DAY 2

1.6K 233 18
                                    

Semua aktifitas dalam fanfic semua hanya fiksi, pembaca diharap bijak.
Saran baca antara umur 17-21 tahun.

VOTE AND COMMENT!⚠️🔞

-
-
-
-
-

Hati terasa kosong membingungkan, ratapan sakit dengan segala sesal di dada. Lalu rintihan gelisah dari hari-hari yang akan dijalaninya, Ia tersenyum dalam diam menatap seseorang yang tengah menyiapkan sarapan dengan gelagatnya yang gusar karna dipandang. Jimin semalam menginap dirumah vittorio, dia takut untuk kembali kerumahnya merasa trauma.

"Apa kau sebelumnya sangat mencintai orang itu?" Pagi itu vittorio mengaduk bubur yang di buatkan jimin untuknya. Jimin menoleh hanya sekedar menyaksikan apa yang vittorio tanyakan, ia menaruh mangkuk buburnya pada meja dan duduk dihadapan vittorio sambil memakan buburnya.

"Vittorio shii, kau pasti tau pepatah yang mengatakan cinta menjadi benci dan benci menjadi cinta, mungkin itu yang aku rasakan." Vittorio mengangguk angguk paham atas apa yang jimin ucapkan.

"Lalu? Apakah semalam itu adalah yang pertama bagimu?" Gerakan jimin terhenti sejenak, ia menatap vittorio dengan pandangannya yang tidak bisa diartikan.
"Aku------- tidak sembarang memberikan tubuhku pada orang sepertinya. Jadi semalam dia belum sempat menyentuhku dan kami tidak pernah melakukannya" jimin kembali memakan buburnya dengan lahap namun lagi dan lagi dia menatap vittorio yang sibuk mengaduk buburnya tanpa berniat untuk makan.

"Apa yang membuatmu pindah dari Italia ke korea?"
"Ada bisnis yang harus ku selesaikan" jimin mengambil buah strowberry itu lalu memakannya dengan mata yang terpejam, vittorio memperhatikan tanpa berkata sedikitpun. Dari caranya berbicara mengambil dan memakannya, semua terlihat tertata, maka dia berdesis menghilangkan pikiran cabulnya pada jimin.

"Ssshhhh, sepertinya aku harus bersiap-siap untuk pergi bekerja" vittorio akan beranjak dari korsinya tetapi jimin menahan tangannya.
"Makanlah buburmu walau setengah darinya, aku selalu berhutang budi padamu bahkan dihari pertama kita bertemu" vittorio kembali patuh lalu memakan buburnya dengan tenang.

Ketika matahari itu memancarkan sinarnya dengan terang, vittorio baru saja keluar dari gedung lalu disambut pak nam yang membukakan pintu mobil untuknya, ia melirik kiri dan kanan memastikan agar orang lain tidak melihat keberadaanya.

"Panti jompo namdong, kita harus kesana untuk mendapatkan informasi" pak nam membawa vittorio menuju sebuah panti jompo dimana ibunya dirawat dulu. Saat mobil itu sampai pada gerbangnya, vittorio turun dari mobil, Ia menghampiri kantor panti itu dan bertemu dengan seorang wanita yang bekerja disana.

"Kau datang lagi rupanya" vittorio tersenyum sambil memberi salam, kemudian dia di ajak duduk dan disediakan teh oleh pihak panti.

"Dia menghilang malam itu, entah pergi kemana. Kami tidak tahu" ia menunduk dengan wajah bersedih.
"Kupikir itu sudah cukup untuk memastikan apa dia benar benar menghilang" pegawai itu membelalakkan matanya merasa vittorio mengatakan hal yang membuatnya sakit hati.
"Kalau begitu aku permisi" vittorio beranjak pergi namun diambang pintu langkahnya terhenti, pegawai itu seakan mengutuknya.

"Kau akan menyesal karna telah mengatakannya, dia meninggalkanmu pasti karna suatu alasan" vittorio terkekeh.
"Jika dia memang meninggalkanku karna suatu alasan. Maka alasan itu salah bagiku, selamat tinggal" ia menutup pintu lalu berjalan kearah gerbang tanpa emosi yang menggebu.

45 DAYS •YOONMIN•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang