tenth

1.4K 234 16
                                    

Seperti rencana mereka tadi, Jake, Sunghoon, Sunoo, serta Ni-ki telah berada di Rumah sakit. Keenam manusia adam itu tengah berkumpul di kamar rawat Jungwon, memberinya semangat serta bujukan-bujukan kecil untuk melepas cintanya, dan kembali kepada Jungwon yang ceria seperti 5 tahun yang lalu.

"Kalian gak bilang kak Jay, kan?"

Keenamnya menggeleng dengan kompak. Mana berani mereka untuk mengungkapkannya, mereka tak punya hak, itu adalah keputusan Jungwon untuk merahasiakannya.

"Kak Jay kemana?"

"Disini, di rumah sakit. Tadi, perempuan itu tiba-tiba demam. Lemah banget, kena udara pantai aja langsung modar. Tapi tenang, dia gak tau kok kalau kita juga disini"

Ocehan Sunoo itu membuat Jungwon terkekeh pelan, Temannya itu sangat menggemaskan jika sedang menjelek-jelekkan orang lain.

"Udah Won, udah malem. Mending kamu tidur, biar kamu besok urah boleh pulang"

Heeseung menepuk sayang kepala adiknya, memberi sedikit afeksi yang sekiranya membuat Jungwon tenang atas kegelisahannya. Kegelisahannya atas umur yang mungkin sebentar lagi akan terhapus.

"Besok Jungwon boleh jalan-jalan sendirian gak kak? Cuma di rumah sakit kok"

"Kenapa? Kakak besok gak ada kelas kok, bisa jaga kamu juga"

"Jungwon cuma pingin sendiri kak, Kakak udah gak bolehin Jungwon sekolah. Padahal cuma saat sekolah Jungwon bisa mandiri, tanpa kakak. Dan sekarang, Jungwon minta waktu untuk sendiri. Boleh ya?"

Tangan yang lebih muda meraih tangan Heeseung, matanya bersinar seolah mengatakan bahwa ia mampu untuk berdiri sendiri, bibir tipisnya pun mengulas senyum lebar yang indah nan apik. Heeseung kalah, ia tak bisa menolak permintaan adiknya itu. Heeseung tak mau Jungwon bersedih apalagi kecewa karnanya.

"Oke, hanya di taman rumah sakit"

A N D E R S

"Jungwon, sekali lagi saya tanya. Yakin tidak mau mengambil bunga itu?"

Jungwon benar-benar datang sendiri, datang ke taman, Sedikit merasa terkejut ketika sang dokter yang telah merawatnya 5 tahun belakangan menyusulnya disana.

"Jungwon yakin, dokter. Bunga itu datang secara mandiri, dan tentu perginya juga harus mandiri."

"Tapi, Jungwon..."

"Dokter, jika tanaman itu hilang dari tubuhku, apa ada jaminannya jika hatiku tak lagi sama? Semua sama, aku cinta kak Jay, karena itu adalah Kak Jay. Bukan karena tumbuhnya tanaman ini.

Tanaman ini adalah pemanis, untuk cintaku yang pahit. Ya walaupun, tanaman ini semakin membuat aku menderita. Jungwon permisi dokter. Selamat pagi"

Jungwon bangkit, melangkah pergi meninggalkan taman beserta si empu yang masih mematung.

"Cinta dia murnih, bening seperti air yang mengalir membasahi bumi. Sayang, nasibnya tak seputih gunung Denali"

Jungwon terus melangkah menyusuri koridor, kembali ke ruang inap yang telah merambat sebagai penjara dunia. Ia jadi rindu perpustakaan kota, tempat favoritnya bersama Jay dikala suntuk atau sekedar ingin menghilangkan bosan

Seandainya hari ini sama, seandainya hari ini Jay bisa bersamanya, mungkin Jungwon akan lebih bahagia. Namun apa daya? Jungwon hanya tetangga di mata Jay, Jungwon juga bukan lagi prioritasnya.

Langkahnya terhenti, di depan sana terdapat sebuah siluet yang sangat ia kenal, siluet dari seseorang yang baru saja terlintas pada pikirannya. Jay, berjalan mendekat kepadanya. Tangannya disembunyikan dibalik tubuh, menyembunyikan selang infus yang masih tertancap pada tangan indahnya.

"Lho, Jungwon. Kok ada disini?"

Raut bertanya dari Jay membuatnya kikuk, digaruknya tengkuk yang tak gatal dengan senyuman paksa pada belah bibirnya.

"Eh, anu.. Jungwon demam. Tapi gak masalah! Cuma diare biasa kok"

"Serius?"

"Iyaa, kak Jay juga kenapa disini? Kak Jay sakit?"

"Oh enggak! Temen kakak yang sakit. Udah ya Won, aku duluan. Temenku nungguin. Maaf ya gak bisa jenguk, kakak lagi ada urusan di kantor nanti siang"

Jay melangkah, punggungnya mulai menjauh dari pandangan yang lebih muda,

"Kak Jay!" Jungwon berteriak, berharap Jay masih bisa mendengar suaranya. Dan benar, Jay berbalik untuk memandangnya.

"Cepat sembuh ya, untuk Kak Aerith"

Dapat Jungwon lihat, Jay tersenyum lebar dengan kepala yang mengangguk kecil sebelum pria itu mengayunkan tangannya dan melanjutkan langkahnya.

'cepat sembuh juga, untuk hati yang sedang berjuang di dalam sana' batin Jungwon melanjutkan.

A N D E R S

"Sunoo, tadi aku lihat Kak Jay"

Jungwon dan Sunoo sedang berada di kantin rumah sakit, tadi Jungwon meminta sahabatnya untuk kemari menemaninya memakan jajanan disana sambil bercerita. Sunoo yang bercerita tentang suasana sekolahnya, sedangkan Jungwon yang bercerita tentang kesehariannya di rumah sakit yang teramat membosankan. Jungwon itu bandel, dia gak akan bisa berdiam diri di dalam kamar inapnya terlalu lama, dan akhirnya berakhir dengan Jungwon yang setiap hari mengitari gedung rumah sakit yang lumayan besar itu.

"Lalu? Kak Jay bagaimana? Dia tahu?"

"Tidak lah! Aku tadi bilang ke dia kalau lagi demam biasa. Hehe"

Sunoo yang sedari awal berada tepat di hadapan Jungwon tiba-tiba berpindah, duduk di sebelah pemuda berlesung pipi itu sambil merangkul sayang pundaknya.

"Kenapa kamu gamau jujur ke dia, Won?"

"Kalau aku jujur, bisa jadi Kak Jay yang tersiksa Sun. Kak Jay yang hidup dalam kebohongan nantinya. Membuat gestur layaknya cintaku terbalas, padahal nyatanya tidak.

Dan lagi, Jika aku jujur apa bunga ini akan menghilang? Bunga ini akun hilang jika Kak Jay juga mencintaiku. Mencintaiku dalam arti tulus dan ikhlas, bukan hanya sandiwara semata"

Lagi-lagi Jungwon membuat lawan bicaranya terbungkam, terdiam atas semua tutur katanya yang lugu, terdiam atas seberapa hebatnya kekuatan cintanya yang hampa.

"Jungwon, suatu saat nanti kalau kamu menyerah, bilang ya"

"Pasti"

to be continued

Temen temen, Jangan panggil aku kak/author dong

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Temen temen, Jangan panggil aku kak/author dong. Aku gak enak bacanya😭

Panggil aku Vee aja, jangan ada embel embel kak apalagi author. Owkiee, itung-itung juga biar kita semakin akrab. Hehe

ANDERS - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang