Noran memeriksa pesan masuk di handphonenya setelah kelas kuliah sore ini selesai.
Mama : setelah selesai kuliah datang untuk makan malam bersama investor perusahaan, ajak ayahmu juga.
Noran mengembuskan nafasnya kasar nyaris kehilangan kesabarannya setelah membaca pesan tersebut.
Noran benar-benar tidak ingin datang malam ini, karena ia hanya akan menjadi boneka penghibur untuk menggaet investor itu.
Ia dan keluarganya benar-benar harus terlihat seperti keluarga yang rukun, walaupun sebenarnya keluarganya hanya lah seonggok pecahan gelas kaca yang disusun dengan paksa untuk mengelabui orang.
Dengan sisa kemarahan yang masih memendam di hatinya, Noran melajukan motornya dengan cepat keluar dari gedung fakultas, di perjalanan dekat dengan gerbang kampusnya ia melihat seorang gadis berdiri menatap handphonenya.
Yang Noran yakin dari postur gadis itu, ia adalah Elaksi.
Noran tiba-tiba teringat sesuatu, ingatan bahwa lingkungan di sekitar studionya sangatlah penuh dengan laki-laki 'penjual' wanita yang selalu berkeliaran di lingkungan itu ketika malam hari.
Dengan cepat Noran mendekati Leksi dan membunyikan klaksonnya.
"Tin...Tin...Tin"
Leksi terperanjat kaget dengan yang Noran lakukan.
Noran lalu membuka kaca helmnya dan tersenyum,
"Leks, kalau lo senggang temanin gua makan mau ga?" kata Noran to the point dengan sangat berharap Leksi menerima tawarannya.
"Oke."
Malam itu entah angin segar apa yang sudah melenyapkan seluruh kemarahan Noran, sampai ia bahkan tidak datang untuk makan malam yang diperintahkan ibunya.
Setelah makan bersama dengan Leksi di sebuah warung makan padang, Noran mengantar Leksi pulang, ya walaupun kalau dilihat dari keadaanya Noran juga sekalian pulang ke studionya.
"Makasih no," kata Leksi setelah turun dari motor.
"Iya—lo masuk rumah langsung kunci pintu ya." kata Noran mengingatkan.
Leksi hanya tersenyum dan masuk ke dalam rumahnya setelah itu.
Sedangkan, Noran kembali melajukan motornya ke suatu tempat.
Noran menepikan motornya di sebuah bar yang pintu masuknya berada di bawah tanah, ia merapikan sedikit rambutnya dan masuk ke dalam bar itu.
Di dalam Noran sudah disambut oleh Gamelia dan Haikal teman nongkrong Noran di bar ini.
"Kayak biasa" kata Noran ke bartender yang bertugas menyajikan minum di bar itu.
Gamelia dan Haikal saling menatap, mereka sama-sama tau kalau mood Noran sedang kacau dilihat dari raut wajahnya ketika sampai tadi.
Tidak ingin memperkeruh suasana hati dari Noran, Gamel dan Haikal sama-sama memutuskan diam, walaupun mulut Haikal sebenarnya gatal untuk berbicara kalau tidak di cegah Gamel.
Setelah menghabiskan puluhan gelas, Noran berhasil kehilangan kesadarannya dan berakhir menyusahkan Haikal yang terpaksa mengantarnya pulang.
Haikal yang hanya tau alamat studio Noran berakhir mengantarnya kesana.
Dan bodohnya Noran malah meninggalkan kunci rumahnya bersama kunci motor di bar tadi.
Membuat Haikal menyumpahi Noran dengan kencang dalam hatinya.
Haikal akhirnya memutuskan mengetuk pagar rumah di samping studio Noran, yang Haikal tau memiliki pintu penghubung.
"Misi permisi maaf ganggu" kata Haikal sedikit berteriak agar tidak membangunkan tetangga yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELAKSI
Fanfiction❝Hidup kita nyaris sama, bedanya lo adalah boneka kayu yang dipentaskan dan menjadi perhatian penonton, sedangkan gua adalah boneka yang tersimpan dalam kotak kaca. Disimpan dengan baik agar tidak rusak akibat faktor luar, namun hancur di dalam kare...