7

517 33 8
                                    

.

.

~ Start Story ~

.

.


Wonwoo membuka pintu apartement Mingyu ketika mendengar seseorang membunyikan bel. Dia memasang wajah datar melihat tukang pos berdiri disana.

"Apa disini kediaman tuan Wonwoo?" tanya tukang pos yang masih bisa dikatakan muda itu. Wonwoo mengangguk mengiyakan meskipun sebenarnya ini bukan kediamannya tapi setidaknya dia memang tinggal disini.

Tukang pos itu tersenyum lalu menyerahkan bungkusan yang ada di tangannya pada Wonwoo dan mengeluarkan pena dari kantong kemeja kerjanya, "Silahkan tanda tangan disini." Pintanya yang segera dilakukan Wonwoo.

Wonwoo menutup pintu ketika tukang pos itu sudah pergi. Tangannya membolak-balik bungkusan di tangannya dan mengernyit bingung karena tidak ada nama pengirim di sana. Baru saja dia hendak membuka bungkusan itu, suara Mingyu menginterupsinya.

"Apa itu?" tanyanya. Tangannya memegang handuk untuk mengeringkan rambutnya yang basah. Wonwoo mengedikkan bahu tanda dia juga tidak tahu.

"Letakkan dan mandi!" titah Mingyu yang dituruti oleh Wonwoo. Pemuda emo itu berjalan masuk ke dalam kamarnya meninggalkan bungkusan yang diterimanya di atas meja. Mingyu meraih bungkusan misterius itu sebelum melemparnya ke dalam laci meja nakas. Dia tidak peduli siapa yang mengirimnya pada Wonwoo selama orang itu tidak membuat Wonwoo-nya celaka. Lagipula dia tidak punya hak untuk membuka bungkusan itu karena itu bukan miliknya meskipun Wonwoo adalah kekasihnya.

Tangan pemuda tampan itu bergerak meraih remote dan menghidupkan TV. Mengganti channel sesuka hati sebelum berhenti pada channel yang menayangkan acara musik. Hari ini weekend jadi dia dan Wonwoo tidak pergi ke sekolah dan mereka juga tidak memiliki rencana untuk keluar, jadilah mereka hanya berdiam diri dirumah dan mandi pada saat hari hampir siang.

Tidak sampai sepuluh menit, Mingyu sudah merasa bosan. Dia mematikan TV dan berjalan menuju kamar Wonwoo. Menghampiri rak buku yang ada di sudut kamar dan mengambil buku secara acak untuk dibaca. Dia baru saja membaca kurang dari dua puluh halaman saat pintu kamar mandi terbuka dan menampilkan Wonwoo yang mengenakan atasan tanpa lengan dipadu celana kain diatas lutut dengan rambut basah. Mingyu yang melihat itu sama sekali tidak berkedip saking terpesonanya.

Kulit putih dan mulus tanpa cela milik Wonwoo terekspos terlalu banyak dan itu sedikit menggodanya. Ditambah air yang masih sesekali menetes dari rambut basah Wonwoo dan mengalir melewati dadanya dan hilang diserap baju yang dikenakan Wonwoo. Belum lagi wajah datar dengan tatapan tajam menggoda yang dimiliki Wonwoo. Pemuda cantik itu benar-benar hampir membuat sisi buas Mingyu terpanggil. Untungnya Mingyu sangat pandai menahan diri. Jika tidak, maka bukan tidak mungkin kalau Wonwoo sudah berbaring tidak berdaya di bawahnya sejak tadi.

"Apa?" tanya Wonwoo yang merasa risih karena Mingyu terus menatapnya dengan tatapan aneh. Dan jujur dia tidak mengerti arti dari tatapan pemuda yang sudah satu bulan lebih menjadi kekasihnya.

Mingyu yang tertangkap basah segera mengalihkan fokusnya pada buku di tangannya, "Tidak. Hanya ingin bilang keringkan rambutmu atau kau akan sakit kepala." Ujarnya mengelak. Wonwoo hanya menatap Mingyu datar kemudian melemparkan handuk di tangannya ke dalam keranjang pakaian kotor yang sudah mulai penuh. Mungkin dia harus segera mencuci, pikirnya.

Kakinya melangkah menuju meja belajar dan mengambil buku yang belum lama ini dibacanya dari dalam tas. Setelah mendapatkan bukunya, dia berjalan menuju ranjang dan mendudukkan dirinya di sebelah Mingyu.

You & I - UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang