Pemuda bersurai blonde itu hanya bisa termenung, memikirkan maksud dari ucapan singkat sang teman yang sayangnya selalu terbayang, serta berbagai asumsi negatif dari Jungwon beberapa hari ini. Jay mengepulkan asap dari batang rokok ketiganya hari ini, ia stress dan pelariannya hanya pada benda kecil berapi itu.
"Kau kenapa?"
Kini, Jay beserta kedua temannya, Sunghoon dan Ni-ki tengah berada pada sebuah club malam pinggiran kota, tempat favorit ketiganya beserta Heeseung melepas penat.
"Aku kenapa?" Jay kembali melamun, menolak teman-temannya untuk mengetahui apa yang sedang terjadi. Tanpa sadar jika keduanya pun sudah tau.
"Jangan bohong!"
Jay menghembuskan napasnya kasar, memang sia-sia jika membual pada temannya itu, mereka sangat peka berbanding terbalik dengannya yang kaku.
"Jungwon mulai menjauh. Dua hari ini aku tak melihatnya. Kata Heeseung, Jungwon tak mau menemuiku"
sudut pandang - Sunghoon
Sunghoon terdiam, Ia bingung harus merespon bagaimana. Kini ia dalam posisi serba salah.
Di satu sisi, Jika ia jujur Jungwon akan kecewa. Tapi di sisi lain pula, Jika Sunghoon berbohong Jay akan semakin salah paham, dan berimbasnya pada Jungwon juga. Pada akhirnya keduanya sama, berakhir dengan hati Jungwon yang hancur.
Lamunannya buyar, kala Ni-ki dengan sengaja menginjak kakinya, menyadarkannya bahwa Jay yang masih menatapnya dengan tatapan heran. Mungkin Jay curiga, tau jika Sunghoon menyembunyikan sesuatu darinya.
"Jawab dengan hal yang menurutmu benar," bisik Ni-ki pada Sunghoon, berusaha tidak menimbulkan kecurigaan yang semakin membesar.
"Jungwon sedang berjuang," Pilih Sunghoon pada akhirnya,
"Berjuang? Untuk apa?"
Sunghoon berusaha agar tidak gugup, meminimalisir ekspresinya agar tak seperti orang yang sedang di interogasi, menahan semua kata yang ingin keluar agar tak menimbulkan masalah berkelanjutan.
"Berjuang untuk....
Ujian? Bukankah kelas 11 sebentar lagi akan diadakan ujian kenaikan kelas? Benar kan, Ni-ki?"
Pilihan Sunghoon untuk tetap menyembunyikan realita, membiarkan sang pelaku utama lah yang bertindak, pasrah dengan kesakitan Jungwon yang akan bertahan lebih lama.
Sudut pandang - tamat
Ya, benar kata kaum tua terdahulu. Jika kau sekali membuat kebohongan, maka kebohongan itu akan selalu berkelanjutan. Seperti manusia yang berkembang biak, kebohongan pun begitu.
Sikap tercela, yang sayangnya selalu menjadi candu untuk semua insan. Menutupi kebohongannya, dengan kebohongan lainnya untuk bersembunyi serta melarikan diri dari faktanya.
Semua manusia bermuka dua, meskipun ia adalah antagonis, ataupun protagonis sekalipun.
A N D E R S
"Jay, kudengar minggu depan kau sudah mulai bekerja?"
Ni-ki berusaha mengalihkan obrolan, memutus rasa canggung yang memuakkan. Mengakhiri topik sensitif yang dapat membuatnya mengingat perjuangan menyakitkan yang dilalui temannya.
Cinta itu rumit, Ni-ki malas untuk mengurusi apalagi terikat dengan cinta itu sendiri.
"Ya, ayah membutuhkan bantuanku"
KAMU SEDANG MEMBACA
ANDERS - END
FanfictionJay terlalu denial, untuk jungwon yang menderita hanahaki karnanya. WARNING ! - Bxb ( no homophobic ) - jay!dom , jungwon!sub - 100% fiction - semi baku - hurt/comfort cr. wonxview