DAY 9

1.1K 167 17
                                    

Semua aktifitas dalam fanfic semua hanya fiksi, pembaca diharap bijak.
Saran baca antara umur 17-21 tahun.

VOTE AND COMMENT!⚠️🔞

-
-
-
-
-

Jimin memejamkan matanya saat vittorio memeluknya dengan erat, ada apa dengan pria ini? Bisiknya didalam hati mencoba bertanya apakah dia tidak salah bermimpi? Atau ini hanya halusinasi?

"V-vittorio shii" jimin mendorong pelan tubuh vittorio dan sedikit melangkah mundur. Wajah vittorio kentara berubah, dia melirik kearah luca yang hanya menatap tanpa berani berucap.

"A-aku------ a-aku merindukanmu"
Jimin kembali memeluk vittorio menyesap aroma itu dalam dalam. Ia menjadi sangat peka dengan cologne milik vittorio, ia teramat tau aroma pria itu meski hanya beberapa kali tidur diranjang yang sama.
"Bagaimana dengan pemakamannya? Apa semua berjalan dengan baik?" Vittorio menggeleng seraya menarik jimin untuk masuk kedalam mansion itu, membawanya menuju kamar lalu mengunci jimin bersamanya didalam sana.

"Aku tidak sengaja menemukan ini di lemari mu saat aku akan mengambil sperai tadi" vittorio berbalik menghadap jimin lalu dia menemukan sepasang gelang manis dengan ukiran infinte.
"Kau akan melamar seseorang?" Bisiknya menggoda vittorio yang memandangnya dengan tatapan kosong.

"Aku akan malamarmu" jimin berkedip beberapa saat lalu dia tertawa hambar, ia mengitari ranjang dan menaruh kotak perhiasan itu di atas meja, Jimin memandang keluar jendela.
"Vittorio shi, aku rasa semua ini tidak benar. Ayo akhiri, dan pura puralah tidak mengenalku, lagian kita ini apa? Tidak ada landasan yang pasti untuk sebuah hubungan." Jimin menatap vittorio dengan matanya yang  berkaca-kaca.
"Aku akan kembali ke korea" finalnya dengan suara bergetar.

Jimin?! Kenapa kamu harus menangis jika kamu tidak mencintainya, keputusanmu adalah pergi jika tidak memiliki perasaan dan tinggal jika kau memiliki perasaan padanya.

"Jika aku melepaskanmu akankah semuanya membuatmu menjadi lebih baik?" Ucapnya pada jimin.
"Kupikir akan lebih baik seperti itu"
Vittorio menunduk, dia membuka pintu kamarnya lagi.

"Kau boleh pergi"

Jimin meremat bajunya, dia melangkah keluar dengan menyeret kopernya yang telah dia persiapkan lebih awal.
Ia melirik kearah vittorio sekali lagi, kemudian dia terrsenyum dalam bibirnya yang kering karna kedinginan.

"S-selamat tinggal v-vittorio" meninggalkan sebuah kecupan dipipi kiri vittorio kemudian melangkah keluar tanpa ada suara. Sementara vittorio berdiri mematung menatap dirinya di cermin tanpa berkata-kata.

--DAY 9--


Jimin mendarat dikorea dengan selamat, dia belum sepenuhnya meninggalkan kenangannya di utalia bersama vittorio bahkan wangi pria itu masih menempel pada bajunya. Jimin pusing sungguh harum ini membuatnya begitu mabuk kepayang, saat dia akan melewati sebuah layar television besar jimin menemukan sebuah kabar yang menggemparkan jantungnya.

"A-appa" dengan bergetar dia mengambil handphonenya lalu mengaktifkannya lebih awal menggunakan kartu korea miliknya. Sebuah panggilan yang beratusan kali banyaknya, jimin duduk meringkuk menangis dengan sedih atas kabar yang dia dapatkan.

dia langsung pergi kerumah ayahnya, perusahaan milik ayahnya bangkrut dan rumahnya di sita serta semua asetnya, di pindah tangan pada seseorang yang lebih berkuasa lagi.
Dia menganga saat gerbang itu telah tertera tulisan di sita dan juga beberapa mobil mewah di parkirannya, Jimin mengambil handphonenya lalu menelfon sekertaris ayahnya.

"Y-yeobseo, tuan do aku harus bertemu denganmu sekarang!"
"Tuan! Anda dari mana saja! Kami telah menghubungi beratusan kali lamanya!---- baiklah kita akan bertemu di tempat biasa"

Tentu jimin dan sekertaris itu segera mengatur jadwal untuk segera bertemu, dalam langkahnya jimin berjalan sambil mengusap air matanya yang tak henti hentinya mengalir.
Hingga dia melihat sekertaris ayahnya telah menunggu dengan mengangkat tangan padanya.

"Jimin disini!" Pada sebuah cafee terbuka, jimin dengan segera duduk dihadapan pria itu yang yang langsung memegang tangannya dengan exaited.

"Jimin kau dari mana saja!! Kami semua mencarimu bahkan ke apartemenmu" jimin ia menangis sambil sesegukan dan tidak bisa menjawab pertanyaan sekertaris do.

"A-apa yang terjadi hikss s-selama aku pergi" sekertaris do menarik nafasnya gusar lalu dia menceritakan pada jimin semua yang terjadi  selama jimin menghilang 4 hari tanpa kabar berita. Sekertaris do menceritakan kalau ayah jimin di temukan gantung diri di ruang kerja tepat sehari setelah dia mengumumkan pengunduran dirinya dari perusahaan dan pengajuan dirinya atas kasus pembunuhan.

Jimin menarik nafasnya dengan berat, setelah ayahnya meminta maaf meminta dirinya untuk tidak ikut campur dan inilah balasan dia terima, dimana sang ayah meninggalkannya untuk selama lamanya. Sekertaris do membiarkan jimin tenang, setelah jimin lumayan sekertaris do kembali menceritakan tentang perusahaan ayahnya yang telah berpindah tangan dan bergantinya nama menjadi YING GROUP, Jimin hanya bisa sesegukan sambil mendengar cerita dari sekertaris do.

"Nama presedirnya adalah Min Yoonki? Yoongi? Yaa tuan, namanya Min Yoongi"  sejenak jimin terdiam, apa yang akan dia lakukan? Apapun itu semua akan sia sia batinnya gelisah.
"Tuan apa kau tau?" Sekertaris do kembali membuat jantungnya berdetak kencang.
"Ayahmu juga menyisipkan kematian Min Jae Ah pada kasus pembunuhannya dan membuat surat khusus atas kejahatan yang dia lakukan pada nyonya min.

Jimin semakin meremat jantungnya serasa dunianya akan hancur, dia melirik sekertaris do dengan mata yang berlinang air mata.

"Antar aku pulang"

______________________________

Setelah diantar pulang hingga sampai di apartemennya, jimin masuk kedalam rumah dengan keadaan sempoyongan. Jimin meminta pulang bukan tanpa sebab, dia hanya ingin memastikan sesuatu. Lekas diambilnya sebuah foto didalam laci dan itu adalah foto nyonya min jae ah dengan anaknya, lalu membandingkan foto anak kecil yang dia temukan di bawah kotak gelang milik vittorio kemarin.

Jimin menutup mulutnya, tanpa suara dia berteriak. Air matanya menetes dengan tangannya yang bergetar.
"M-mungkinkah vittorio a-adalah Min Yoongi?"
Semakin bergetar tangan pula saat dia menemukan secarik tulisan kecil di balik foto itu.

'Yoongi Min'
















Pria yang bernama asli Min Yoongi itu duduk menyilangkan kakinya di atas sofa lebar mewah itu seraya mengaduk gelas wine nya dan tersenyum singkat.

"Memancing ikan besar menggunakan umpan yang kecil, aku mendapatkanmu"  ia tertawa pelan.

"Ayo pergi"





















Jimin mundur beberapa langkah karna ketakutan, dia duduk memeluk lututnya apakah dialah yang membunuh ayahnya? Apakah dia yang melakukannya? Dan sengaja membawanya kabur dari korea tepat saat ayahnya meninggal dunia?

Semua pertanyaan itu bersarang di kepala jimin dengan tidak terkendali, ia kalang kabut mengambil seluruh barangnya berniat untuk pindah. Ia takut jika sewaktu waktu vittorio akan tau dan malah akan melakukan tindakan yang lebih bahaya lagi padanya. Rumah itu seketika menjadi sangat berantakan, dia memasukan paksa semua buku tabungan, uang cash dan bajunya kedalam koper dengan tidak sabaran.

Dan tepat saat dia membuka pintu keluar rumah---

KLEK

"AAAAAAA!!"

BRUKKKH!!

'Hahhhh hahhh hahhhh'

"Where you go jimin?"

"V-vittorio-----------"





TBC🤟

DONT FORGET TO VOTE AND COMMENT
OGHEYY.. SEE YOU NEXT DAY

45 DAYS •YOONMIN•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang