Semua aktifitas dalam fanfic semua hanya fiksi, pembaca diharap bijak.
Saran baca antara umur 17-21 tahun.VOTE AND COMMENT!⚠️
-
-
-
-
-Ada hal yang tidak pernah bisa kamu dustai. Namanya waktu, meski dia memberi kesempatan untukmu bermain dengan keahlianmu. Sesungguhnya, dia hanya menunggu. Akan tiba saat semua yang kamu lakukan, akan pulang kepadamu dengan cara yang sama, kamu mungkin merasa menang saat ini, tetapi pasti, pada suatu hari nanti, semua akan kembali padamu.
Kamu harus paham sepandai apapun kamu mengolah dusta kelak waktu akan menertawaimu, saat dia lelah membiarkanmu bermain-main, sesungguhnya waktu hanya sedang membiarkanmu mengumpulkan luka untuk dirimu sendiri Hingga seberapa banyak kamu ingin memetiknya nanti, itulah mengapa seulung apapun pembohong pasti akan ketahuan juga hingga mereka tak akan pernah mampu benar-benar menjadirahasia.
Kamu meracik dusta dengan sedemikian rupa, namun tak akan ada cara terbaik untuk menghindar dari lukanya, barangkali kamu memang boleh berbahagia, saat itu sacara tidak sadar kamu melupakan bahwa karmanya akan selalu ada. Namun sampai kapan kamu seperti ini? Sampai kapan kamu berpikir dusta adalah cara untuk bahagia? Sebab sejatinya tidak ada dusta yang benar-benar bisa membuatmu bahagia.
Jimin mengambil coatnya sesaat setelah mendapat sebuah pesan dari seseorang, ia meminta waktu pada para pelayan yoongi untuk berjalan-jalan sebentar hanya sekedar menghirup udara segar dibalik tembok mansion ini. Dengan ragu mereka membiarkan jimin pergi malam itu tanpa sepengetahuan yoongi tentunya.
Ia sampai di cafe tempat dia akan bertemu dengan orang itu, pria itu melambaikan ponselnya disaat dia melihat jimin yang terlihat kebingungan, jimin segera menghampiri dengan wajah yang tak bisa di kondisikan.
"Bagaimana kabarmu?"
"Bagaimana bisa kamu disana?" Ujar jimin memaksa
"Whow santai jim santai! Tampaknya si pria yang dipanggil hyung itu memiliki pengaruh yang kuat, mereka memecatku dengan mudahnya" dia meminum kopinya dengan wajah santai."Kita cukup bertemu disini dan jangan pernah muncul dihadapanku lagi" ujar jimin akan bangkit dari tempat duduknya.
"Kau benar baik baik saja setelah kematian ayahmu rupanya, aku bertanya-tanya apakah kamu akan hancur ketika mengetahui kabar itu, setelah targetmu membawamu pergi dari korea, aku merinding saat ternyata yoongi benar benar tidak tau siapa yang dia bawa. " jimin berbalik dan menatap pria itu dengan tatapan datar."Fokus hanya mencari jaehyun!! aku hanya punya waktu 18 hari, setelahnya aku tidak tau apa yang akan yoongi lakukan padaku" pria itu melemparkan foto pada jimin.
"Sesuai janji, woaahhh rencananya aku akan menyusul ke malta, namun paolo membuatmu kecelakaan rupanya. Itu foto yang kuambil sekitar 2 minggu yang lalu, jadi bagaimana menurutmu?" Jimin menyentuh foto yang di berikan si dokter itu padanya. Nampak adiknya jaehyun sudah berubah total, dia tampak memegang pistol dan berusaha memalak orang-orang.
"Jaehyun berubah banyak dia tidak seperti yang dulu, jimin kamu benar benar mengorbankan segalanya untuk mendapatkan jaehyun kembali"
Jimin tidak menjawab si dokter menatap jimin dengan tatapan menganalisis."Walau aku hanya pendatang baru aku sudah tau alasanmu untuk tetap menempel pada yoongi atau si vittorio itu, kamu cukup nekat mengejar mafia tingkat dewa dengan skill yang sangat kurang, terlebih kasus pembongkaran emas di bawah toko bungamu yang palsu itu, aku hanya penasaran bagaimana reaksi yoongi setelah mengetahui kalau dia terjebak dengan rencanamu yang abal-abal, yaahhhh apapun itu aku berdoa demi keselamatanmu jim, jangan lupa bayarannya kirim ke rekening seperti biasa" ia berjalan pergi meninggalkan jimin yang terdiam membisu, jimin menatap seseorang di foto itu yang mirip sekali dengan luca. Semua ini menimbulkan teka-teki baru, ia kemudian mengikuti arah kemana si dokter pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
45 DAYS •YOONMIN•
Fanfiction"Aku bisa menghentikan semuanya dan mengendalikannya di atas perintahku, tetapi hanya satu hal yang tidak bisa ku hentikan ataupun mengendalikannya" ia menatap langit orange dengan matahari yang siap untuk terbenam. "Apa itu hyung?" Tanya jimin deng...