Second

2.9K 340 24
                                    

5 Tahun yang lalu... (full of flashback)

Jay kembali dari rumah sang tetangga, tak ada alasan khusus untuk mengunjungi tetangga dekatnya itu, ia hanya bermain seperti hari-hari biasanya. Tidak setiap hari memang, tapi Jay cukup sering kesana, Hanya sekedar berkunjung ataupun menemani anak tetangga yang sendirian di rumah.

Hari ini, ia pulang lebih awal dari biasanya, ia memiliki rencana bersama sang pacar untuk malam minggu bersama. Jay mulai bersiap, mengenakan sweater hitam-abu, serta sepatu senada. Jika Jungwon melihat tampilannya sekarang, mungkin ia akan mengejeknya. Bukan apa, tapi penampilan Jay bisa dibilang rapih, begitu kontras dengan penampilannya saat di rumah.

Kaki jenjangnya berjalan menuju arah parkiran rumah mewahnya, menyalakan motor sport hitamnya dengan cepat, dan melesatkannya menuju cafe didekat lokasi kedua pasangan itu bertemu. Ia memilih untuk mampir ke cafe sebentar, karena jam pertemuan mereka masih terbilang cukup lama.

Tangan besarnya membuka pintu utama cafe itu, pandangannya beredar mencari bangku kosong untuk disinggahi, sebelum ia menemukan dua pasang pria dan wanita yang sedang bercumbu mesra di pojok cafe.

pacarnya, serta pemuda yang ia tahu sebagai mantan kekasihnya.

Jay tak dapat menyembunyikan raut kecewanya, lagi-lagi kisah cintanya berakhir mengenaskan. Lagi-lagi, semesta mempermainkan hatinya.

"Aku ingin hubungan kita sampai disini"

kata nya pada seorang gadis di seberang sana, dengan nada suara dingin yang tak terbantahkan.

"Tapi kenapa? Kau aneh, hari ini kita berjanji untuk menonton, tapi kau tidak datang. Sebenarnya kamu kenapa, Jay?"

Jay tertawa pelan, gadis licik itu sangat mudah bersandiwara, tapi sayang semua itu telah terungkap,

"Kau memegang dua hati, dan salah satu hati itu telah hancur, dan itu adalah aku. Masih pantaskah kita melanjutkan hubungan ini? Dengan keadaan kau yang bermain belakang dengan orang lain?"

"Apa maksudmu?"

Jay kesal, ia terlampau kecewa, Panggilan itu ia akhiri, dengan helaan napas yang panjang sedikit mengurangi rasa kesal dalam hatinya.

Aerith❤️

kita putus
20.40

kontak ini telah di blokir

Putus secara mengenaskan, Cintanya sangat malang, Hatinya sangat lugu sehingga seringkali di permainkan layaknya sebuah mainan. Jay menyerah, ia menyerah untuk mencari cinta, mulai detik itu ia akan menganggap bahwa cinta adalah kesenangan sementara.

Setidaknya ia masih bisa bernapas lega, ia tak sendiri untuk menghadapi ini semua, Jungwon selalu ada untuknya. Memberinya segala kata penenang untuk hati yang sedang gundah. Seperti sekarang contohnya.

Mereka tengah berada di sebuah danau, setelah Jay meminta tetangganya itu untuk menemaninya mencari angin malam.

"Kak Jay, cinta itu kadang menyakitkan. Tapi, itu adalah sebuah jalan untuk kita menemukan cinta yang nyata. Tidak semua cinta berakhir derita, dan tidak semua cinta berakhir bahagia pula.

Orang bilang, hidup itu seperti hujan. Diterjang badai, mendung, dan suram selalu ada. Tapi dibalik itu, ada pelangu yang membawa keindahan pada cakrawala yang baru saja menangis.

Kak Jay kini tau sifat Aerith, itu berarti Tuhan tak menginginkan Kak Jay untuk lebih lama tersiksa dengan cinta itu."

"Tapi, Semesta tak hanya sekali mempermainkanku seperti ini, Jungwon. Hatiku sepenuhnya belum sembuh, dan tiba-tiba semesta mempertemukan kita, dia buat hati kakak berangsur sembuh. Dan ketika kesembuhan itu mulai datang, ia menjatuhkan ekspektasiku lagi."

Bahu tegapnya ditepuk pelan. Jungwon-nya berusaha menenangkan ditengah pikiran Jay yang berkecamuk.
senyuman manis Jungwon terbit, membuat Jay sedikit merasa tenang. Senyuman yang seakan mengatakan 'semua akan baik-baik saja'

"Kak, jika dibandingkan dengan semesta yang punya kenyataan, manusia hanya punya ekspektasi dan angan, yang akan kalah telak jika mereka bersandingan.

yang bisa kita lakukan hanya menerima dan berusaha berbenah. Membuat rencana agar tak lagi kecewa di hari kemudian.

Kakak itu sempurna dengan cara sendiri. Aku yakin, banyak diluaran sana yang tulus ke kakak..."

Jay menyimpan rapih perkataan Jungwon. Memang benar, ia hanya punya angan tapi semesta punya kenyataan. Dia tak bisa protes, apalagi mengelak.

"Ada yang tulus kepadaku?"

Jungwon mengangguk semangat, senyuman manis tak pernah luput dari wajahnya, membuat Jay mau tak mau pun ikut tersenyum karenanya.

"Ada"

'termasuk aku kak. Aku menunggumu disini. Tapi sayang, kau tak pernah melihatnya,' 

batin Jungwon melanjutkan.

to be continue

to be continue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ANDERS - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang