2

612 44 9
                                    




.

.

Start Story

.

.

Wonwoo membuka matanya perlahan. Menutupnya lagi ketika dirasanya cahaya yang masuk ke matanya terlalu terang. Dia meraba ranjang tempatnya tidur. Sangat empuk dan halus. Sudah dapat dipastikan dia tidak berada dirumahnya.

"Kau belum bangun?" Wonwoo membuka matanya begitu mendengar suara yang familiar di telinganya. Mingyu meletakkan nampan yang dibawanya di meja nakas kemudian mendudukkan dirinya di sebelah Wonwoo.

"Di apartemen." Ujar Mingyu ketika melihat Wonwoo yang mengamati sekitarnya dengan wajah setengah mengantuk.

Wonwoo berusaha bangkit dari acara berbaringnya tapi dia hanya meringis ketika kakinya terasa amat sangat sakit ketika digerakkan. Ahh.. dia lupa seberapa kuatnya Seolhyun ketika memukulkan balok kayu ke kakinya.

"Sakit?" Wonwoo menggeleng, "Jangan berbohong padaku."

"Bantu." Ujar Wonwoo. Mingyu yang mengerti segera membantu Wonwoo untuk duduk. Pria emo itu sesekali meringis merasakan nyeri di kakinya. Ditambah lagi saat bibirnya bergerak, luka di sudut bibirnya terasa sangat perih.

Mingyu menyibak selimut Wonwoo memperlihatkan kaki Wonwoo yang dibalut celana denim pendek. Tapi kaki yang selalu terlihat putih dan mulus itu kini ternoda dengan adanya memar yang amat sangat mengerikan disana. Wonwoo tersentak ketika menyadari sesuatu.

"Bajuku." Gumamnya yang masih bisa didengar oleh Mingyu yang tengah mengambil bubur Wonwoo.

"Kotor dan ada bercak darah. Aku sudah membuangnya." Mingyu melirik Wonwoo melalui ekor matanya dan menemukan Wonwoo masih memperhatikannya tajam. Mingyu yang mengerti hanya bisa menghela nafas pelan. Dia menyendokkan bubur ditangannya berniat menyuapi Wonwoo tapi pria emo itu menolak. Mingyu menyerah dan meletakkan sendok yang tadi diulurkannya kembali kedalam mangkuk.

"Makan dulu! Setelah itu aku akan menjawab pertanyaanmu." Ujarnya. Dia kembali menyodorkan sesendok bubur yang langsung diterima Wonwoo. Keduanya hanya diam sampai bubur Wonwoo habis tak bersisa.

"Siapa?" tanya Wonwoo ketika Mingyu kembali dari dapur. Mingyu mendudukkan dirinya di tepi ranjang dan menghela nafas pelan.

"Baik, baik, Jeon Wonwoo. Aku yang menggantinya. Apa itu masalah buatmu?" tanyanya. Mana mungkin dia menyuruh orang lain menggantikan baju Wonwoo? Jika dia melakukan itu, sama saja dia mengijinkan orang itu melihat tubuh Wonwoo yang sudah diklaim sebagai miliknya.

Wonwoo membelalakkan mata mendengar kalimat Mingyu yang diluar ekspektasinya.

"Kau..."

"Kenapa? Kita sepasang kekasih sekarang. Dan aku benci ranjangku kotor." Jawab Mingyu sinis. Dia melirik Wonwoo dan tersentak melihat rona merah di pipi putih pria manis yang kini menunduk itu. Prianya benar-benar manis.

Tangannya terulur menyentuh pipi lembut Wonwoo. Berusaha selembut mungkin agar tidak menyakiti pria itu. Matanya menajam ketika melihat memar di pipi Wonwoo dan luka di sudut bibirnya. Dia benar-benar ingin membunuh orang yang melakukan ini.

You & I - UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang