35

1.2K 138 17
                                    

Nara Rajendra

•••

Aku sudah lelah untuk menjadi seorang perempuan yang baik. Karena yang selalu terjadi adalah, antagonis selalu akan menjadi yang terdepan bahkan lebih dari protagonis.

-Nara Rajendra-

•••

Ctarr

Ctarr

"BRENGSEK!"

Tubuh seorang gadis berkuncir kuda sudah dipenuhi akan lebam dan garis-garis merah yang mengeluarkan banyak darah. Sedangkan sang pelaku tertawa kesenangan dengan apa yang dilakukannya.

"Kamu lucu di saat seperti ini, Maura. Kamu sama seperti dulu, terlalu lemah dan bodoh sampai-sampai harus selalu dilindungi oleh sahabatmu itu." Cibirnya dengan senyuman yang tak luntur untuk menyiksa Zalen yang meringis kesakitan.

Namun tak ayal, sebuah tatapan benci Ia arahkan pada gadis bertopeng itu. Zalen tertawa sinis, Ia juga menatapnya penuh akan hina. "Gue lebih rela dicap sebagai pengecut daripada harus dicap sebagai pengkhianat. Lo terlalu mudah untuk mati, Nara Rajendra. Lo harusnya disiksa terlebih dahulu lalu dikirim dan dibawa sama malaikat!" Balasnya dengan tatapan yang menyorot dengan amat tajam.

Kedua tangannya bergetar sambil memegang rantai yang menarik tangannya ke atas untuk menahan bobot tubuhnya yang bisa saja roboh walau sebuah rantai dapat dipastikan akan membuat tubuhnya terus berdiri tanpa mempedulikan tubuhnya yang benar-benar sakit dan perih. Kulit-kulitnya seakan terbakar dan darahnya tak berhenti mengalir sedari tadi.

Nara berdecih, gadis itu melempar cambuk yang sebelumnya Ia pakai untuk memyiksa Zalen dan mempautkan bibir gadis malang di hadapannya dengan senyuman penuh amarah.

"Kamu tidak tahu apapun, Maura. Jadi, jangan berlagak Kamu tahu semuanya. Dan lagi, Aku tidak merasa bersalah harus berkhianat pada Scorpion. Mereka terlalu mempercayai semua anggotanya seakan Mereka tak akan pernah bisa berkhianat. Padahal, pikiran setiap manusia itu tak pernah bisa dibaca kecuali diri sendiri. Dan, yah, Aku muak dengan Diego yang merasa jika Dia adalah ketua yang terbaik. Padahal, DIA BURUK! SANGAT BURUK! Bahkan Dia tak bisa menyelamatkan orangtuaku saat di sandera oleh orang-orang dunia hitam yang menginginkan harta keluargaku! HARTA KELUARGA RAJENDRA!"

Mata Nara seketika berkaca-kaca, "Kau tahu rasanya di saat orangtuamu sekarat di hadapanmu dan sialnya Kau tak bisa melakukan apapun?! Sakit! Sangat sakit! Dan di saat itulah tubuhku tidak bisa bergerak, seakan-akan ada yang memgendalikan tubuhku agar Aku diam menyaksikan kedua orangtuaku dipenggal hidup-hidup dan adik kecilku dimasukkan ke dalam air panas yang mendidih!" Isaknya, air matanya sudah mulai berjatuhan satu persatu.

Seketika, Zalen membeku. Jadi selama ini, keluarga Rajendra yang semua orang kira ada di luar negeri telah meninggal dan hanya memyisakan putri tertuanya dengam banyaknya kekayaan? Dan Mereka dibunuh secara sadis? Tapi siapa?

The Transmigration of Souls : The Same World [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang