Waktu berjalan begitu cepat. Kini, Idul Fitri sudah ada didepan mata. Tak terasa, 3 hari lagi. Batas hafalan Mulky akan berakhir.
Mulky memutar otaknya. Bagaimana caranya agar ia dapat menghafal Juz 30 dengan cepat? Sedangkang waktu hafalannya sangat singkat--kurang dari dua Minggu.
"Kamu nyerah Ky?" tanya Hafidz seraya membereskan lemarinya.
Mulky menghela nafas panjang, "Gue bingung Fidz. Mau ngejar, tapi tau diri."
"Hafalan kamu udah sampai mana emangnya?" sahut Habib yang baru datang di belakang mereka.
"Suroh At-takwir," jawab Mulky pasrah.
"Terus sekarang gimana? Bentar lagi Pesantren kilat udah selesai. Kamu balik ke Jakarta kan?" ujar Habib dengan mendekati lemari kayunya. Berniat membereskan barang-barangnya, untuk bersiap pulang kerumah.
"Itu yang dari semalem gue pikirin. Jujur, gue bener-bener suka sama Aisyah. Nggak tau kenapa, padahal gue ketemu aja nggak sengaja," jawab Mulky.
"Mau nyerah?" sahut Rifki yang baru saja terbangun dari rebahannya.
"Maunya enggak. Tapi mau gimana lagi? Pasrah aja deh!"
"Temen kita sad boy guys!" sahut Malik.
"Wah! Udah pinter bahasa Inggris kamu?" tanya Hafidz exited.
"Hehe, dikit! Diajarin sama Mulky. Ya nggak Ky?" Malik menoleh kearah Mulky, meminta persetujuan.
Namun, Malik mengalihkan pandangannya dari Mulky. Menatap ketiga temannya dengan pandangan tidak enak.
Karena, Mulky hanya melamun. Tak memperhatikan interaksi keempat temannya.***
Para Santriwan telah berkumpul di aula Pesantren. Menunggu beberapa pengumuman, wejangan dari para Usatdz disini.
Sikap Mulky hari ini berbeda dengan biasanya. Lebih memilih diam dan malas melakukan berbagai hal. Bahkan, semua barang-barang yang ia bawa kemari, belum ia beresi. Untuk persiapan kembali pulang ke Jakarta.
Ya, Mulky sekarang seorang sad boy. Merasakan apa itu sakit hati karena perempuan kedua kalinya. Yang pertama, ia mendapatkan penghianatan dari mantannya. Dan sekarang, Mulky gagal menyelesaikan tantangan.
"Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh!" ucap Salam dari Ustadz Rahman yang ada di panggung Aula.
"Waalaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh!" jawab para Santriwan dan semua orang yang mendengarnya kompak.
Dilanjutkan dengan Muqoddimah dan pembukaan pidato yang hampir membuang waktu setengah jam.
"Untuk Informasi terakhir, kalian bisa pulang ke rumah masing-masing hari ini! Nanti untuk kembali ke Pondok maksimal tanggal 20 Syawal!" pungkas sang Ustadz.
KAMU SEDANG MEMBACA
Xavier Mulky
Novela Juvenil[Spiritual-TeenFiction] Kisah seorang remaja laki-laki bernama Mulky yang terpaksa mengikuti pesantren kilat pada Bulan Ramadhan karena wasiat Almarhumah ibunya. Memiliki latar belakang keluarga yang cukup berantakan, membuat hubungan dengan ayahnya...