10

340 30 11
                                    






.

.

~ Start Story ~

.

.

"T-tzuyu?" gumam Wonwoo lirih.

Tzuyu yang berdiri diambang pintu dengan dua bodyguard yang berdiri di belakangnya menampilkan senyuman yang lebih mirip seringaian kejam bagi Wonwoo. Perlahan gadis itu melangkah mendekati Wonwoo dan duduk di tepi ranjang. Tangannya meraih dagu Wonwoo dan menariknya mendekat.

"Siapa yang kau temui kemarin bersama bocah sialan itu?" tanya Tzuyu. Wonwoo menggeleng sebagai jawaban yang berbuah tarikan makin kuat di dagunya.

"Kubilang selalu jawab pertanyaanku dengan kata-kata, Jeon Wonwoo!" bentak Tzuyu kasar.

"Aku tidak tahu." Jawab Wonwoo akhirnya.

"Benarkah?" Wonwoo mengangguk, "Sayangnya aku tidak percaya. Bawa kemari!" titah Tzuyu pada bodyguardnya.

Wonwoo tersentak, "Tidak. Jangan lakukan itu!" ujarnya.

Tzuyu menerima pil dari tangan bodyguardnya dan menunjukkannya di depan wajah Wonwoo. Seringaiannya makin lebar melihat sinar ketakutan di mata Wonwoo.

"Kau takut? Kau tidak mau ini?" tanya Tzuyu. Lagi-lagi Wonwoo mengangguk.

"Sayangnya aku tidak ingin menuruti keinginanmu. Pegang dia!" titah Tzuyu yang segera dilaksanakan oleh bodyguardnya. Wonwoo berontak ketika salah satu bodyguard itu menahan kedua tangannya di belakang. Tapi apa daya, tubuh kurus nan rampingnya tentu tidak bisa melawan badan kekar bodyguard Tzuyu.

"Buka mulutnya!" salah satu bodyguard Tzuyu segera meraih wajah Wonwoo dan menekan sisi wajahnya agar mulutnya terbuka. Sekuat apapun Wonwoo berusaha menutup mulutnya, tekanan di pipinya membuat mulutnya terbuka perlahan.

Tzuyu mendekat dan memasukkan pil di tangannya ke dalam mulut Wonwoo disusul air putih yang tadi dibawa maid untuk sarapannya. Wonwoo ingin memuntahkan pil itu tapi tangan kasar laki-laki kekar yang tadi menekan sisi wajahnya dengan cepat berpindah untuk membekap mulutnya membuatnya mau tidak mau harus menelan pil di mulutnya.

Beberapa saat kemudian Wonwoo merasakan kepalanya memberat lalu rasa sakit seperti ditusuk ribuan jarum di kepalanya membuatnya berteriak. Meskipun hanya sesaat tapi rasa sakitnya benar-benar membuatnya ingin menangis. 

Perlahan rasa kantuk menyerangnya. Dia menatap Tzuyu yang juga menatapnya dengan seringaian.

"Kau adalah milikku, Wonwoo. Tidak ada yang boleh kau percayai selain aku. Chou Tzuyu. Lupakan semua yang terjadi kemarin. Lupakan apapun yang kau ingat mengenai Kim Mingyu." Ujarnya. Hanya itu yang bisa didengar Wonwoo sebelum pandangannya menggelap.

"Karena Mingyu hanya milikku." Gumam Tzuyu pelan.

Bodyguard yang tadi menahan tangan Wonwoo perlahan melepas kunciannya dan membenarkan posisi tidur Wonwoo.

"Kau harus tetap bersamaku, Wonwoo. Karena kaulah senjata balas dendamku yang paling kuat." Gumam Tzuyu sebelum pergi dari sana dan meninggalkan Wonwoo terbaring sendirian disana.

...

Chan memainkan makanannya tanpa minat dengan tatapan kosong. Apa yang dilakukannya itu tidak luput dari perhatian sahabatnya yang berwajah kebule-bulean. Remaja itu menggerak-gerakkan tangannya di depan wajah Chan tapi tidak ada reaksi. Jengah dengan tingkah Chan akhirnya dia menepuk kening Chan keras-keras.

You & I - UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang