Circle Perghibahan

9.1K 1.3K 686
                                    

Melihat banyak capslock di chapter sebelumnya wkwkkw

Siapin semangat buat vote yak wankawan~

***
"Dua mata saya, hidung saya satu~"

Sesorean itu, Bintang nyanyi kecil abis mandiin Jiwa yang seharian ini banyak bobonya. Masa-masa rewel adaptasi udah mulai berganti dengan masa menyusui yang bisa dibilang lancar. Bahkan Jiwa sampe dikasih julukan 'Atlet Nen Nasional' dari ayahnya sendiri saking kuatnya nyusu. Dan kondisi Bintang sekarang udah stabil, nggak lepas dari dukungan Vian dan Mama Asri. Bahkan Bintang udah beberapa kali ditinggal sendirian di rumah pas Vian rapat sama klien di luar.

"Pake kaos kaki dulu ya, Bang." Bintang masangin kaos kaki warna putih ke kaki mungil Jiwa. Setelah semuanya siap, dia gendong Jiwa ke sofa dan mulai buat nyusuin lagi.

Klek!

"Halo--oh, lagi isi bensin ternyata,"

Vian yang ngendap-endap makin sunyi pas masuk kamar liat Bintang nyusuin Jiwa. Vian baru aja nyampe dari luar, ngurusin presentasi desain ke klien dari pagi sampe sore hari. Dia cuci muka dan cuci kaki, baru berani buat deket-deket ke Jiwa. Sungguh higienis bapak satu ini.

"Ayah, boleh nitip Jiwa bentar, bundanya mau mandi," kata Bintang lembut soalnya takut Jiwa yang udah mulai merem kebangun.

"Sure, sini sini. Ayah taruh di box aja kali ya, udah mulai bobo anaknya," Vian coba mindahin bayinya ke box. Sementara itu Bintang bisa napas lega dan mulai mandi.

Drrttt...

Sebuah panggilan masuk ke hp Bintang. Ada nama Niskala Santoso di sana.

"Bun, ada telpon dari Kala. Aku angkat ya," Vian mencet tombol terima panggilan di layar. "Halo--"

"Bunda Jiwa! Aaaa kangen! Mau gibah dikit dan mau ngabarin sesuatu," kayaknya Kala belom sadar kalo yang ngangkat telpon sekarang lakinya Bintang. "Mas Andre udah ketemu, sekarang dia di Raja Ampat, ketemu sama Jordy,"

Vian ngrenyitin dahi. Omongannya Kala pedes tapi emang bisa dipegang sih. "Kal, ini gue, Vian. Bintang lagi mandi,"

"Astaga, sori-sori, Martin belom sempet ngabarin lo ya?"

"Iya, belom sih. Gapapa, lanjut. Ini gue loudspeakerin biar Bintang bisa denger," Untung kamar mandi yang dimaksud ada di dalem kamar. Jadi Vian cukup berdiri di depan kamar mandi, biar Bintang denger percakapan suaminya dan Kala. "Bun, Kala mau gibah sakedap," Vian ngetuk pintu kamar mandi dan bikin Bintang ngurangin volume suara air.

Dari seberang sana, suara Kala lumayan kenceng walau masih ada serak-serak diesel, nyeritain gimana Jordy ketemu Andreas sampe situasinya sekarang Bintang selesai mandi, keluar dengan kondisi rambut masih basah dan pake kaos lebar dan celana pendek selutut.

"Pokoknya gitu deh, ngeselin banget," tutup Kala.

Awalnya Bintang sama Vian diem-dieman. Fix pasangan soft ini kaget. "Kok Mas Andre kayak kehilangan harapan gitu sih? Sumpah kayak bukan Mas Andre sih," gumam Bintang. "Dia nggak lagi kerasukan apa gitu?"

"Nah iya! Gue sama Martin mikir begini!   Tapi mana mungkin, kan sekarang sejak Mas Andre ikut ngurus gereja, doi backingannya dua agama,"

Vian udah pengen ngatain Kala dengan opini geblenya itu. Tapi berhubung kepalang malu karena sama-sama punya buntut, dia tahan. Duh, mana Bintang ngangguk-ngangguk polos lagi.

"Mas Sam udah tau?" tanya Vian.

"Jangan dulu, nanti dia syok. Gue gak siap sama reaksi Mas Sam. Keinget dulu gue juggling anter dia terapi ke bapaknya Mikha, padahal Abie masih bayi banget," malah curhat.

Muchas Gracias! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang