terbongkar

440 16 4
                                    

maaf ya lama up date fokus ibadah selama romadlan .berhubung sekarang lagi free jadi lanjut deh ngehalu nya jangan lupa  vote dan komen ya....



saat ini dewi sedang berada dikamar sedang dintrogasi teman teman pengurusnya juga bu faizah karena mereka yakin dewi mengetahui hubungan pak jamal dan fifi sebab dewi adalah sepupu pak jamal.

"dewi sebenarnya apasih hubungan pak jamal dengan fifi"tanya bu faizah

"iya fi kayak ada sesuatu diantara mer eka apalagi pas kemarin fifi pingsan paniknya nggak ketulungan"timpal clara "mencurigakan banget deh"

dewi  benar benar bingung harus jawab apa disatu sisi dia harus menyembunyikan pernikahan mereka disisi lain fifi sedang hamil cepat atau lambat pernikahan mereka harus di ungkap .

"mereka sebenarnya sudah menikah"ucap dewi akhirnya 

"APA!!"seisi kamar kaget

"yang bener kamu fi "tanya bu faizah nggak percaya karena jika benar pak jamal sudah menikah maka pupus sudah harapannya untuk kembali merajut kasih dengan pak jamal.

"beneran mereka nikah pas liburan kenaikan kelas"

"kok kita nggak tau"

"pernikahan itu didalem yai  dan dirahasiakan karena permintaan fifi yang ingin fokus sekolah"

"oh pantes pak jmal setiap malam minta dibuatin fifi kopi ternyata itu kamulfase untuk mereka  ketemuan toh"

"kupikir mereka cuman pacaran ternyata sudah nikah "ucap bu faizah kecewa.

jamal pov.

"gimana seandainya kalau kamu hamil"tanyaku

"aku hamil?aku belum siap mas aku nggak mau hamil dulu"rengek fifi

aku benar benar frustasi dengan pernyataan fifi

"fi kamu ingat kapan terakhir kali kamu suntik"

"bulan kemarin mas,seharusnya setelah kita dari hotel dikediri itu mas"tiba tiba fifi terdiam

"mas jangan jangan aku hamil beneran ya apalagi bulan ini aku terlambat mens"

aku mengangguk "ya fi disini ada anak kita"kuelus perut fifi yang masih rata 

"tapi mas aku masih sekolah aku nggak mau dan aku nggak bisa"tangis fifi pecah 

kurengkuh tubuhnya kedalam pelukanku kuelus punggungnya "tenang ada mas disini mas akan selalu ada buat kamu"

"tapi mas aku takut ,aku belum siap mas"ucap fifi disela sela tangisannya

"percaya mas kamu pasti bisa "fifi diam 

"mas kalau teman teman ku tau aku hamil gimana"ucap fifi ketakutan .takut teman temannya akan menilainya buruk.

"ya gak gimana gimana toh kamu hamil juga ada suaminya"

"ih...mas jamal gitu deh"fifi mencabik mulutnya sebel

"makanya mulai besok kita go publik biar semua tau kalau kita udah nikah"

"kayak artis aja mas go publik"

kulihat jam dikamar fifi jam 12.00 sebentar lagi teman teman fifi akan datang jadi kuputuskan untuk  keluar "fi mas balik dulu ya jaga diri baik baik ,banyak makan,jangan capek capek"nasehatku "jangan banyak pikiran,mas akan selalu ada buat kamu"

"iya mas"jawab fifi singkat tapi aku agak khawatir juga fifikan anaknya ceroboh banget aku takut terjadi sesuatu dengan mereka "fi mas mau cari kontrakan diluar pondok biar bisa jaga kamu dan anak kita kamu mau nggak"

"terserah mas aja deh aku pasrah"ucap  fifi 

"ya udah mas balik dulu"kepeluk lalu kucium keningnya lalu kucium perutnya yang rata

setelah keluar dari kanar fifi aku langsung telpon umi untuk untuk memberitahukan tentang kehamilan fifi

"assalamualaikum umi"

"waalaikum salam ada apa mal tumben telepon umi"

"anu mi jamal mau gasih kabar gembira buat umi"

"kabar gembira apa mal"

"fifi hamil mi"

"lho kok bisa hamil "

"ya bisa mi kan punya suami"

"tapi bukannya fifi nggak mau hamil dulu nunggu selesai sekolah"

"kebobolan mi mau gimana lagi"

"terus gimana sekarang keadaan mantu umi"

"sekarang lagi sakit mi"

"lho kok sakit emang nggak kamu jagain"

"fifi  dikamar pondok mi sedang jamal didalem yai "

"aduh kasian mantu umi ,gini aja mal mending kamu sekarang cari  kontrakan aja ajak fifi tinggal disana terus jangan lupa cari pembantu biar fifi nggak terlalu capek"

"rencananya memang begitu umi"

"kalau sudah dapat rumah kabari umi"

"kalau kesini sekalian bawa bik sum ya mi jamal pinjam buat jagain fifi disini "

"demi cucu apa sih yang nggak boleh"

"ya udah mi kalau gitu assalamualaikum"

"waalaikum salam"

setelah telfon umi tak  lupa aku juga telefon ibu fifi memberikan kabar gembira ini sama seperti umi ibu juga nggak percaya akan kehamilan ini entahlah aku merasa kehamilan fifi ada kabar gembira dan sedih. gembira karena mereka akan mendapat cucu sedih karena fifi masih sekolah dan terlalu muda memang sih fifi masih terlalu muda untuk memiliki  anak tapi semua sudah terlanjur tak  mungkin aku menolak bukankah anak itu rizqi .

ibu bilang akan berangkat menjenguk fifi tapi nunggu ayah libur dan itu 2 hari lagi.masih ada kesempatan buatku untuk mencari kontrakan .

kuhubungi temanku yang ada di sekitar pondok mencari informasi tentang rumah yang dikontrakkan tak menunggu lama alhamdulillah aku dapat rumah yang jarak nya 300 meter dari pesantren rumah yang tak terlalu besar hanya ada 3 kamar 1 kamar mandi dapur ruang tengah dan ruang tamu  tapi punya halaman yang luas ada pohon mangga didepannya menambah kesan teduh.tapi sayang tanpa perabotan jadi seketika itu juga kupacu mobilku kekota membeli beberapa  perabot rumah seperti kasur televisi karpet dan peralatan dapur entah aku  begitu antusias melakukannya mungkin karena sebentar lagi akan berkumpul dengan anak dan istri.esoknya  barang tiba dan langsung ku tata  untung aku jga di bantu teman ku jadi semuanya cepat selesai.

ku datangi dewi dikantor pondok kebetulan disana juga ada bu faizah

"wi tolong lihat keadaan fifi dan juga tanya dia mau apa"

"iya kang"dewipun pergi meninggalkan pak jamal dan bu faizah.

bu faizah yang mendengar percakapan itu hatinya memanas seharusnya dia yang ada di posisi itu bukan fifi."emang harus seperhatian itu ya kamu sama fifi" ucap bu faizah setelah dewi pergi

"ya harus karena fifi istriku"ucapku terus terang

"kenapa kamu menikahi fifi janagan jangan karena kamu frustasi saat ku tinggal pergi"

aku diam kulihat ada rasa kecewa dimatanya"aku menikahi fifi karena cinta jadi jangan berasumsi yang tidak tidak"
"Cinta ....nggak mungkin kamu dulu sangat mencintaiku aku yakin fifi hanya pelarian"
"Jangan berasumsi sendiri kenyataannya aku menikahi fifi karena cinta"

"pak jamal kenapa sekarang kamu berubah dulu kau memujaku tapi sekarang kau seakan enggan melihatku"isakkan kecil mulai keluar dari mulut bu faizah

"bukannya aku enggan melihatmu tapi aku sudah tidak bisa lagi karena aku sekarang mencintai fifi istriku dan juga ibu dari anakku"ucapku jujur aku tak ingin faizah  menaruh harapan padaku .

bu faizah bangkit  dan masuk kekamar pengurus tanpa mengucap apapun mungkin dia marah tapi aku tak masalah karena memang ini yang terbaik.

i love you ustadz [tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang