"Zina memang larangan. Namun mencintai itu pilihan yang diperbolehkan."
***
Ternyata, Aisyah kali ini datang tak sendirian. Ia datang bersama ketiga sahabatnya dengan tujuan Muroja'ah dengan Kiyai Ali langsung. Sebenarnya teman-teman Aisyah tak enak hati, dan lebih memilih Muroja'ah bersama saja di Kamar mereka.
"Ikut sama aku ya besok? Biar aku nggak sendirian. Akhir-akhir ini aku ditemui santriwan terus. Takut khilaf, jadi kalian ikut aja ya." begitulah kira-kira yang Aisyah katakan pada ketiga sahabatnya.
"Assalamualaikum cantik," ujar Mulky dan Ilhaq kompak saat sudah berada di depan Aisyah.
Dengan cepat mereka berdua saling menoleh dan menatap dengan sengit. "Nggak kreatif banget! Ngikutin gaya orang," ujar Mulky menyindir Ilhaq. Sedangkan Ilhaq hanya diam, memaki Mulky habis-habisan dalam hati.
"MasyaAllah Ning Runa," ujar Habib saat datang mendekat.
Runa yang berada di sisi kanan Aisyah langsung menahan senyumnya. Salah tingkah hingga pipinya berwarna merah merona.
"Ciee, Runa! Pipinya udah kayak sambel aja! Merah banget," celetuk Sinta. Masih ingat? Gebetannya si Malik.
"Astaghfirullah, inget!" ujar Wanda memperingati kedua sahabatnya itu.
"MasyaAllah! Wanda! Udah cantik, suka mengingatkan kebaikan lagi! Jodohkan aku dengan Wanda Ya Allah! Aamiin," batin Hafidz. Sedikit memaksa.
"Jangan bayangin yang belum halal Bro!" ujar Rifki membuat Hafidz tersadar.
Hafidz yang tersadar pun langsung melantunkan bacaan Istighfar sebanyak-banyaknya dalam hati. Takut khilafnya menjadi dosa.
"Waalaikumsalam. Maaf ya Kang, kita buru-buru. Takut di tungguin Abi," ujar Aisyah dengan langsung berjalan maju. Diikuti ketiga temannya.
"Eh, eh! Bentar," ujar Mulky dengan refleks memegang tangan Aisyah.
Aisyah yang tersadarpun langsung menarik tangannya dari genggaman Mulky.
"Duh, sorry! Sorry. Gue ga sengaja tadi, refleks," ujar Mulky merasa bersalah.
"Tangannya udah kebiasaan pegang-pegang! Maklum lah, kebiasaan sulit diilangin," sindir Ilhaq membuat Mulky sedikit emosi. Namun, Mulky pintar. Ia tahan dulu amarahnya, nanti kalau sudah aman auto baku hantam.
"Nih, dari pada aku gangguin kamu mulu dan buat kamu telat. Nih, langsung aku kasih aja. Spesial buat kamu," ujar Mulky dengan memberikan buket bunga low budgetnya kepada Aisyah.
Diam-diam Aisyah sedikit menyunggingkan senyum manisnya.
"Kreatif," batin Aisyah."Buang aja bunga itu Syah! Bunga hasil nyolong itu! Ga halal. Mending ini aja, kemarin aku nitip sama Pak Sanusi buat beliin kado ini. Khusus buat kamu. Semoga kamu suka ya. Aku bersyukur banget kalau kamu bisa nerima kado aku," ujar Ilhaq sangat manis. Seperti seorang pro player.
KAMU SEDANG MEMBACA
Xavier Mulky
Teen Fiction[Spiritual-TeenFiction] Kisah seorang remaja laki-laki bernama Mulky yang terpaksa mengikuti pesantren kilat pada Bulan Ramadhan karena wasiat Almarhumah ibunya. Memiliki latar belakang keluarga yang cukup berantakan, membuat hubungan dengan ayahnya...