Zoo(m)

11K 1.3K 460
                                    

Turut berduka cita atas hilangnya kapal selam KRI Nanggala 402, semoga keluarga diberi ketabahan. Sending our deepest condolences
🥀🥀🥀

Terbang ke Bandung dulu sebelum ke Jogja lagi ntar.

***
Sejak anak kontrakan Papa Muda pada lulus, bukannya makin kepisah, mereka malah makin deket. Dan karena udah pada lulus juga, anak kontrakan yang tersisa tinggal Hasbi yang sekarang satu kos sama Jordy. Kontrakan mereka udah disewain ke penghuni baru. Termasuk kontrakan Vian dan Bintang juga.

Yeah, Vian dan Bintang pindah ke Bandung karena kondisi yang sempet chaos itu dikhawatirkan bisa mengganggu kesehatan Bintang dan 'si utun' yang sekarang dipanggil 'Abang'. Berdasarkan USG sih cowok ya. Dan sempet USG 4D juga bisa dipastiin kalo si bayi ini lebih mewarisi paras ayahnya. Sipit dan gemesin.

Notifikasi undangan masuk ke email Vian. Undangan yang dateng setiap malem minggu pukul 19.00.

Zoo Meeting : Kontrakan Papa Muda (otw beneran jadi Papa)

Judulnya emang 'Zoo Meeting' soalnya kalo gabung di room-nya rame banget kek kebun binatang :")

"Ayah, aku sama Mama Asri ke supermarket ya," Suara itu ada di belakang Vian. Suami manisnya, Bintang, lagi make cardigan
cokelat muda dan ngolesin lip balm aroma strawberry butter. Dia juga nyisir rambutnya bentar.

Vian muterin kursi kerjanya yang sebenernya lebih enak disebut kursi gaming kalo dari fungsinya. "Beneran gapapa? Udah 38 minggu lho, Ayah yang nyeri liatnya Bun,"

Jujur, Vian udah khawatir liat Bintang yang sering ngeluh sakit punggung dan due date si bayi yang udah lewat. Harusnya sekarang mereka udah mulai waktu begadangnya ngurus bayi. Tapi kayaknya si 'abang' belum mau ninggalin rahim megang bundanya.

"Nggak papa, justru di buat jalan biar cepet," Bintang nyium pipi Vian. "Bunda pergi bentar ya, salam buat anak-anak kontrakan,"

Sementara itu, Vian ngusap perut Bintang dan jatuhin kecupan mesra di sana juga setelah menyambar bibir Bintang lembut. "Kamu ati-ati, abang juga ya, kalo ada apa-apa telpon,"

Setelah ngeiyain pesen suaminya, Bintang pergi ngilang di balik pintu. Sementara Vian fokus ke komputernya lagi. Baru dia yang masuk room meetingnya. Di tab sebelah room meeting, ada file desain bangunan 3D yang kebuka. Desain yang bagi sebagian orang remeh tapi berharga belasan juta buat seorang Vian Rengkuan.

Klung...Klung...Klung...

"Heyoww! Wassapp! Tumben udah nongkrong duluan Vi, biasanya ngebucin laki dulu lo,"

Gambar di layar memunculkan 3 wajah ngeselin yang selalu Vian kangenin selama 6 bulan ini. Rafif, Wicak, dan Ridho yang udah mulai nyaman sama kehidupan masing-masing.

"Laki gue lagi jalan ama nyokap, biar cepet lahiran katanya," celetuk Vian jawabin pertanyaan Wicak. Sementara dua temen lainnya keliatan lagi sibuk. Satunya nyari headset yang lebih proper, satunya lagi nyari camilan di meja. "Gimana Palangka Raya? Aman Cak?"

Yap, Wicak si rajin magang sekarang kerja jadi surveyor di dinas transmigrasi. Kerjanya keliling mulu. Terutama ke tempat-tempat yang butuh fasilitas pemerintahan. "Aman, tapi panas banget. Gerah cuk. Tapi tenang, gue punya kabar bagus,"

"Apa? Lo tunangan ama Mikha? Plis ya lo udah backstreet, tunangannya gausah sembunyi-sembunyi," protes Ridho panjang lebar. Beda sama Wicak, Ridho masuk jadi staff konsultan perumahan rakyat. Dia udah balik ke Jakarta dan statusnya masih probation.

Wicak ngegeleng. "Mikha masih sibuk ama LSM-nya di Purworejo. Masih lama inimah," jawab Wicak. "Gue ditempatin di Jogja dong, haha"

"Wah! Cakep. Deket dong lu sama Rafif,"

Muchas Gracias! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang