30. Mulky yang baru + Ending

18 6 12
                                    

Mulky mulai duduk di sofa single-nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mulky mulai duduk di sofa single-nya. Berhadapan dengan Arya dan Alma.

"Kenapa kamu pulang?" tanya Arya dengan wajah dingin.

"Emm, anu Yah," jawab Mulky tak jelas.

"Apa!" tegas Arya. Membuat Mulky menegakkan badannya. Sedikit takut akan nada ketus dari Ayahnya.

"Mulky nggak mau masuk pesantren lagi."

Arya menghela nafas panjang. Mengatur emosinya agar tak meledak.
Alma yang berada disamping Arya, langsung mengusap lembut lengan kekar Arya. Berusaha menenangkan.

"Kalau nggak mau masuk Pesantren, ngapain kamu kemarin minta balik?" tanya Arya dengan sabar.

"Em, M-mulky ...."

"Kamu pikir sekolah itu main-main? Kamu pikir masuk Pesantren itu sepele?!"

Mulky semakin menunduk saat mendengar itu. Rasa bersalah kembali datang saat mendengar teguran dari Arya.

"Jawab!" bentak Arya.

"Mas ..., sabar dulu, biarin Mulky jelasin," ujar Alma.

Mulky sedikit terkejut. Apa yang baru saja Alma lakukan? Apakah Alma baru saja membelanya?

"Jelasin ke Ayah," ujar Arya datar.

Mulky tak berani menjawab. Apakah ia harus berbicara jujur? Tidak mungkin.

"Mulky nggak betah Om," ujar Naufal tiba-tiba.

"Saya nggak nanya sama kamu! Saya nanya ke Anak saya!" tegas Arya.

Naufal pun kembali menutup mulutnya rapat-rapat. Mengamati dengan seksama bersama Rendy yang setia berdiri disampingnya.

"Jawab!" ujar Arya dengan nada tinggi dan keras.

Mulky menghela nafas panjangnya. "Mulky suka sama Aisyah."

Arya terdiam sebentar. Sedikit kaget dengan alasan dari Mulky.
"Hanya karena perempuan kamu jadi gini?"
Arya kembali menghela nafas panjang. Membuat Alma dengan segera menggenggam telapak tangan suaminya itu.

"Kamu pikir sekolah itu main-main, hah?! Kamu nggak mikir apa yang akan tejadi kalau kamu gini?!"

Kepala Mulky semakin menunduk. Merutuki semua kesalahannya.

"Ini bukan soal uangnya! Ini tentang reputasi Ayah! Mau ditaruh mana wajah Ayah kalau ketemu sama Ali, hah?!"

"Maaf ...," ucap Mulky pelan.

"Kamu kalau nggak ada niatan buat mondok, sekalian nggak usah sekolah! Buat malu Ayah aja kamu! Kamu nggak pernah mikir apa gimana sih! Ayah kecewa Ky! Kecewa banget!"

"Mulky minta maaf Yah! Mulky nggak akan gitu lagi." Mulky bergerak mendekati Arya.

"Apa? Mau gimana lagi? Ayah selama ini diam, bukan berarti Ayah suka sama kelakuan kamu! Ayah udah semangat lagi dulu, saat tau kalau kamu masuk pesantren! Apalagi saat Ayah tau, kalau kamu mau hafalan juga. Tapi apa? Jujur, Ayah kecewa Ky!" ujar Arya panjang lebar.

Xavier MulkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang