27

2K 217 22
                                        

Mau numpang tanya gaes, cukup jawab okei!

Sebenernya di pikiran Kalian itu Zalen alias Maura itu baik atau jahat?

Oke, sekian pertanyaan absurdnya :)

Salam cans dari Zalen cans


•••

"Gimana sekolah terakhir di SMA Buana?"

Adkha mulai membuka topik percakapan diselingi mengendarai motor besarnya. Zalen mengeratkan pelukannya pada sang kakak, rasanya hari ini begitu lelah. Alias lelah batin dan fisik. Bagaimana tidak, Dia harus mengurus timnya dan kebetulan mata pelajaran hari ini adalah Olahraga dan Sejarah. Sungguh menguras otak dan tenaganya.

"Ngantuk." Jawab Zalen lirih. Adkha melirik dari kaca spion, terlihat wajah adiknya begitu pucat. Sejenak, itu membuatnya khawatir. Ditambah dengan kecurigaannya yang belum memiliki titik terang membuat laki-laki itu frustasi.

Tangan kiri Adkha mengelus tangan gadis itu lembut. Senyuman tipis terukir. Rasanya beda, Ia bergumam dalam hatinya. Perbedaan yang begitu kentara, tapi Dia tak tahu apa itu.

Laki-laki bernetra tajam itu pun fokus kembali pada jalanan yang padat. Ia menyalip kendaraan lain dengan lihai tanpa kesulitan sedikitpun. Yah, walaupun tak ayal banyak pengendara lain yang kesal dibuatnya. Namun tetap, Adkha adalah Adkha. Yang Ia pedulikan di hidupnya hanya dua, adiknya dan Salvadore.

Sejenak pikirannya berkelana di saat Ia berada di sebuah bukit bersama sang ayah. Bahkan semua kata-kata pria yang menjadi idolanya itu masih terkenang sampai saat ini.

"Matahari gak akan pergi sebelum melakukan tugasnya dengan baik dan digantikan oleh bulan. Jadi, di saat Papa pergi, jagalah apa yang harus Kamu jaga sebelum Papa kembali. Ingat, kuatkan tekadmu dan jangan pernah biarkan seorangpun mengendalikan dirimu. Kamu adalah kamu, seorang Andromeda tidak akan dengan mudah tunduk pada siapapun."

"Cahaya Andromeda ada di tanganmu. Jagalah cahaya itu agar tidak redup, karena itu adalah hal kedua yang akan menjadi penuntunmu untuk terus berjalan."

"Papa percaya, dua anak Papa di masa depan akan menjadi pribadi yang kuat suatu saat nanti."

"Adkha dan Alen harus bisa saling menjaga satu sama lain. Ingat, kejahatan bisa berada di manapun dan kapanpun. Jangan terlena oleh satu hal yang hanya akan membuat ikatan persaudaraan Kalian terpecah."

"Melindungi apa yang harus dilindungi. Melepaskan apa yang harus dilepaskan."

Motor yang Adhka kendarai pun berhenti di pekarangan rumah Mereka. Rumah sederhana bercat biru pastel itu terlihat asri dengan beberapa tanaman yang sengaja Zalen tanam agar menambah kesan nyaman sekaligus bisa memiliki kebun versi mini. Lumayan kan, kalau pekarangannya kosong tanpa ada apa-apa?

The Transmigration of Souls : The Same World [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang