36. Awal kehancuran

16 3 12
                                    

—-•••—-

"𝒦𝑒𝓉𝒾𝓀𝒶 𝓂𝑒𝓁𝒶𝓀𝓊𝓀𝒶𝓃 𝓀𝑒𝓈𝒶𝓁𝒶𝒽𝒶𝓃 𝓉𝑒𝓇𝓊𝓈 𝓂𝑒𝓃𝑒𝓇𝓊𝓈, 𝓀𝑒𝒽𝒶𝓃𝒸𝓊𝓇𝒶𝓃 𝓈𝑒𝒹𝒶𝓃𝑔 𝒹𝒶𝓁𝒶𝓂 𝓅𝑒𝓇𝒿𝒶𝓁𝒶𝓃𝒶𝓃 𝓂𝑒𝓃𝓊𝒿𝓊 𝓂𝓊"

—-•••—-

Malam yang sendu bersama guyuran hujan deras membasahi inti bumi seperti seorang istri yang sedang tersakiti atas terbongkarnya perselingkuhan suaminya.

Jarinya terus menahan mulutnya agar tak bersuara tapi malam itu terdengar sangat hening kecuali suara isak tangis sang istri. Ibu Ratna terus menggeser layar handphone tersebut makin banyak potret kebersamaannya bersama sang selingkuhan yang terlihat sangat bahagia dan mesra.

Ibu Ratna sama sekali tidak mengenali perempuan muda itu, ia terlihat sangat cantik dan sexy ditambah dengan lesung pipit yang membuat senyumnya semakin menawan. Rambut pirang yang panjang dan terurai dengan lekukan tubuh terlihat jelas sangat khas dengan wanita-wanita perebut suami orang.

"Jadi ini alasan kamu ..." lirihnya.

Sang istri pun mencari pesan obrolannya dengan perempuan itu, hingga ia menemukan pesan terakhir yang ia kirim 4 jam yang lalu.

"Aku gak pulang dulu yah, besok aku mau ajak Reza jalan-jalan. Have A Nice dream honey 😘"

"Aku nyusul kamu ke Jakarta yah mas, aku bosan disini terus ." balas perempuan tersebut berupa pesan yang tak sempat dibalas oleh suaminya.

Air matanya terus mengalir membaca pesan mesra tersebut, dadanya terasa sesak bahkan untuk bernafas pun rasanya sangat berat. Badannya tiba-tiba tak bertenaga, ia hanya bisa menangis tanpa menutup mulutnya lagi.

"Mah ... mama kok belum tidur ?" Tanya lelaki yang ada dibelakangnya.

"Mah are you oke ?" Lelaki itu menepuk pundak sang istri.

Ibu Ratna menghapus air matanya yang mengalir membasahi pipi mulusnya,"Hmm yah im oke."

"Terus kenapa nangis ?"

"Lagi kangen aja, pah. Sama Lani." Jawab ibu Ratna berusaha tersenyum kepada suaminya.

Keesokan harinya, Reza sedari tadi duduk dikursi meja makan menunggu papa dan mamanya untuk sarapan bareng seperti biasanya.

"Loh mama kemana ?" Tanya papa ketika BI Yani yang menyiapkan sarapan karena tidak biasanya pembantu rumah tangga yang menyiapkan sarapan.

"Gak tau, Pah." Gumam Reza yang masih sibuk membaca buku.

"Biasanya mama yang ..." ucap sang suami yang terpotong ketika ibu Ratna datang tanpa sepatahkatapun langsung duduk dekat dengan anaknya. Biasanya ia duduk dekat dengan suaminya.

"Hummm ada yang aneh," batin Reza memperhatikan gerak-gerik kedua orangtuanya.

"Mama dari mana ?" Tanya sang suami ketika istrinya sibuk mengambilkan makanan buat dirinya.

"Dari sebelah rumahnya Alisa, tanya-tanya kabarnya anak-anak disana." Jawabnya tanpa menoleh sedikitpun melihat wajah suaminya.

Ibu Ratna menyodorkan sepiring nasi goreng kepada Reza buatan BI Yani yang tidak seenak masakan mamanya sendiri.

"Makasih mah," ucapnya meraih nasi goreng tersebut.

Tak banyak drama pagi itu, sepasang suami istri itu kebanyakan diam menikmati makananannya. Ibu Ratna terlihat tidak berselera untuk sarapan terlihat ketika ia hanya mengaduk-aduk nasi goreng miliknya.

Menyaksikan Pagi dari MatamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang