seventh

1.4K 238 77
                                    

Sudah hampir setengah jam Jungwon menunggu Jay, terduduk manis sambil termenung di bangku masuk Dufan. Mencoba menghubungi nomor Jay yang sayangnya panggilan dari Jungwon selalu terabaikan.

Jay mengingkari janjinya lagi, seperti dulu saat ia memiliki kekasih. Tidak biasanya Jay seperti ini, sebenarnya ada apa?

Cakrawala sore itu semakin meredup, mendung menemani hatinya yang sedih, seakan memberitahu Jungwon bahwa cintanya tak akan menemui.

"Kak Jay kemana? Jungwon takut"

Rintik hujan mulai menyapa, disertai guntur yang menerpa. Jungwon takut petir, Jungwon takut hujan, tapi Jungwon tak tau harus berbuat apa. Ponsel di tangannya mati, tak ada yang bisa dihubungi kali ini.

Pemuda manis itu lagi-lagi menangis, menangisi kehidupannya yang teramat miris. Tak peduli badannya yang kini basah total, Jungwon hanya ingin menangis dan menangis lagi.

"Hujan bisa buat orang mati nggak? Kalau boleh, aku ingin mati sekarang. Setidaknya, aku mati dengan masih membawa cinta yang sakit ini"

A N D E R S

Jay brengsek. Jay bodoh. Disaat seseorang tengah berjuang melawan ketakutan demi menepati janjinya, Jay justru kini tengah bergembira. Menyesap es mocca latte di tengah restoran mewah bersama masa lalunya. Melupakan janji terdahulu yang telah dirancangnya.

"Aerith, sudah malam. Mau kuantar pulang?"

Tak menunggu lama, keduanya keluar dari restoran. Melempar senyum rindu satu sama lain. Tanpa mengira, bahwa salah satunya lagi-lagi hanya bermain.

Someone who hurts, Will not be someone who gives healing. Tapi sayang, Jay terlalu goblok untuk yang satu ini.

"Selamat tinggal, sampai jumpa besok. Good night"

Kegiatan Jay yang hendak menjalankan mobil menuju kediamannya terhenti, ponselnya berdering dan nama Sunoo terlihat pada layarnya.

"Halo, Sun"

"Mau pulangin Jungwon jam berapa?"

"Hah? Pulangin gimana?"

"Kan kak yang ngajak dia ke dufan. Kok belum pulang? Udah malem ini, kak Jay"

Jay terdiam, Ia mengingat janji itu. Merasa menyesal tidak memberi informasi kepada Jungwon. Sekarang dimana Jungwon? Jay pun tak tau.

"Halo kak Jay?"

"I-iya noo"

"Jungwon gimana kak?"

Bingung, Jay kalut. Jungwonnya tak ada di rumah, lebih chaos lagi Jungwonnya pun tak lagi bersamanya.

"Jungwon... Nginep"

Teleponnya dimatikan, Jay tak membutuhkan respon dari Sunoo lebih jauh, yang harus Ia lakukan sekarang adalah mencari keberadaan tetangga kecilnya itu, membawanya pulang serta meminta maaf.

A N D E R S

Entah sudah berapa lama Jungwon berjalan, menyusuri jalanan yang mulai sepi dan gelap dengan memeluk tubuhnya yang menggigil parah. Yang Ia tahu, tubuhnya semakin melemas, kepalanya mulai berkunang-kunang, serta matanya yang sudah menyembab.

ANDERS - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang