1. Orang yang kutemui

466 93 20
                                    

Jika bumi adalah sebuah lingkaran yang tak berujung, apakah itu tandanya ada kesempatan tak terbatas seperti itu yang dimiliki manusia untuk mencintai seseorang?

Anehnya Tuhan selalu mempertemukan manusia lebih dulu dengan orang yang tidak ditakdirkan bersama dengannya.

***

"Aku mau pertunangan ini berakhir."

Sepotong kalimat yang akhirnya berhasil Leksi lontarkan setelah mati-matian ia tahan selama ini, membuat gadis itu diam tak bergeming tanpa menatap lawan bicaranya.

Ia tahu betul resiko apa yang menantinya di depan setelah satu kalimat itu.

Ia dan tunangannya sudah menjalin hubungan sejak SMA, mereka di jodohkan setelah sama-sama berada di semester 2 jenjang perkuliahan saat itu.

Dan tunangannya pun bukan dari kalangan biasa, melainkan 'satu level' dengan seorang Agnia Elaksi, putri tunggal pemilik perusahaan rokok di Indonesia. Tunangannya adalah Doni Bramanta, anak sulung dari keluarga pemilik rumah sakit swasta terbesar di indonesia.

Doni menatap Leksi dalam, tangannya mengulur mengangkat kepala tertunduk milik Leksi.

"Udah gila?" tanya Doni.

Leksi memberanikan diri menatap mata laki-laki didepannya itu,

"Aku cape, pertunangan ini cuma ilusi—Ga ada yang benar-benar jatuh cinta di antara kita!" tegas Leksi.

Doni menarik rambutnya frustasi, seolah ada perasaan yang ia tahan mati-matian di dalam hatinya.

Ia kembali menatap kedua manik mata Leksi dengan penuh kekecewaan, entah apa yang ia harapkan selama ini pada gadis itu.

"Lo tau konsekuensinya kalau kita putus kan? semua aset atas nama kita, yang di kasi orang tua lo bakal jadi milik gua sesuai kontrak yang kita setujui di awal perjodohan." jelas Doni.

Leksi menatap tak bergeming, "Iya aku tau, dan aku ga butuh itu semua." jawabnya.

"Dasar aneh."

Jauh sebelum keputusan gila yang Leksi ambil sekarang, hidupnya sudah penuh sorotan. Baik dari kerabat, kolega atau bahkan musuh dari bisnis pesaing orang tuanya. Bagi mereka hidup Leksi adalah sasaran empuk untuk menggoyahkan perusahaan raksasa yang di miliki oleh keluarga Elaksi.

Dan tepat setelah Leksi memutuskan pertunangan, namanya menjadi kata kunci paling dicari di platform bisnis, yang membuat saham perusahaan keluarganya drop di nominal 30%.

Bertahun-tahun setelah memutuskan pertunangan, Leksi dicap sebagai seorang pembangkang di rumahnya.

Bahkan ketika Leksi kini sudah menempuh semester 6 untuk kuliahnya atau kurang lebih satu tahun setelah kejadian.

Ibu dan Ayahnya bertindak sangat keras setelah keputusan yang Leksi buat, mereka menarik semua aset atas nama Leksi yang diberikan sebagai hadiah pertunangan anak mereka itu, termasuk apartemen mewah yang Leksi tempati sehari-hari selama berkuliah.

Leksi mengingat kembali kalimat yang ayahnya lontarkan saat mengetahui keputusannya dulu,

"Anak kurang ajar, setidaknya jika tidak berguna jangan berulah!" ujar Ayahnya berkacak pinggang penuh dengan amarah di hadapan Leksi yang sedang berlutut.

Bagi Leksi, cukup 21 tahun hidupnya dikekang habis-habisan oleh orang tuanya demi menjaga martabat, tapi tidak untuk hidupnya yang selanjutnya.

Bertahun-tahun Leksi mencoba bertahan dengan perlakuan orang tuanya itu, sampai pada akhirnya ia tersadar,

ELAKSITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang