14. Tentang Soraya dan Rendi

167 40 1
                                    

Soraya, nama yang sangat cantik menurut Rendi. Gadis yang pernah menjadi pemilik singgasana kerajaan hati Rendi itu kini muncul dengan semakin bersinar. 

Untuk Rendi yang bukan siapa-siapa cahaya itu sangat menyilaukan, dan membuatnya takut.

"Rendi haloooooo!!" sapa Soraya dengan bersemangat setelah melihat Rendi.

Rendi yang biasanya cerewet dan selalu mengomel berubah menjadi Rendi yang sangat pendiam, aura nya menjadi dingin, bahkan Noran dan Elaksi sampai menyadari keanehan dari Rendi itu.

Elaksi menyenggol lengan Noran pelan, membuat laki-laki itu sedikit menunduk agar telinganya sampai di bibir Elaksi.

"Lo bawa Rendi deluan ke Hotel, gua bawa Soraya. ga enak banget hawa mereka." pinta Elaksi yang diangguki setuju oleh Noran.

Setelah itu mereka berpisah.

Elaksi meminta Soraya untuk menunjukkan caffe di sekitar sana, sebagai mahasiswa yang sudah menghabiskan 4 tahunnya di Swiss, Soraya sudah cukup menghapal jalanan disana.

"Gimana kabar lo Aya? lama banget ya kita ga ketemu, kayaknya 8 tahun ga sih?" buka Elaksi memulai pembicaraan sesaat setelah ia meminum americano panasnya.

"7.5 tahun ga sih leks, soalnya kita terakhir ketemu pas gelar seni di SMP. Kabar gue baik banget kok" jawab Soraya sembari membetulkan.

Elaksi tersenyum melanjutkan pembicaraan antara teman semasa SMP itu.

"Maaf kalau gua lancang, tapi lo kenapa pengen ketemu Rendi?" tanya Elaksi.

Iya, jadi yang meminta untuk saling bertemu lebih dulu adalah Soraya. Elaksi bahkan tidak tahu kalau Rendi dan Soraya saling mengenal. Ini semua dimulai saat Soraya menghubungi Elaksi melalui direct message instagram setelah ia tahu Rendi ikut membantu Elaksi di kasus waktu itu.

"Gua ga mau ditinggal Rendi untuk kedua kalinya." jawab Soraya.

Mendengar jawaban yang tidak biasa membuat Elaksi terkejut. Pasalnya yang terlihat lebih memiliki perasaan yang besar adalah Soraya, sedangkan Rendi? entahlah.

"Gua pernah pacaran sama Rendi di SMA dan dia memperlakukan gua selayaknya dunianya, tapi setelah kita lulus dan gua diterima kuliah di Swiss, Rendi pergi dia bilang udah ga mau sama gua." jelas Soraya lagi.

"Rendi? serius maksud lo ini Rendi yang sama?" tanya balik Elaksi lagi-lagi terkejut.

Pasalnya dari cerita Soraya, ini bukan seperti Rendi yang Elaksi kenal.

"Iya, makasih ya leksi udah bantu gua ketemu sama Rendi lagi." ucap Soraya lagi.

"Soraya, lo keren. Ga semua cewe berani ngejar cowo kaya gini dan menurut gua ini bukan hal yang salah, yang salah adalah stigma masyarakat tentang perlakuan cewe yang harus nunggu. Gua sendiri yakin kalau lo emang serius sama cowo itu ga masalah kok lo yang ngejar." Elaksi tersenyum bangga pada temannya itu.

Dan Soraya tersenyum dengan bersinar di balik air mata nya yang tidak ingin ia keluarkan.




****

Di Hotel.

Noran dan Rendi baru saja tiba, mereka langsung membagi batas wilayah masing-masing di kamar yang luas itu.

"Pokoknya gua disini ya no, jangan langkahin kaki lo kesini." titah Rendi yang haram hukumnya jika dilanggar.

Tidak mau kalah Noran ikut menarik garis dengan batas pinggir meja sebagai patokan, "lo nyentuh ini besok rambut lo abis." timpal Noran tidak mau kalah.

ELAKSITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang