DAY 16

793 117 22
                                    


Semua aktifitas dalam fanfic semua hanya fiksi, pembaca diharap bijak.
Saran baca antara umur 17-21 tahun.

VOTE AND COMMENT!⚠️
-
-
-
-
-
Roda itu terus berputar menuju ruang gawat, vittorio semakin kalang kabut saat melihat darah terus menetes dilantai rumah sakit, jiminnya tertabrak oleh mobil pengawal vittorio yang katanya REM-nya blong.

'Faster faster!'

Dokter itu berseru untuk segera melakukan tindakan pada jimin, sementara vittorio menunggu diluar dengan tatapan nanar. Jiminnya terpental jauh saat mobil itu menabraknya.
Suara itu terus menggema di kupingnya, dia ia merasa frustasi akan hal itu.

"Vit" paolo membawa si pengemudi disampingnya, ia mendekat lalu berlutut dihadapan vittorio.
"K-kami hanya men-mencoba memperbaiki remnya tetapi-------

BUAGHHH!!

Rahangnya terasa bergeser, ia terlentang dilantai saat tendangan vittorio tepat mengenai rahangnya sebelah kiri. Viitorio perlahan mendekat pada pemuda itu, kemudian menepuk pundaknya beberapa kali. Vittorio kembali duduk dengan tenang sambil seseka menghela nafas gusar, paolo datang memghampiri lalu memberikan sebuab map.

"Kau lupa menanda tanganinya" vittorio tersenyum, ia sampai lupa tujuan awalnya untuk datang. Ia kemudian mengeluarkan penanya lalu melukis garis diatas kertas dengan sangat rapih.
"Kau memiliki alexandro seutuhnya sekarang" bisik vittorio dengan senyumnya yang siapa saja bisa terkelabui.
"Vittorio alexandro, namun sekarang bisa ku sebut. Min yoongi?" Mereka berjabat tangan seraya tersenyum satu sama lain.

Paolo kemudian pergi dengan membawa map itu bersamanya, hak kekuasaan vittorio telah berpindah tangan pada paolo, Pria itu berhak memiliki keluarga alexandro sekarang. Tak selang beberapa lama, sang dokter keluar dengan memberi kabar kalau jimin telah ditangani dengan baik meski mereka sempat kehilangan detak nadi jimin tadi, namun sekarang semua telah kembali normal. Vittorio meminta dokter untuk membuat surat rujukan agar jimin segera dipindahkan ke korea. Maka sang dokter mengabulkan permintaan itu, mereka membawa tubuh jimin ke bandara dan menaiki jet milik vittorio sendiri. Entah apa yang membuat vittorio terburu-buru, namun ia harus meninggalkan tempat ini segera.

DAY 16

Dalam perjalanan yang begitu panjang, vittorio hanya terdiam membisu seperti tengah melupakan kenangan lama yang ia tinggalkan bersama masa lalunya. Ia menoleh melihat jimin yang terbaring di ujung sana dengan berbagai peralatan kesehatan.

"Sungguh sekarang aku menganggap diri begitu mengerikan"

Sehari setelahnya, mereka sampai di korea dengan selamat. Jimin langsung di bawa ke RS ditemani yoongi. Ia dengan setia menemani setiap pengobatannya, sampai akhirnya dokter menyatakan kalau jimin hampir sembuh dan tinggal menunggunya sadar.

Perlahan mata jimin terbuka, ia merasa sedikit silau akibat cahaya yang menerpa netranya. Yoongi bangkit dari duduk menghampiri jimin yang telah sadar sepenuhnya.

"Bagaimana hmm?" Jimin berkata dia baik baik saja disela senyumannya yang merona. Yoongi menghembuskan nafasnya lega, ia duduk di kursi samping ranjang jimin kemudian menggenggam tangan pria cantik itu.

"Jimin----- sepertinya ini waktu yang tepat untuk kembali ke tempatmu yang sebenarnya" jimin mengerutkan dahinya bingung.
"Aku sudah lama menyusahkanmu, dan seharusnya aku menjelaskan sedari awal mengapa aku membawamu menemui paolo" jimin menatapnya gusar.
"Aku memberikan hak alexandro padanya karna, sudah saatnya untuk membangun aliansiku sendiri, kas alexandro, markasnya, bahkan kekayaannya sudah kupindahkan semuanya atas namaku, min yoongi. " jimin terkejut. Terlihat dari bola matanya yang melebar. Ia belum sanggup menjawab semua pernyataan vitorio sekarang, ia hanya mampu mengedipkan matanya beberapa kali.

"Yaa, aku hanya menyisahkan sebagian dari mereka yang telah lama menjadi pengikutku, namun berakhir menjadi penghianat" ujarnya, Jimin tertegun atas semua yang vittorio ucapkan, tiada celah untuk berbohong ia benar benar jujur atas semua yang dia ucapkan. Namun sesuatu yang menjanggal di hati jimin, akankah paolo mau menerima itu semua? Akankah dia membiarkan vittorio selamat setelah ia menipunya?

Jimin meraih tangan vittorio dan menggenggamnya erat, ia meminta vittorio untuk mendekat, perlahan ia berbisik dengan mulut yang kaku.
"Aku harap semua baik-baik saja" vittorio tersenyum.
"Semua akan baik baik saja jimin" vittorio melepaskan genggaman tangan jimin lalu menghilang di balik pintu.

Pada hari itu semua nampak terlihat baik, vittorio senantiasa berada disamping jimin untuk selalu menemaninya dan sungguh beruntung kalau kata dokter jimin bisa pulang dalam waktu 2 atau 3 hari kedepan. Sebab semua sudah baik baik saja sekarang tinggallah masa pemulihan.

Dalam celah yang semakin membara langit sore menyinari kamar jimin, dia sendiri disana sambil mendengarkan beberapa alunan musik lewat ipods miliknya. Tak menghiraukan seseorang yang datang dan menaruh bunga dinakas. Ia tersenyum seraya mengulurkan tangannya dihadapan jimin, hingga sang tokoh sadar akan kehadiran seseorang yang lain diruangan itu.

'Jimin, bagaimana kabarmu?'

'Jimin, bagaimana kabarmu?'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pukul 23.45

Jimin melirik kearah bucket bunga pink yang di taruh dengan indah, mawar yang merekah indah dan baby flower yang menjuntai. Ia tersenyum miris dengan wajah masam, ia menunggu yoongi. Sedari tadi ia tak kunjung datang setelah mengatakan ia memiliki urusan.
Dengan pelan ia mengambil secarik kertas bertuliskan alamat disana, kemudian membaca dengan seksama dan menimbang nimbang tindakan yang akan ia lakukan selanjutnya, Haruskah ia pergi atau berdiam diri disini dan menunggu hasilnya.

Tiba-tiba pintu terbuka, jimin buru buru menyembunyikan kertas itu didalam selimutnya. Vittorio telah kembali, wajahnya lusuh sehabis bekerja seharian. Ia tersenyum kemudian menghampiri jimin.

"Apa kau baik?"
"Yaaa aku baik"

Lama mereka terdiam etensi vittorio tertarik pada bunga di atas nakas.

"Siapa yang datang menjengukmu?" Jimin hanya menatap kikuk.
"Itu dari seorang perawat, dan itu untukmu. Mereka bilang kau sangat tampan" ia berbohong tentu saja dan vittorio hanya terkekeh, ia mengambil bunga itu lalu membuka tong sampah dan membuangnya. Jimin hanya meneguk ludahnya kasar, vittorio duduk di ranjang dan menurunkan baju jimin sebahu.

"Kau harus mandi, aku akan membantumu"

Ide itu tidak akan berjalan dengan sempurna, luka jimin telah dilapisi pelastik agar tidak basah terkena air, kini ia tengah duduk di bath tub dengan vittorio yang menyirmi pundak jimin dengan air hangat, pelan namun pasti ia menggosok pundak putih itu.

"Dari sekian banyak, mengapa kamu begitu indah dari semuanya" jimin tersipu, ia menahan tangan vittorio agar tidak melanjutkan aktivitasnya.
"Hyung, sudah malam. Cukup sampai disini" vittorio kemudian terkekeh dan merunduk untuk sekedar mengecup pundak jimin.

"Cepatlah sembuh"

Ia membantu jimin berpakaian meski harus menahan hasrat berkali-kali, inilah mengapa ia tidak mau kalau jimin di mandikan oleh orang lain, ia tidak ingin asetnya di nikmati oleh orang lain. Setelah semua selesai vittorio membantu jimin untuk berbaring.

"Selamat malam"
"Too"















TBC

hai, sudah lama ya :)
Ga kerasa dan 2022 aja🥴
Im doing well, how about you gyus?
Aku minta maaf sudah lama ngilang, terlalu banyak masalah yang harus di selesaikan, terlalu banyak kerjaan dan ini dan itu🤣

Oh ya Q&A nya belum aku jawab sama sekali🥺 aku jawab nanti yaa, selamat malem minggu semua, i will back.

45 DAYS •YOONMIN•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang