"Aku tahu ini gila. Aku mencintaimu hanya dengan sekali pertemuan. Namun percayalah, Tuhan tidak akan salah menempatkan suatu hati akan berlabuh.
Namun, jika hubungan ini gagal. jangan menyerah, teruslah berpetualangan dan carilah pelabuhan hati yang paling tepat"***
Mulky menyerah? Tidak akan! Terbukti dengan apa yang ia lakukan saat ini, menunggu Aisyah datang ke Pondok Pesantren Putra di jam 3 Pagi.
Bayangkan, jika bukan karena cinta, mana mau seorang pemalas seperti Mulky ingin repot-repot menunggu seseorang datang.Terlihat disana, Aisyah telah datang dengan membawa rantang putih. Melewati Pak Sanusi dengan berjalan sedikit membungkuk dengan menebarkan senyuman manis.
"Sial! Manis banget tuh senyuman. Pak Sanusi yang di senyumin kenapa gue yang baper? Dasar!" ujar Mulky pada dirinya sendiri.
Tanpa basa-basi Mulky langsung menemui Aisyah yang masih berada di depan pagar. Tentu saja ada Pak Sanusi disana.
"Assalamualaikum cantik," ujar Mulky dengan senyum yang merekah.
"Waalaikumsalam Kang. Kenapa?" tanya Aisyah dengan sedikit tersenyum.
"Jangan senyum Syah!" ujar Mulky membuat satu alis Aisyah mengangkat karena bingung.
"Kenapa?" tanya Aisyah tak mengerti.
"Nanti Kopi Pak Sanusi kalah manis." gombal Mulky. Sangat receh.
"Kopi saya kopi pahit," ketus Pak Sanusi tak membiarkan Mulky sukses dengan gombalan recehnya.
Aisyah hanya bisa menahan tawanya ditempat. Sedangkan Mulky sudah sangat malu. Sungguh, Pak Sanusi adalah manusia paling tak peka akan keadaan di seluruh alam raya.
"Ya sudah, saya pamit dulu Kang Mulky! Monggo Pak!" ujar Aisyah langsung pergi meninggalkan Mulky dan Pak Sanusi.
"Bapak nggak bisa baca keadaan ya? Kesel banget!" ujar Mulky menegur Pak Sanusi.
"Baca keadaan gimana? Emang saya peramal apa? Saya mah Kang Satpam," ujar Pak Sanusi tanpa dosa.
"Terserah pak terserah! Orang tua emang begini. Ngalah aja ngalah!" ujar Mulky anarkis.
"Apa kamu bilang? Orang tua? Dasar anak muda jaman sekarang!" geram Pak Sanusi membuat Mulky sedikit takut.
"Ngapunten Pak! Ngapunten."
(Maaf Pak! Maaf.)
Mulky langsung berlari kembali untuk melaksanakan sahur bersama santri-santri yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Xavier Mulky
Teen Fiction[Spiritual-TeenFiction] Kisah seorang remaja laki-laki bernama Mulky yang terpaksa mengikuti pesantren kilat pada Bulan Ramadhan karena wasiat Almarhumah ibunya. Memiliki latar belakang keluarga yang cukup berantakan, membuat hubungan dengan ayahnya...