Chuuya menghela napasnya kasar. Ide Dazai benar-benar yang terburuk. Dasar mumi hidup tidak berotak!
Tapi dia tahu, cara ini mestinya cukup aman dan upaya penyerangan kedua ini bisa saja berhasil.
"Dazai, apa kau yakin dengan ini?"
Chuuya menatap Akutagawa khawatir. Hatinya iba melihat remaja pengidap asma di sampingnya yang sudah tampak kesulitan bernapas bahkan sebelum misi ini dilakukan,
"Chuuya, apa cara ku pernah gagal?" Dazai mengembangkan senyum licik di wajahnya. Ia tampak menunggu jawaban dari chibi di hadapannya,
"Sebenarnya, cara mu selalu gagal,"
Ah, jawaban yang mengecewakan.
"Lihat saja! Akutagawa bahkan mulai kesulitan bernapas di detik ke tiga dia memakai pakaian ini!" lanjut Chuuya emosi.
Dazai mencibir, "Ah, lemah sekali. Kan cuma pakai jas hujan, face-shield, dan double masker."
Ya, kalian tidak salah dengar.
Jas hujan, face-shield, dan double masker. Bentuknya menyerupai APD, tapi yang ini lebih low budget dan memiliki tujuan berbeda. Benar-benar berbeda ....
"Akutagawa-kun, kalau kau merasa keberatan, kau boleh pergi. Aku tidak menerima orang lemah seperti mu-"
Akutagawa dengan agresif memotong perkataan Dazai, "TIDAK! DEMI DAZAI-SAN, AKU SIAP BERTARUNG SAMPAI TEWAS!"
"Ooi, bukankah itu agak-" Chuuya berusaha memperbaiki kata-kata Akutagawa, namun gagal.
"Bagus. Kalau begitu buktikan padaku, Akutagawa-kun. Aku tidak butuh kata-kata, aku butuh aksi."
"BAIK, DAZAI-SAN!"
"Temee! Jangan bilang seperti itu pada Akutagawa! Bagaimana kalau dia benar-benar memaksakan diri?!" Chuuya tampak seperti ibu-ibu yang khawatir pada anaknya yang baru belajar berenang gaya batu.
Dazai kembali mencibir, "Kupikir Akutagawa-kun yang lemah, tapi ternyata Chuuya yang lemah."
"APA?!"
"Sama seperti Akutagawa-kun, kalau kau keberatan, kau boleh pergi, Chuuya. Aku kecewa padamu," Dazai tersenyum licik di balik maskernya.
"KUTERIMA TANTANGAN MU, PERBANAN! SIAPA YANG KAU SEBUT LEMAH, HAH?! LIHAT SAJA SIAPA YANG AKAN LARI TERBIRIT-BIRIT NANTI!" Chuuya termakan umpan Dazai.
Dazai licik.
Chuuya tolol.
Akutagawa pasrah.
Pembaca kesal.
Author stress.
"Ah, sudahlah! Ini tidak akan selesai kalau kita tidak memulainya! Dazai, cepat beritahu rencanamu!" Chuuya memandangi kecoak yang asik menempel pada pintu kelas yang tertutup.
Dazai terkekeh, "Begini. Akutagawa-kun akan menjaga pintu. Kejutkan kecoaknya, lalu oper pada ku."
Akutagawa mengangguk-angguk tanda bahwa ia paham tugasnya. Matanya berbinar saat mendengarkan penjelasan Dazai. Seperti karyawan baru gajian.
"Lalu setelah kupenyetkan dia sampai sekarat dengan sepatu mahal ku ini, akan ku oper dia padamu, Chuuya. Dan kau finishing nya: mampuskan kecoak itu."
Chuuya memandang ragu sejenak. Ia kemudian membuka mulutnya untuk protes, tapi dibatalkan karena ia mengingat kata-katanya pada Dazai,
"KUTERIMA TANTANGAN MU, PERBANAN! SIAPA YANG KAU SEBUT LEMAH, HAH?! LIHAT SAJA SIAPA YANG AKAN LARI TERBIRIT-BIRIT NANTI!"
"KUTERIMA TANTANGAN MU, PERBANAN!"
"KUTERIMA TANTANGAN MU, PERBANAN!"
"KUTERIMA TANTANGAN MU, PERBANAN!"
Ingatan itu berputar-putar dramatis di otak Chuuya. Menurutnya, cara Dazai ini agak tidak friendly dan menakutkan. Tapi demi harga dirinya yang setinggi atmosfer paling atas, Chuuya memutuskan untuk tidak hengkang dari rencana ini.
"Baik, ayo mulai."
Akutagawa mengambil posisi di depan pintu, Dazai di samping meja guru, dan Chuuya di tengah ruangan kelas.
"Khukhukhu, formasi yang sempurna." Dazai memuji dirinya sendiri untuk bentuk strategi yang menurutnya sTrAtEgIs,
"3, 2, 1. AKUTAGAWA, SEKARANG!"
"BAIK DAZA-"
BRAKK
"- MINNA-SAN OHAYOU GOZAIMASU!" Entah kerasukan apa, Nakajima Atsushi si remaja paling positive di kelas mendadak bertingkah hyperactive dan mendobrak pintu itu sambil tersenyum bego.
Akutagawa berteriak keras saat kecoak nya terbang ceria ke arah kipas angin di atas Chuuya, "CHUUYA-SAN-!!!!"
Untuk pertama kalinya, Akutagawa tampak peduli pada orang lain selain Dazai-san.
CTAKK
Terpelanting dan terjatuh: bukan Chuuya, tapi kecoak nya. Lalu ...
TAP
... menempel di face-shield Chuuya.
Semua orang di ruangan terkejut, tak terkecuali Atsushi.
Situasi hening.
Chuuya tidak bergerak sama sekali. Matanya sibuk melihat bagaimana kecoak itu menempel dengan bahagia di face-shield yang ia kenakan. Semakin lama dilihat, semakin ngeri.
Chuuya melihat jelas struktur tubuh dan kaki kecoak itu sampai ia rasa memori ini akan terus tersimpan sampai ke alam baka nanti.
"GYAAAAAAAA !!!!"
Akhirnya ada reaksi dari si sinoper.
Face-shield di lempar, kecoak terbang mengejar. Chuuya, Dazai, Akutagawa, dan Atsushi berlari keluar ruangan seperti orang gila.
Kalau di awal cerita tadi aku katakan, "Cara ini mestinya cukup aman dan upaya penyerangan kedua ini bisa saja berhasil," maka tolong lupakan saja.
Pesan moral:
Kalau berburu kecoak, jangan pernah ambil posisi di atas kipas, apalagi kalau kipasnya nyala..
.
.Author's Bacot Area:
Press F please.
Apa yang akan kalian lakukan kalau kalian ada di posisi Chuuya tadi? Kalau aku pasti udah nangis sih (*';ェ;'*)
Aku aja ngetik cerita sampe geli sendiri ngebayangin kecoak nempel depan mata. Mana lama lagi. Kasian Chuuya.
Vote and comment nya sangat dipersilahkan, readers!
~ A-Fong
KAMU SEDANG MEMBACA
School Life
Fanfiction✨ Soukoku drabbles *・゚゚・*:.。..。.:*゚:*:✼✿ Casts: ❀ Nakahara Chuuya 「中原中也」 ❀ Dazai Osamu 「太宰治」 ❀ Akutagawa Ryuunosuke 「芥川龍之介」 ❀ Nakajima Atsushi 「中島敦」 ❀ Higuchi Ichiyou 「樋口一葉」 ❀ Motojiro Kajii 「梶井 基次郎」 ❀ etc *・゚゚・*:.。..。.:*゚:*:✼✿ Akan update sesua...