alasan

303 16 0
                                    

Tak terasa adzan subuh berkumandang niat yang awalnya mau tidur nunggu subuh gak jadi gara gara keasyikan ngobrol dengan pak jamal.setelah sholat subuh pak jamal pamit keluar 

"fi aku keluar dulu ya"aku mengangguk kulipat mukenahku dan kurebahkan tubuhku ketempat tidur rasa kantuk yang tadi tertunda kini menghampiriku lagi dan akhirnya aku terlelap dalam buaian mimpi.

pov jamal

setelah sholat subuh kuputuskan keluar kamar ,sedang fifi melanjutkan tidur yang tadi tertunda kubiarkan saja dia karena  kutau dia sangat lelah.

ku memutuskan keluar rumah duduk di teras menikmati pagi di desaku.

"lho nak jamal sudah bangun toh"sapa ibuku

"iya bu"

"fifi mana"

"mungkin masih dikamar bu"

"anak itu kebiasaan habis sholat subuh tidur lagi"gerutu ibu

"biarkan saja dulu bu kasian mungkin masih lelah kemarinkan habis perjalanan jauh"

"ya sudah kalau begitu...nak jamal mau saya buatkan kopi"tawar ibuku

"nggak usah bu nanti saja nunggu fifi bangun"tolak pak jamal karena merasa sungkan.

"ayah mana bu"pak jamal mengalihkan pembecaraan ibu

"ayah masih menyelesaikan laporan buat kantor, sebentar lagi juga keluar ,ya sudah kalau begitu ibu tinggal dulu kepasar ya"

stelah ibu pergi kutelepon abi menurut perkiraanku sekarang pasti sudah sampai rumah

"assalamualaikum bi"

"waalaikum salam "

"abi sudah sampai mana "

"baru saja nyampek rumah ,ini masih bongkar bongkar barang dari mobil"
"Ya sudah kalo begitu jangan lupa istirahat bi"
"Iya ...kamu jadi pulang kapan ?"
"Insya allah 2 minggu lagi"
"Ya sudah kalo begitu assalalamualikum"
"Waalaikum salam" setelah menutup telepon ku memutuskan kembali ke kamar menemui fifi.dia sedang tidur dengan nyenyak kurebahkan tubuhku dusampingnya ,sungguh ku tak menyangka gadis belia yang umurnya terpaut 10 thn ini yang akan menjadi pendamping hidupku.

ku usap pelan wajahnya takut yang punya wajah bangun.ku bersyukur fifi mau menerima lamaranku padahal kuyakin dia masih ingin bebas.tapi keyakinanku untuk menikahinya tidak datang begitu saja.

dulu waktu ku masih mencintai faizah ada perasaan yang gamang yang tak kasat mata walaupun perasaaanku bahagia saat bersama  faizah tapi ada perasaan yang kurang apalagi setelah aku istikhoroi bukan wajah dia yang muncul tapi seorang gadis mungil yang ceria yang wajahnya masih samar.

tapi ketika bersama fifi rasanya itu beda sekali walaupun aku sering sebal dengan tingkah lakunya tapi aku menikmatinya malah candu buatku jika tak mendapat tingkah konyolnya ,makanya waktu dia selalu menghindar dariku ,diam seribu bahasa aku merasa kehilangan.dan saat ku beristikhoroh wajahnya muncul dengan senyum yang mempesona.

jadi ketika ku tau dia masih mencintaiku maka aku bertekad tak akan membuatnya lepas dari genggamanku jadi kuputuskan untuk mengikatnya dengan tali pernikahan walaupun kumerasa pernikahanku ini akan penuh gejolak tapi kuyakin semua akan terasa indah.

awalnya orang tuaku tak percaya kalau aku akan menikahi wanita yang umurnya jauh dibawahku karena yang mereka tau aku suka wanita yang dewasa dan mandiri ,tapi ketika mereka melihat langsung fifi yang kekanak kanakan dan ceplas ceplos akhirnya mereka tau bahwa fifi akan melengkapi hidupku yang kaku.

Masih terus kupandangi wajahnya cantik dan manis kukecup pelan dahinya kutarik kepalnya agar berbantal tanganku ,fifi menggeliat memiringkan tubuhnya menghadapku dan semakin menenggelamkan kepalanya didadaku dan jangan lupa tangannya yang memeluk tubuhku erat .otomatis  yang dibawah menegang kalau saja tidak ingat kalau fifi masih belum siap mungkin dia akan kuterjang habis habisan.kayaknya aku harus mandi air dingin untuk mendinginkan pikiranku yang mulai memanas.

Kulepas tangan fifi dari pelukanku bukannya lepas pelukannya makin erat dan dada menempel di dadaku ,terasa empuk andai kutau wujudnya .....ya allah hamba nggak kuat menahan godaan ini ,mungkin megang sedikit gak apa apa kan fifi sudah halal .
Akhirnya dengan pelan tapi pasti tanganku kuarahkan kedada fifi .ternyata tanganku tak cukup untuk menangkupnya besar seperti yang kulihat semalam.awalnya kuhanya menangkup lama jadi meremas nafsuku sudah di ujung ubun ubun .

Dan gara gara remasanku fifi terbangun.
" Bapak ngapain"
Setelah melihat tanganku yang bertengger di dadanya sontak fifi langsung bangun
"Ih...pak jamal mesum"
"saya nggak mesum fi tapi tergoda"

"tergoda?kok bisa?!"tanya fifi heran

"gimana tak tergoda kalau kamu main peluk peluk aja"sungutku

"maaf pak gak sadar"cicit fifi

"fi boleh nggak aku lihat  dikit aja penasaran"tawarku ragu dan penuh harap.

"ih ..bapak mesum"tolak fifi

"kita kan sudah halal fi "pintaku memelas

"pak jamal kan janji gak bakal minta sebelum saya siap"

"saya gak bakalan minta itu tapi kalau pegang pegang masak gak boleh"

tok...tok...tok..."fi ..ayo bangun nak ajak suamimu makan dulu"suara ibu terdngar di depan pintu.

"iya...bu"fifi pun bangkit dan turun

"saya mau mandi dulu pak"

"fi gimana"cicitku

"apanya"jawab fifi  jengah

kutunjuk dadanya.tanpa menjawab fifi masuk kamar mandi sambil membawa handuk.aku terdiam kesal karena sulit sekali mendapatkan padahal sudah halal bagaimanapun aku manuasia biasa yang gampang tergoda .

pov fifi

Aku benar benar merasa marah juga kasian dengan pak jamal,bagaimanapun aku istrinya yang harus melayaninya .tapi aku takuuuut....
Setelah mandi kukeluar untung tadi aku sudah bawa baju ganti jadi kejadian semalam gak perlu terulang lagi.
Kulihat pak jamal tiduran dikasur dengan bermain hp.
"Pak jamal mandi dulu gih habis itu kita sarapan"
Pak jamal hanya diam
"Kalau ngambek nanti gak aku kasih"
Pak jamal sumringah
"Kasih pegang doang"tawaku keluar saat ekspresi pak jamal kembali cemberut.
"Dari pada tidak sama sekali"ucapku
Pak jamal mengusap kepalaku
"Maaf aku nggak akan maksa kalau kamu belum siap "ucap pak jamal lembut.akupun mengangguk
"Buruan mandi biar seger,lalu kita sarapan kasian ayah nunggu kita kelamaan"
Pak jamal masuk kekamar mandi sedang aku keluar kamar  kulihat ibu sedang menyiapkan makan .
"Nak jamal mana fi"tanya ibu
"Lagi mandi bentar lagi juga keluar"
"Oh,ya fi kamu buatin suami kamu kopi dulu tadi mau ibu buatin gak mau katanya nunggu kamu aja"
"Iya bu,ayah mana bu"karena ku belum lihat ayah
"Lagi duduk diteras biasa baca koran"

Kuberjalan menuju dapur untuk membuat secangkir kopi untuk pak jamal suami sambil mengaduk kopi kusenyum senyum sendiri tak menyangkah aku di usia semuda ini akan menjadi seorang istri ,istri pak jamal lagi cinta pertamaku.setelah kopinya jadi kubawa kemeja makan kulihat pak jamal dan ayah sudah duduk di meja makan .
Kuambil piring pak jamal  kuambil nasi"pak jamal mau lauk apa "karena lauk dimeja makan kali ini tergolong banyak dari biasanya ada ayam goreng ada team ikan ada telur ceplok ada tahu tempe bacem .
"Pakai ayam goreng sama tempe bacem aja fi" kuambil sepotong tempe bacem dan ayam goreng
"Ini pak dimakan harus habis kalau gak habis nanti ayamnya mati"ucapku
"Lho emang kamu punya ayam"eh...pak jamal malah percaya
"Nggak"ucapku datar
"Sudah sudah fi biarkan mantu ayah makan dulu "lerai ayah
"Emang kayak gitu kelakuan anak saya nak jamal harap sabar ya"ucap ibu
Pak jamal hanya tersenyum dan mengangguk karena sifatnya itu yang di sukai pak jamal.

i love you ustadz [tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang