15. Untuk sebuah keputusan

277 46 5
                                    

Setelah menghabiskan liburan semester di Swiss, Elaksi dan Noran sudah harus kembali pada aktivitas mereka lagi seperti biasa.

Cahaya matahari yang menembus kaca jendelanya membuat Elaksi mengusap matanya setelah bangun di pagi hari. Badannya masih separuh sadar saat kakinya dengan otomatis melangkah menuju kamar Noran.

Karena sudah memutuskan tinggal bersama, Noran dan Elaksi hampir menghabiskan 24 jam waktu bersama.

"Noran, bangun lo ada kuliah pagi!." panggil Elaksi di depan pintu kamar lalu beralih menuju dapur untuk minum air.

Tapi, justru yang Elaksi lihat setelah sampai di dapur adalah Noran sedang berdiri disana mempersiapkan sarapan untuknya.

"Sarapan dulu," ucap Noran sambil menyodorkan Roti panggang untuk Elaksi.

"Lo hari ini ke kantor atau kampus?" tanya Noran menyambung.

"Ke kampus, ada UTS jadi ga bisa izin." jawab Elaksi tak bersemangat.

"Lo gimana?" tanya balik Elaksi.

Noran terdiam sejenak, tangannya sibuk mengaduk susu bubuk yang sudah larut dari tadi.

"Udah musim UTS ya, semester depan udh harus sidang proposal..." ucap Noran menggantung kalimatnya.

"Iya, eh lo udah acc judul kan udah mulai ngerjain Bab 1 juga kan?" tanya Elaksi lagi.

"Iya."

"Hebat banget iri..." ucap Elaksi sedih.

Noran meletakkan segelas susu ke dekat Elaksi lalu mengusap rambut gadis itu, "Nanti gua bantu." ucapnya.

Yang disambut senyuman lebar dari Elaksi.

***

Elaksi menyusuri gedung fakultasnya setelah selesai mengerjakan UTS nya hari ini dengan cepat. Sudah lama ia tidak menghabiskan banyak waktu di Kampus, setidaknya hari ini ia akan berusaha menjadi mahasiswa tulen.

"Elaksi Hei!" sapa Kesya yang sudah berlari dari ujung koridor ketika melihat Elaksi.

"lama banget gua ga liat lo di kampus, kabar lo gimana? bokap lo?" tanya Kesya dengan berentetan.

"Oke-oke, first, hai Kesya iya udah lama kita ga ketemu, kabar gua baik dan bokap gua juga udah berangsur sehat." jawab Elaksi juga dengan berurutan.

Setelah itu Kesya mengajak Elaksi untuk nongkrong, karena sudah lama Kesya tidak bertemu temannya itu.

Kali ini nongkrongnya di deluxe club punya keluarga Kesya yang juga biasa di jadiin tempat acara bulanan dari kumpulan anak-anak kaya di Indonesia.

"Lo minum apa leks?" tawar Kesya di depan bartendernya.

"Gua vodka aja deh." jawab Elaksi.

"Oke girl.. u don't change anymore haha." tawa Kesya.

Kesya juga udah nelpon teman-temannya yang lain kalau hari ini mereka ada party mendadak, dan tentu saja yang paling semangat mendengar itu adalah Gamel.

Tidak berapa lama orang yang dimaksud tiba bersama Ceryl dan Niki.

Dan Gamel datang dengan membawa bingkisan wine di tangan kirinya.

"Oke gang kita mabok time hari ini." kata Gamel antusias.

Elaksi sebenarnya adalah peminum yang sama kuatnya seperti Gamel, hanya saja karena selama ini ia tidak ingin menimbulkan masalah karena minuman akhirnya ia menahan diri.

ELAKSITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang