Heeseung menatap nanar hasil tes kesehatan milik adiknya. Jungwon memburuk, tubuh Jungwon semakin memaksanya untuk menyerah. Itu tidak baik, Heeseung tidak mau kehilangan adiknya hanya karena sahabatnya. Jay.
"Jay, lo brengsek"
Kertas itu dilipatnya, lalu di selipkan pada saku belakang celananya. Sekarang, bukan waktunya untuk memandang kertas itu, adiknya ada disana. Menunggu hasil beserta Heeseung yang membawa.
"Kak, Hee. Udah?"
"Sudah"
Jungwon menatap kakaknya melas, memandang sedih pada netra Heeseung. Penuh kebohong, itu yang bisa Jungwon lihat dari mata Heeseung.
"Kak Hee. Jungwon udah tau, gausah nutupin lagi"
Lagi-lagi Heeseung melihat adiknya menangis. Jungwonnya terpukul, terpukul atas rusaknya bunga kesayangan yang tertanam dalam tubuh. Merasa kecewa tidak bisa merawat bunga itu hingga subur dan menghilang.
"Jungwon gak bakal bisa sembuh ya kak?"
Jungwon meraung, Heeseung pun menangis. Keduanya saling memeluk, berusaha menghalau tusukan ghaib dari semesta, meskipun tau sampai kapanpun semesta akan tetap pada posisi pertama.
A N D E R S
"Seung, Lo dimana?"
"Rumah sakit. Kondisi Jungwon memburuk"
Jake terdiam, berusaha memproses. Adik kecilnya semakin sakit, dan wanita ular itu telah bangkit. Sial. Kenapa takdir sangat hebat dalam bermain alur.
"Kata dokter, Jungwon gak ada harapan lagi. Jika Jay tak segera membalas cintanya"
Kini giliran Jake yang menangis. Ditemani terpaan angin malam hari, serta bel mobil yang saling bersahutan.
"Aku otw kesana"
"Besok saja. Kau ada janji dengan Sunghoon, bukan? Sunghoon nanti sepertinya membawa Jay dan Ni-ki. Jika ada Ni-ki, pasti pun ada Sunoo
Jangan buat rencana kalian berlima buyar hanya karena adikku. Aku tetap dirumah menjaga Jungwon, kalian bersenang-senanglah"
"Seung.."
"Sudah, tak apa. Besok kau, Sunghoon, Sunoo, dan Ni-ki boleh kesini. Tolong jangan beritahu mereka terlebih dahulu"
Sambungan terputus, Jake masih terdiam hingga klakson mobil lain mengagetkannya. Mobil sedan hitam milik Jay terlihat, sang empunya keluar. Tak langsung menghampiri Jake, Ia justru berbalik menuju kursi penumpang.
Mempersilahkan dengan lembut seorang wanita untuk keluar.
"Jake, sudah menunggu lama?"
"Lo, ngapain disini?" Jake tak menjawab pertanyaan temannya, matanya terus fokus kearah wanita disebelah Jay. Memandanginya dari atas hingga bawah dengan tatapan sinisnya, seolah menilai penampilannya yang terlalu berlebihan.
"Kita mau ke pantai, bukan ke club. Bajumu kelebihan bahan banget, mau kubeliin baju yang lebih waras?"
Ketiganya terdiam, tangan Aerith terkepal ingin memukul pemuda tampan di depannya namun Jake lebih cekatan, tangannya langsung menepis pukulan itu, membuat Aerith sedikit terhuyung kebelakang. Jika Jay tak tangkas meraih pinggangnya, mungkin Aerith akan terjatuh dengan aethetic ke belakang.

KAMU SEDANG MEMBACA
ANDERS - END
FanfictionJay terlalu denial, untuk jungwon yang menderita hanahaki karnanya. WARNING ! - Bxb ( no homophobic ) - jay!dom , jungwon!sub - 100% fiction - semi baku - hurt/comfort cr. wonxview