45

930 125 3
                                    

YEAYY!!! Beberapa chapter lagi cerita ini bakal selesai. Mwehehe, kira-kira menurut Kalian akhirnya itu happy, sad, atau malah gantung nih? Intinya, endingnya udah Aku siapin dari jauh-jauh hari kok, tenang^^

Okeii, Happy Reading semua--!!

...

Pagi ini Amira, Sevien, Hanna, Vhiona, dan Geani sedang berkumpul di kamar milik salah satu dari Mereka. Tak lain dan tak bukan adalah kamar milik Geani Yeshica Brienne. Rumah gadis itu amat sepi. Kebetulan orangtuanya sedang memiliki urusan di luar rumah. Vhiona mengernyitkan dahinya saat mengamati kelakuan Sevien yang hanya mengganti siaran televisi tanpa minat.

"Heh, jadi Lo mau nontonin apa, sih? Jangan ganti-ganti aja!" Tegurnya, Sevien melirik gadis itu sejenak dan menampilkan cengiran khasnya.

"Gabut Gue."

"Nyeh! Gabut mulu idup Lo. Udah jadi beban dunia, ngomong gabut, enak banget idup Lo."

Hanna terkekeh saat melihat ekspresi kesal sahabatnya itu, Ia membenarkan rambutnya. Dia terlihat sangat berbeda saat di sekolah dan di luar sekolah. "Nge-jleb banget omongannya kan, Sev?" Godanya dengan pandangan yang sedikit teralih pada Geani yang sedang membaca sebbuah novel yang selalu Ia bawa kemanapun.

Sevien mendelik, "Bertumbuk mau?!"

"Ampun, Bu Jago."

Amira sedikit mencondongkan tubuhnya untuk bisa mengintip bacaan gadis itu, namun dengan sigap Geani menggeser tubuhnya menjauhi Amira yang mengerucutkan bibirnya kesal. "Ish! Kamu tuh kenapa sih, Ge? Lagian itu cuma novel." Kedua matanya seketika memicing, " Atau jangan-jangan itu novel plus-plus ya?! Hayooo, Geanii, dosa loh!"

Plakk

Geani melototkan matanya, dengan reflek Dia memukul punggung gadis itu. Alhasil, gadis manis itu mengaduh kesakitan. Benar-benar, sepertinya otak Amira sudah ternodai oleh cerita-cerita Wattpad atas hasutan Sevien. Setan emang!

"Ngadi-ngadi! Perasaan otak Lo gak jauh-jauh dari kek begituan deh. Cuci otak sana, biar bener dikit. Dan Gue tekanin, ini bukan novel 21+. Paham?!" Setelah mengklarifikasi sedikit dengan suara ngegas, Geani memutuskan untuk pergi dari kamar untuk buang air kecil di kamar mandi dekat dapur. Ia menyimpan novel berwarna peach itu di atas meja dapur lalu berjalan memasuki kamar mandi.

Setelah kepergian Geani dari kamar bernuansa hitam putih itu, Vhiona mulai membereskan beberapa make up sampai skincare miliknya untuk dimasukkan ke dalam tas. "Mau ke mana Lo? Buru-buru banget." Celetuk Hanna dengan salah satu alis yang terangkat.

Vhiona menghentikan kegiatannya sejenak, "Gue disuruh pulang sama Bokap. Ada urusan."

Gadis itu menenteng tasnya dan mulai berjalan keluar kamar, "Gue duluan." Pamitnya dan diangguki yang lain. Setelah yakin Dia pergi dari rumah Geani dengan mengendarai mobil berwarna silver, Amira dan Sevien saling lirik penuh arti. Diikuti Hanna yang membalikkan badan sembari tersenyum miring.

Mereka saling mengangguk. Amira segera keluar dari kamar, diikuti Hanna yang membawa sebuah buku yang persis dengan milik Geani. Mereka mengendap-endap ke dapur. Tatapan menyelidik Mereka terhenti saat melihat sebuah buku yang menjadi alasan Mereka ke rumah ini. Amira mengkode Hanna untuk segera beraksi. Dengan secepat kilat Hanna berjalan ke arah meja makan dan menukar buku novel yang Mereka incar dan menggantinya dengan buku dengan judul yang sama dan semirip mungkin.

Senyum Amira mengembang sempurna. Akhirnya rencana Mereka bisa dilakukan dan berhasil.

Hanna segera kembali ke tempat di mana Amira bersembunyi dan menyimpan buku novel itu di dalam tas milik Amira. Mereka tersenyum penuh arti. Jujur, jantung Mereka seakan lari marathon untuk melakukan hal ini.

The Transmigration of Souls : The Same World [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang