Semua aktifitas dalam fanfic semua hanya fiksi, pembaca diharap bijak.
Saran baca antara umur 17-21 tahun.VOTE AND COMMENT!⚠️
SEBENRNYA GA BAIK DI BACA PAS PUASA!🔞
tapi gw lagi ga puasa hihihihihi😆😆😆😆-
-
-
-
-JIMIN POV.
Ada beberapa kisah mengenai kehidupan, bahkan diantaranya menjadi kisah paling memilukan dan mengenaskan dari segala kisah. Aku duduk di kursi sebrang dengan menelusupkan jari jariku pada rambut yang telah basah karna keringat. Ini hari terburuk batinku, aku melewatinya dengan sangat susah. Semua orang berlalu lalang dihadapan ruang oprasi itu menunggu hasil yang kemungkinan bakal lebih buruk lagi. Samuel dan vittorio berada didalam sana, bagai waktu yang terus berjalan pada hari yang terus berganti. Seorang dokter muda datang menghampiri luca yang juga tengah menunggu kabar yang tidak pasti, mereka terdengar berdiskusi seperti membicarakan sesuatu yang serius.
Setelah dokter itu pergi, luca dan para bawahannya segera berlutut dengan wajah mereka yang tertunduk, menggambarkan kesedihan kesedihan diatas luka yang paling dalam, aku berdiri sejenak setelah ranjang pasien itu keluar dari ruang oprasi, memastikan siapakah gerangan yang keluar lebih dulu.
"Samuel?"
Wajahnya pucat pasi, bibirnya yang mengering dan matanya yang menutup. Aku menarik luca untuk berdiri sekedar bertanya apa yang terjadi, apa samuel baik baik saja?
Luca hanya menggeleng dan itu artinya, samuel telah pergi meninggalkan mereka semua.Batinku bergejolak menunggu kabar pasti dari ruangan tempat vittorio dirawat, aku duduk menunggu saudarinya yang keluar dari sana setelah menyapa vittorio yang katanya telah sadar dari pingsannya. Aku tidak melihat fablo sedari tadi, kemana pria itu pergi disaat ayah dan kakaknya tengah mendapatkan perawatan intensif. Namun tak beberapa lama sisca keluar dari dalam sana dan mempersilahkanku untuk masuk karna vittorio menungguku.
Pria itu mendapat luka tembak di perut yang menembus ke pinggang sebelah kanannya. Ia memandangku dingin dengan sorotnya yang menajam, aku duduk di sisi ranjang sambil menunduk merasa sangat tidak yakin untuk membalas tatapan vittorio padaku.
Tiba-tiba aku merasakan hangatnya tangan itu menyentuh tanganku yang penuh dengan bekas darah, aku tidak sempat membasuhnya tadi karna sibuk mengatur emosi sendiri. Vittorio mengusap tanganku dan aku hanya bisa memandangnya tidak mengerti.
"S-samuel telah tiada" bisikku berusaha mengatakan yang sejujurnya, seharusnya aku yang menenangkan vittorio disaat dia sedang berduka bukan malah sebaliknya.
"Aku tau, aku tau dia telah pergi untuk selamanya"
"maaf telah membuatmu merasa tidak aman"
Perlahan namun pasti air mataku tumpah seiring dengan suara isakanku yang mulai memenuhi ruangan.
Ketakutan akan masa depan itu ada, bagaimana jika ia kehilangan vittorio saat itu juga, bagaimana jika musuh itu mengincarnya juga, bagaimana jika semua itu terjadi dan malah membahayakan semua orang yang ada di villa. Vittorio bangkit lalu memelukku dengan hangat sambil menepuk pundakku."Aku ada disini jangan takut" bisiknya, seakan menjadi sihir yang begitu nyata, aku perlahan terdiam dengan mata yang memerah dan sedikit bengkak.
"Gantilah bajumu dan basuh dirimu, setelah itu kita akan pulang kerumah" aku menurut dengan berjalan pergi meninggalkan vittorio sendiri.JIMIN POV END.
- DAY 12 -
Esoknya acara pemakaman dilakukan dengan vittorio yang mengiringi sang papa menuju liang lahatnya, jimin setia mendorong korsi roda vittorio dan berdiri di belakang sana dengan menghayati pemakaman yang tengah dilaksanakan.
Jimin memberikan vittorio karangan bunga setelah peti mati itu tertutup dengan tanah hingga menjadi tonjolan meninggi sebagai tanda, seorang pendeta membacakan semua alkitabnya dengan lantang sehingga semua orang mendengarnya serius.
![](https://img.wattpad.com/cover/261460927-288-k190310.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
45 DAYS •YOONMIN•
Fiksi Penggemar"Aku bisa menghentikan semuanya dan mengendalikannya di atas perintahku, tetapi hanya satu hal yang tidak bisa ku hentikan ataupun mengendalikannya" ia menatap langit orange dengan matahari yang siap untuk terbenam. "Apa itu hyung?" Tanya jimin deng...