17

45 4 4
                                    





Wonwoo mengerjap beberapa kali guna menyesuaikan matanya dengan bias cahaya matahari yang masuk melalui celah gorden. Dia meraba sisi tempat tidur namun tidak menemukan keberadaan pria yang selalu menemani tidurnya. Dia merubah posisinya dari berbaring menjadi duduk diatas ranjang dan menguap lebar. Mengangkat wajah dengan mata setengah terpejam ketika mendengar pintu kamar mandi terbuka.

Mingyu melangkah keluar dengan hanya menggunakan handuk yang membalut pinggang kebawah membuat Wonwoo bisa melihat otot dada dan perutnya yang terbentuk sempurna. Jika para pegawai wanita Mingyu melihat ini, dipastikan mereka masuk rumah sakit karena serangan jantung. Berlebihan? Memang, tapi itu fakta.

Wonwoo sendiri hanya bisa mengerjapkan matanya berulang kali berusaha mengusir pikiran kotor di dalam otaknya.

Mingyu yang melihat tingkah menggemaskan Wonwoo tersenyum miring. Perlahan dia melangkah mendekat sembari mengeringkan rambut basahnya dengan cara yang sengaja ia buat seksi.

Mingyu mencuri kecupan di pelipis Wonwoo yang menundukkan kepala membuat si manis terkejut dan sontak mengangkat kepala. Namun rupanya itu adalah gerakan yang salah karena setelah melakukannya dia justru disambut dengan kecupan selembut beludru di bibirnya. Matanya terbelalak dan tanpa sadar menjilat bekas bibir Mingyu di bibirnya membuat pria yang masih setengah telanjang di depannya terkekeh merasa lucu.

"Kau ingin lebih?" tanyanya dengan suara serak. Masih belum puas dengan aksi menggodanya. Tangannya melempar handuk basah yang ia gunakan untuk mengeringkan rambut ke dalam keranjang pakaian kotor di sudut kamar, "Ingin melihatku melempar handuk yang lain?"

Wonwoo yang ditanya seperti itu hanya menatap Mingyu datar. Mengedipkan mata beberapa kali kemudian mendorong wajah Mingyu kuat-kuat agar menjauh darinya.

"Mati saja, kau!" umpatnya sebelum beranjak masuk kedalam kamar mandi. Mingyu tersenyum lebar melihat wajah datar Wonwoo yang dihiasi semu kemerahan. Sangat memggemaskan.

Entah sudah berapa kali dia menyebut Wonwoo Iucu dan ini masih pagi bahkan matahari masih belum tampak sepenuhnya. Tuan Kim ini benar-benar sudah tidak tertolong.

Senyum lebar di wajah Mingyu hilang secepat cahaya berganti dengan ekspresi terkejut ketika mendengar kalimat yang diucapkan Wonwoo sebelum menutup pintu kamar mandi. Dia menoleh dan menatap pintu kamar mandi dengan tatapan horor. Entah kemana wajah poker yang selama ini selalu ia tampilkan.

"Setidaknya biarkan aku mandi dulu."

"Dia mabuk?" tanya Mingyu pada dirinya sendiri. Otaknya mulai mengingat apa yang mereka lakukan semalam. Tapi tidak ada yang aneh. Mereka hanya pergi tidur seperti biasa. Lalu apa yang membuat Wonwoo bertingkah tidak biasa hari ini?

"Bahaya. Ini sangat berbahaya. Jika terus begini, aku bisa saja gagal mengendalikan diri." Gumam Mingyu sebelum memakai pakaiannya dan turun ke lantai satu untuk menyiapkan sarapan dan menyucikan otaknya dari godaan iblis berkedok malaikat yang menyandang status sebagai kekasihnya itu.

Mingyu menunggu Wonwoo selesai membersihkan diri sambil memainkan tab-nya untuk mengurus beberapa pekerjaan kantor. Wajah yang ditampilkannya tidak berubah sama sekali meskipun dia melihat grafik saham perusahaannya terus naik dengan signifikan. Tapi keningnya berkerut ketika melihat grafik perusahaan cabangnya yang ada di Jeju.

Mingyu mendongak ketika tangan putih milik seseorang menarik tab dari tangannya. Dia bisa melihat Wonwoo yang menatapnya datar sambil meletakkan tab Mingyu di counter dapur. Mingyu seperti biasa hanya membiarkan Wonwoo melakukan apapun yang dia mau.

Dua anak manusia itu kemudian menikmati sarapan mereka dalam diam. Setelah selesai, Mingyu kembali dengan tab-nya meninggalkan Wonwoo yang membersihkan peralatan mereka.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 27 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

You & I - UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang