14. Tiada hari tanpa gosip baru

283 43 6
                                    

"Eh Win habis ini mau—Loh Na? Kok disini?" Kata-kata Ningning yang awalnya ditujukan untuk Winter yang baru saja keluar dari toilet kini tergantikan untuk Hanna yang tiba-tiba muncul.

"Ning, dicariin Yangyang tuh."

"Buat apaan?"

"Itu buat minta sweaternya." Kata Hanna sambil menunjuk sweater kebesaran di tubuh Ningning.

"Oalah ngapa sih ga chat gw ajasi, yaudah ini otw. Temenin kuy."

Winter yang menyimak kini menatap dua cewe itu dengan cemberut "yah gw gajadi makan dong, udah lapar ini."

"Bentar doang kali." Sahut Ningning untuk Winter.

"Apaan, bentar lagi udah mau bel anjim."

Untuk mencegah keributan dikawasan toilet, Hanna memilih berdiri diantara dua gadis itu sebagai penengah "udah sih gausah ribut, mending Winter ngantin bareng gw aja, soalnya gw juga laper."

Kata-kata Hanna itu membuat Winter senang, tapi tidak untuk Ningning. "Nah gitu dong, ntar gw traktir hehe." Cengir Winter.

"Yahhh masa gw sendirian? Ternyata sebatas ini pertemanan kita ya? Demi makanan."

"Lebay lu ah." Kata Hanna sambil memukul pelan pipi gembul gadis itu "udah sono anter sweaternya, ntar Yangyang ngambek terus gamau tebengin lu pulang loh."

"Ish yaudah!" Kata Ningning kesal apalagi saat melihat Winter menjulurkan lidah untuk mengejeknya "jangan sampe gw gaplok lidahku ya Win!"

"Tabok nah tabok, dapat duid gw."

"Anjing." Umpat Ningning dengan segenap jiwa dan garanya, "Yangyang-nya dimana, Na?"

"Nunggu dikelas katanya tadi." Jawab Hanna.

"Mia 3 nih?"

"Emangnya sepupu lu kelasnya dimana sih, di Gudang? Aula? Pindah-pindah kelas gituu?" Kata Winter yang jengah, tolonglah, dia sudah lapar tampaknya.

"Lah ngegas." Kata Ningning kesal dan ingin membalas namun di urungkan oleh Hanna, "yaudah ini gw anterin dulu."

"Nyusul kalo sempet." Teriak Hanna tak terlalu kuat namun terdengar oleh Ningning.

"Iyaaa."

***

Hanna dan Winter sudah sampai dengan selamat di kantin sekolah mereka. Duduk dipaling pojok belakang adalah tempat yang sangat tepat untuk bergosip. Ya, semenjak bergabung dengan Winter dan Ningning, sekarang Hanna sedikit ketularan virus 'hobi gosip', siapa lagi kalau bukan dari dua gadis itu.

"Cepu banget anjir adek gw, bikes aja, huh." Kata Winter curhat tentang masalahnya dan saudara kandungnya.

"Hah masa? Dia ngadu ke nyokap lu?" Tanya Hanna penasaran sambil mengunyah batagornya

"Hooh, padahal gw cuma ga sengaja lihat video tentang abs nya Sehun bias gw, eh malah dibilang yang aneh-aneh. Gila kan, untungnya ga di tahan hp gw."

"Lu ga sengaja lihat apa emang sengaja nih?" Goda Hanna sambil mencuri sebuah pisang goreng dari piring Winter sedangkan yang empu sedang cengegesan.

"Iya ngaku deh, gw emang sengaja lihat ehehehehe, mayan cuci mata boss." Winter juga melakukan hal yang sama, mengambil batagor milik Hanna, "Lagian adek gw dateng tiba-tiba, terus ngadu. Nyokap gw ga percaya karena kiranya gw nonton mv biasa. Tapi sempat di cek sih hp gw, untungnya gw pinter jadi udah gw hapus duluan histori nya ahahaha."

"Anjir anjir, licik bener otak lu." Kata Hanna sambil menggelengkan kepala "untungnya gw ga punya adek ya."

Awalnya mereka membasah topik yang bisa dikatakan ringan, namun keadaan menjadi berbeda saat Winter tiba-tiba menyinggung topik yang cukup sensitif menurut Hanna, yaitu menyinggung persoalannya dengan Sungchan.

"Eh btw gw udah jarang liat lu bareng ama Sungchan, kenapa?"

"Waduh males banget nih bahas dia mulu hehe." Jawab Hanna seadanya sambil terkekeh canggung diakhir kalimat.

"Beneran ada apa-apa ya sama kalian?"

"Ya gitu deh, biarin ajalah suka-suka dia."

"Eh tapi kak Jaehyun juga udah jarang ama lu juga kan? Kok bisa samaan ya mereka?"

Hanna yang terdiam kini menjentikkan jarinya "nah iya, itu gw juga bingung. Tapi gw juga gamau geer sih dari awal, siapa banget gw ini sampe di deketin kak Jaehyun yakan?"

"Apasih anjir, kok jadi insinyur?!" Kata Winter kesal dengan ucapan Hanna barusan.

"Hadahhh insecure buk bukan insinyur."

"Alah, sama aja."

"Tapi emang gw kalah saing sih, lu banding gw aja cantikan lu kemana-mana."

Winter menggeleng-gelengkan kepalanya sambil menghebuskan nafas panjang "hadehh, cewe itu cantik, semua cantik, mereka punya cara tersendiri buat nunjukin cantik versi mereka. Lu ga boleh insecure pokoknya, lu cantik kok, kan lu sendiri yang bilang lu mirip Wendy RV."

"Mirip mba Wendy dari mana hadahh, halu yang ada."

"Yaudah haluin aja dulu, sapa tau ntar kenyataan." Kata Winter, sambil bergaya seolah-olah mengatakan, 'so simple.'

"Iyain aja biar cepet."

"Asu, di kasi saran juga."

Hanna menunjukkan rentetetan gigi nya yang rapi, sebelum akhirnya ia bertanya tentang OSIS yang heboh banget Minggu lalu. "Oi Win, OSIS kalian gimana? Udah jelas?"

"Belum sih, masih belum dapat kabar gw."

"Gimana sih, padahal heboh banget sok-sok buat pemilihan OSIS baru." Kata Hanna menatap Winter bingung.

"Gatau deh, yaudah sih sabar aja, lagian lu ga ikut ngapa lu sewot hah?"

"Kepo aja sih."

"Halahh." Balas Winter sambil menghabiskan gorengan yang tadi ia pesan. "Udah bel belum sih? Kok masih rame aja?"

"Ya juga yak." Timpal Hanna setuju dengan ucapan gadis itu, "mati listrik kalik, yaudah kuy kita jalan ntar telat lagi." Katanya mengantisipasi, karena setelah ini yang masuk adalah guru Mtk Wajib, memang tak galak tapi tampan. Mereka tak mungkin menyia-nyiakan guru tampan seperti pak Kim Minseok guru pindahan dari Korea itu.

"Yaudah—" ucapan Winter terpotong karena teriakan nyaring Ningning dari luar kantin sampai ia terduduk tepat di sebelah Hanna.

"SAHABATTTTTT!!"

"Lagi kospley jadi Kekeyi apa gimana sih lu Ning?" Kata Winter kesal sambil mengusap telinganya yang sakit.

Hanna mengangguk "rip telinga gw, ga malu apa di lihatin rame-rame?"

"Ehehehehehe." Cengir Ningning sambil melirik sekeliling yang juga menatap padanya, Ningning jadi malu sendiri. "Gw ada info nih."

"Paan tuh?" Tanya Hanna dan Winter bersamaan.

"Katanya GiChan udah jadian."

"GiChan siapa asu, ga ada anak sini namanya kek begitu." Kata Winter yang emang pada dasarnya suka emosi.

"Giselle Sungchan maksudnya."

"Hah."

— G A N T E N G —
By : meyjunnn

GantengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang