Kalau ada typo komen aja ya:)
Happy reading
***"Untuk tugas yang baru saya berikan tadi bisa langsung dikumpulkan di meja ini sekarang," ujar Ustadz Abdul didepan para Santri-Santri kelas Al-Fajr ini.
Semua santripun segera maju untuk mengumpulkan tugas catatan mereka di meja guru tak terkecuali Mulky.
"Santri baru bisa tolongin bawa buku ke ruang guru?" ujar Ustadz Abdul setelah memastikan semua santri telah kembali duduk.
Semua mata telah menyorot ke Mulky. walaupun Mulky bukan satu-satunya santri baru disini, namun jika sudah berurusan dengan para Ustadz pasti ada hubungannya dengan Mulky.
"Apa? Gue lagi? Si Aldy juga santri baru," ujar Mulky saat menyadari ia tengah menjadi pusat perhatian.
"Tidak, yang saya perintah itu kamu Mulky!" ujar Ustadz Abdul membuat Mlky menghembuskan nafas panjang dan mulai berdiri.
"Alhamdulillah, pembelajaran hari ini telah selesai. Semoga ilmu yang saya bagikan bermanfaat, jika ada kesalahan saya mohon maaf. Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh." Ustadz pun langsung pergi meninggalkan kelas dengan dibuntuti Mulky dari belakang saat salam beliau telah dijawab oleh santri-santri yang lain.
***
Sepanjang perjalanan Mulky hanya diam. Namun hanya diam di mulut, di hatinya ia sedang berbicara panjang lebar karena kesal dengan Ustadz Abdul yang selalu saja menghukum dan memerintahnya.
"Apa nggak capek kamu ngomong mulu didalam hati? Jangan gunjingin orang, apalagi di bulan Ramadhan kayak gini," ujar Ustadz Abdul tiba-tiba.
"Ustadz cenayang ya?" Tanya Mulky.
Sang Ustadz tersenyum, "Saya bukan cenayang, tapi namanya guru pasti udah tau dan hafal gimana kelakukan murid-muridnya. Apalagi muridnya kayak kamu gini, gampang nebaknya," ujar Ustadz Abdul.
Mulky meringis. Benar juga yang dikatakan Ustadz Abdul. Kelakuannya selama ini hanya membuat masalah saja jika dipikir-pikir.
"Saya mau bertemu dengan Kiyai Ali dulu, kamu bisa taruh buku-buku itu di meja paling kanan di barisan nomor dua. Setelah itu kamu bisa kembali ke kamar," ujar Ustadz lalu pergi menjauh.
Langkah kaki Mulky berhenti, saat sudah sampai didepan pintu kayu ruang guru.
"Assalamualaikum...," ujar Mulky.
Tok...tok...tok.
Mulky mengetuk pintu kayu itu dan telah mengucapkan salam beberapa kali. namun nihil, tak ada yang menjawab.
Kepala Mulky celingukan melihat kedalam ruang guru yang sepi.
"Masuk aja kali ya, orang gue disuruh sama Ustadz Abdul," ujar Mulky pada dirinya sendiri.
Kakinya melangkah masuk, menuju tempat yang telah Ustadz Abdul beri tahu kepadanya. Mulky langsung menaruh buku-buku tersebut dengan rapi dan bersiap berjalan pergi meninggalkan ruang guru tersebut.
Brakk
Baru saja Mulky akan melangkahkan kakinya keluar dari ruang guru tersebut, tiba-tiba rasanya ia sedang bertabrakan dengan seseorang.
"Awhh," ujar seseorang berjilbab hitam yang baru saja menabrak Mulky.
"Eh, sorry sorry. Gue tadi nggak liat-liat keadaan, jadi nggak tau kalau lo mau lewat," ujar Mulky dan langsung mencoba membantu gadis tersebut berdiri dengan megulurkan tangan kanannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Xavier Mulky
Teen Fiction[Spiritual-TeenFiction] Kisah seorang remaja laki-laki bernama Mulky yang terpaksa mengikuti pesantren kilat pada Bulan Ramadhan karena wasiat Almarhumah ibunya. Memiliki latar belakang keluarga yang cukup berantakan, membuat hubungan dengan ayahnya...