23. Sungchan menurut Hanna

156 19 0
                                    

Hari ini aku beneran menempati janji untuk men-traktir sahabatku itu, sepulang sekolah. Ya setelah pelajaran olah raga yang melelahkan, kami berangkat ke sebuah cafe yang ku rasa namanya cukup unik. Kafe ABGaul.

Coba tanya kenapa kami bisa sampai disini. Ya ini semua karena permintaan duo curut itu. Setelah merengek-rengek padaku, akhirnya aku menuruti kemauan mereka untuk di traktir makan di kafe baru buka ini. Tak masalah sih, soalnya tempatnya memang cantik dan aesthetic. Pantas saja selama ini selalu menjadi buah bibir anak-anak muda seperti kami.

Setelah menemukan sudut dan posisi duduk yang pas, kami memesan makanan terlebih dahulu sebelum akhirnya aku menceritakan semua tentang hubunganku dengan Sungchan yang ada kaitannya dengan kak Jaehyun dan juga Giselle. Seperti dugaanku, mereka sempat kecewa karena aku terlalu banyak merahasiakan ini sendiri, dan lebih mempercayai Giselle dibanding mereka berdua.

Namun setelah mereka mendengarkan semua penjelasanku dengan detail, mereka akhirnya bisa mengerti bagaimana posisiku saat itu. Dan, tentu saja mereka juga merasa bersalah pada Giselle, gadis yang kemarin-kemarin pernah mereka benci. Bahkan mereka sempat malu karena merasa bodoh, mengolok-olok Giselle tanpa tau yang sebenarnya bahwa gadis itulah yang menyelamatkan ku dari taruhan ini. Dan mereka semakin merasa bersalah saat tau bahwa Giselle ternyata menyukai kak Jaehyun, bukan Sungchan, selama ini Giselle hanya akting sesuai rencana yang ia siapkan.

"Aduh gw merasa bersalah banget." Perkataan Winter yang di setujui oleh Ningning. "Gw juga, besok-besok mau minta maaf deh." Timpal Ningning.

Banyak topik yang kami habiskan di kafe ini. Setelah kisah tentang pertaruhan bodoh yang di lakukan kak Jaehyun dan pengorbanan Giselle, kini mereka sengaja agak menyinggung status ku dengan adiknya kak Jaehyun itu. Oh soal itu, mereka juga sudah tau bahwa kak Jaehyun dan Sungchan adalah saudara kandung. Sejauh ini sepertinya hanya beberapa yang mengetahui fakta ini, mengingat sedikitnya interaksi mereka di lingkungan sekolah, belum lagi kak Jaehyun yang sebentar lagi akan tamat dari sekolah itu.

"Btw lu sama Sungchan gimana sih Na? Bingung gw."

"Tau nih, jangan-jangan udah jadian tapi ga bilang-bilang."

Aku merasa tertohok, tertampar, terbanting dan rasanya ingin terjun bebas saja. Mendengar kalimat sakral yang merupakan fakta dari mulut Winter itu, membuatku tersedak makanan sendiri. Aku buru-buru minum dan mengontrol emosi wajah. Dan yaa, akhirnya aku jujur pada mereka. Aku bukannya tak ingin mereka tau, hanya saja aku masih belum siap, ini mendadak, rasanya terlalu cepat. Rasanya baru kemarin aku kenal Sungchan saat meminta flashdisk yang ia pinjam, dan sekarang, aku sudah menjadi kekasihnya?

"Iya, kita udah jadian."

"Kan anjir! Kapan?"

"Semalam, mungkin(?)" astaga bagaimana aku bisa lupa?!

Winter dan Ningning melempar tatapan tak percaya. Dan setelahnya Ningning berkata seperti ini, "oh gw tau, traktiran ini pajak jadian dari lu kan?"

Nah akhirnya mereka paham juga! Biasanya sih mereka yang paling paham soal ini, biasanya mereka langsung ngeh sebelum diberi tau.

Seperti biasa, mereka selalu kepo tentang apapun, dan akhirnya aku menceritakan bagaimana cara Sungchan 'menembakku'

Mereka sempat tak percaya dan tertawa, karena ku rasa aneh juga sih, perasaan kemarin aku dan Sungchan sedang tak cakapan, dan kemarin dia menyatakan cintanya. Ok wajar mereka tertawa, memang aneh juga sih ahahaha.

"Gile emang kisah percintaan lu doang yang paling anti-mainstream Na, hahahahaha."

"Cerintanya kaya di wattpad-wattpad kan Ning? Ahahaha."

Ya begitulah. Setelahnya semua topik berjalan lancar begitu saja. Mulai dari tentang Sungchan yang waktu itu mengundurkan diri sebagai ketua osis, tentang Winter dan Ningning yang terpilih sebagai anggota osis walau bukan bagian inti, tentang kak Jaehyun dan Sungchan yang sempat bertengkar di sekolah dulu, dan banyak topik lainnya yang sudah kami lewati.

Dan tiba akhirnya kami mulai memasuki topik yang di bisa dikatakan sedikit sensitif. Tentang orang tua Sungchan. Sejujurnya aku tak tahu banyak soal itu, tapi aku bisa menjelaskan seperti yang aku tau saja.

Kalau aku tak salah, dari dulu kak Jaehyun dan Sungchan memang selalu di tinggal orang tua mereka karena lebih mementingkan tugas di luar kota, sehingga mereka tinggal bersama pembantu kepercayaan keluarga. Namun ada suatu kejadian yaitu saat kakek Sungchan meninggal, ia di kirim ke kampung untuk menjaga nenek yang hidupnya sudah sebatang kara. Mengapa bukan kak Jaehyun saja? Karena kak Jaehyun waktu itu ada di kelas 3 SMP, dan ia tak di perbolehkan pindah karena sebentar lagi akan tamat.

Disanalah Sungchan berkenalan dengan Giselle, sepupu dari sahabat baik Sungchan disana, yang namanya Shotaro kalau aku tak salah. Tak berselang lama, berita duka datang lagi karena sang nenek akhirnya tutup usia di rumah sakit karena penyakit yang sudah komplikasi yang selama ini beliau tutupi. Tak lama setelah berkabung, Sungchan kembali dikirim oleh orang tua nya ke kota, kali ini dengan tujuan untuk mengawasi kak Jaehyun karena ulahnya yang kian hari kian brutal. Dari sinilah pertempuran kak Jaehyun dan Sungchan dimulai.

Kak Jaehyun bilang kalau Sungchan adalah anak yang terlalu penurut, terlalu gampang di atur ini itu oleh orang tua yang sama sekali tak menyayangi anak-anak mereka. Kak Jaehyun bilang ia kesepian saat tak ada Sungchan yang selalu menjadi temannya bermain, dan akhirnya kak Jaehyun memilih untuk bergabung dalam tim anak-anak nakal yang di ketuai oleh kak Taeyong saat memasuki kelas 2 SMA.

Aku dapat memaknai sebenarnya kak Jaehyun itu kurang kasih sayang dari orang tua. Belum lagi adik satu-satunya dipisahkan darinya, di tambah bibi pembantu yang selama ini menemani dari umur 2 tahun meminta untuk berhenti bekerja. Alasan kak Jaehyun menjadi brutal dan bergabung dalam geng anak nakal itu adalah untuk mencari kesenangan di dalam kesepiannya. Dan sepertinya sampai saat ini pun, orang tua mereka masih tak habis-habisnya mementingkan pekerjaan dan uang. Karena Sungchan pernah bilang kalau orang tuanya hanya ada dirumah seminggu tiap 6 bulan sekali.

Aku bersyukur setidaknya walau ayahku seorang pelaut yang waktu pulangnya tak menentu, namun aku masih memiliki seorang ibu yang selalu menemaniku saat dirumah.

Oh ya omong-omong, jangan pernah kalian merasakan kasihan atau iba pada Sungchan. Berilah apresiasi padanya, karena semua rintangan yang ia hadapi ini tak pernah membuatnya menyerah dan selalu menampilkan senyuman terbaik setidaknya padaku. Saat aku merasa tak pantas mencintai Sungchan, aku akan teringat bahwa dia adalah anak laki-laki tangguh yang juga sangat pantas untuk dicintai. Sungchan, layak untuk menerima lebih banyak cinta.



— G A N T E N G —
By : meyjunnn

GantengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang