanan yang ia pesan tadi ada dua jenis sandwich yang berisi ikan salmon dan satunya lagi berisi telur, lalu ada juga avocado twist. Cakra mengeluarkan beberapa air mineral dan juga sebotol susu untuk Lani.

Menu sarapan pilihan Cakra memang sangat baik untuk kesehatan Lani, kaya akan karbohidrat dan juga protein dengan harapan semua kebutuhan gizi perempuan itu cukup terpenuhi.

Perempuan berambut acak-acakan itu mulai mengambil sebuah sandwich berisi telur dan tak lupa juga ia meminum air mineral terlebih dahulu. Lani melahap sebuah sandwich itu dengan cepat.
Lelaki yang berdiri tepat didepannya terlihat heran dengan kelakuan Lani. Perutnya seperti digelitik, ia seperti melihat perempuan sehat sedang makan.

Terlintas dalam pikirannya, "apa ia tahu tentang penyakitnya ?"

"Pelan-pelanlah, makanannya juga gak akan lari kok." Gumam Cakra sembari tertawa kecil

Lani melihat wajah lelaki tersebut lalu mulai mengunyah makanannya dengan lambat.

"Btw maaf semalam aku geledah outer kamu, buat nyari tanda pengenal atau passport tapi kok gak ada yah ? Apa jangan-jangan tas kamu dicopet pas pingsan ?" Tanya Cakra

Menyaksikan Pagi dari MatamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang