7. Mata tidak untuk melihat

252 73 22
                                    

"Kak Noran udah mulai kerjain skripsi ya?" tegur seorang adik tingkat Noran dengan mata berbinar mengagumi ketampanan Noran yang sedang membaca bukunya di Perpustakaan.

Noran hanya melirik di ujung matanya, sama sekali tidak tertarik dengan pertanyaan tersebut.

Merasa bosan tidak mendapat tanggapan dari Noran, adik tingkatnya itu pergi dari sana dengan kesal. Berhenti diganggu, Noran kembali membaca bukunya, mencari referensi untuk judul skripsinya.

Setelah cukup mengumpulkan referensi, Noran keluar dari perpustakaan dan menuju kantin, tempat favorit dari temannya, Rendi.

Sepanjang perjalanannya menuju kantin, Noran merasa ditatap dengan sinis oleh para mahasiswa laki-laki di fakultasnya. Entah ini cuma perasaan Noran saja atau bukan.

"WOI NO!" panggil Rendi dengan lantang.

Rendi berteriak sambil berlari menghampiri Noran lalu menendang kaki Noran dengan cepat.

"ANJIR LO PACARAN SAMA ELAKSI ?!" tanya Rendi penuh emosi setelah menendang Noran yang masih meringis kesakitan.

Sebagai fans nya Elaksi, Rendi jelas tidak terima kalau temannya yang bar-bar itu berhasil mendekati Elaksi.

"Ga becanda lo beneran berhasil dekatin Elaksi?!" tanya Rendi lagi dengan nada bicara yang sudah lebih pelan dari sebelumnya.

Karena merasa menjadi bahan tatapan satu kantin setelah ulah mulut Rendi, akhirnya Noran menarik Rendi menjauh dari sana.

"Ren serius mak lo ngidam tawon kan pas hamil lo? melengking banget anjir teriakkan lo" omel Noran.

Rendi mendengus emosi mendengar itu.

"Jadi lo pacaran ga sama Elaksi?" kata Rendi mengembalikan topik pembicaraan.

"Belum."

"HEH ANJIR GOSIPNYA UDAH NYAMPE SATU FAKULTAS TERNYATA HOAX DOANG?! GUA SELEPET JUGA INI KEPALA YANG BUAT GOSIP." amuk Rendi kepada orang yang identitasnya pun dia tidak tau.

"Ga usah ngamuk, paling bentar lagi reda—pantesan gua disinisin sama cowo sefakultas tadi, ternyata karena gosip sama Elaksi." Noran tersenyum bangga.

"Yaiyalah lo disinisin pada ga terima mereka lo yang dapat si Elaksi, secara dia udah nolak banyak cowo yang lebih ganteng dan lebih baik dari elu tapi masa kayak modelan lo yang dapat. Elaksi itu cewe diperingkat paling atas yang paling susah didapatin karena dia masang tembok pembatas antara dia dan cowo-cowo." jelas Rendi panjang lebar.

"Ren, ngaku deh, lo sering hina gue dibelakangkan?"

"Hehe"

***

Setelah kelas dan jadwal rapat himpunan selesai, Elaksi ada janji dengan Noran untuk makan nasi padang bareng.

Elaksi langsung menuju tempat makan, sedangkan Noran udah menunggu disana lebih dulu.

Setelah sampai Elaksi langsung menuju meja tempat Noran berada.

"Gua daging rendang, lo apa?" tanya Noran saat hendak memesan.

"Gua ayam tapi sambal nya banyakkin." jawab Elaksi.

Setelah itu mereka menunggu pesanan datang.

Sambil menunggu Elaksi iseng menggoda Noran,

"Hai pacar gua di gosip hari ini haha" Elaksi tertawa sambil menatap Noran yang telinganya udah mulai merah.

ELAKSITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang