Semua aktifitas dalam fanfic semua hanya fiksi, pembaca diharap bijak.
Saran baca antara umur 17-21 tahun.VOTE AND COMMENT!⚠️
-
-
-
-
-Jimin menghitung detik waktu yang terus berjalan maju, ia tidak bisa tidur dengan pikiran yang terus berkelana entah kemana, memikirkan ini itu dan sesuatu yang bahkan belum terjadi sama sekali. Ia tidak sanggup lagi batinnya ketakutan, semakin hari suasana di mansion ini semakin menegangkan, dan ia tidak bisa tidur dengan tenang.
Didalam kegelapan itu jimin duduk menyenderkan tubuhnya di kepala ranjang, dia menerawang ke langit kangit kamar sambil sesekali menarik nafas panjang lalu menghembuskannya gusar, sejak semalam vittorio tidak kembali ke kamar mereka, dia berkata akan mengurus pekerjaannya bersama luca dan tidak kunjung kembali. Jimin melirik ponselnya beberapa kali berharap dia mendapatkan notif dari vittorio, tapi yang dia dapatkan hanya kesunyian yang nyata.
Jimin turun dari ranjang mengambil piayamanya, dia berencana untuk mencari vittorio. Jimin masih takut untuk ditinggal sendiri setelah apa yang terjadi padanya kemarin.
Ia mendengar suara-suara yang ramai dan orang-orang yang bersitegang diaula tempat dimana biasanya samuel duduk.
Sedikit dia melirik kedalam, mencoba mengintip apa yang terjadi didalam sana."V-vittorio?" Ia melihat vittorio berdiri disana dengan kemeja putih dan lengannya yang di gulung sesiku. Mereka seperti menunjuk-nunjuk vittorio, ia terlihat menikmati sorakan demi sorakan itu.
"Apa mereka tengah berpesta?" Jimin akan masuk tetapi tangannya di cegat seseorang. Ia menoleh dan mendapati fablo tengah memandangnya bingung, jimin menarik tangannya dari laki-laki itu."Aku kembali secara diam-diam tanpa sepengetahuan kakakku" jimin melirik sekali lagi pada aula itu.
"Kenapa kau harus sembunyi-sembunyi? Bukankah vittorio menunggumu untuk pulang?" Ujar jimin pada fablo yang mengusap wajahnya seperti tidak tau harus bagaimana.
"Aku minta maaf tapi menghindar adalah cara satu-satunya agar aku bisa selamat, rahasiakan ini dari kakakku jimin. Atau dia akan membunuhku" fablo akan pergi namun tangannya kembali di tahan oleh jimin."Bukan kau kan?"
"Jika kau bertanya siapa yang membunuh samuel, jawabannya ada pada kau dan vittorio yang berada di tempat kejadian hari itu" jimin melepas cengkramannya pada tangan fablo."Apa yang mereka lakukan didalam?" Tanyanya sekali lagi.
"Mereka merayakan penobatan ketua baru, kau akan melihat adegan yang sempurna setelah ini dan itu adalah tradisi" fablo menyuruh jimin untuk melirik ke dalam, dia melihat seorang vittorio melebarkan tangannya seperti akan menerima sesuatu. Hingga orang-orang yang berpakaian hitam bersorak saat tubuh vittorio di tumpahi sesuatu yang merah menyala dan terlihat segar, itu adalah darah. Jimin menutup mulutnya hampir berteriak, bau anyir memenuhi indra penciuman mereka berdua."Seharusnya kita tidak boleh menyaksikan ini, hanya orang-orang tertentulah yang bisa menyaksikannya" ujar fablo.
"D-darah apa itu?"
"Ahhhh itu, jika aku jawab darah manusia apa kau baik-baik saja?"
"ukkhhhh----------hoeekkkk! Hoeekkkk!!" Jimin berlarian meninggalkan aula sambil memegang mulutnya. Perutnya bergejolak membayangkan bertapa baunya tubuh vittorio setelah di tumpahi se ember darah manusia.
- DAY 13 -
Pagi itu mereka sarapan dengan tenang, jimin sudah bisa mengendalikan suasana batinnya dan vittorio yang sudah bersih juga harum tanpa bau darah di tubuhnya. Mereka sarapan dengan tenang tanpa ada gangguan, hingga tiba saat suara langkah kaki terburu-buru mendekati dapur.
"Fablo" bisik vittorio saat fablo dan luca masuk kedalam ruang makan, jimin membatin kalau fablo tertangkap oleh luca saat ia mencoba untuk kabur.
KAMU SEDANG MEMBACA
45 DAYS •YOONMIN•
Fanfiction"Aku bisa menghentikan semuanya dan mengendalikannya di atas perintahku, tetapi hanya satu hal yang tidak bisa ku hentikan ataupun mengendalikannya" ia menatap langit orange dengan matahari yang siap untuk terbenam. "Apa itu hyung?" Tanya jimin deng...