Truth or Dare

300 28 59
                                    

Chapter ini dibuka oleh Akutagawa yang rebahan di lantai kelas karena gabut.

Sebenarnya sekolah sedang mengadakan lomba festival musim panas, tapi mengingat bagiannya masih lama, dia tidak sudi turun dan panas-panasan di lapangan. Apalagi lapangan itu sesak sekali, penuh dengan betina-betina yang menyorakkan nama cogan kelas sebelah: Ayatsuji, yang sedang berusaha memasukkan paku ke dalam botol kaca Teh *Galon Sosro.

"Aku bosan," gumamnya.

Di sampingnya, Atsushi mengangguk dan menyahut, "Aku juga. Tapi sepertinya turun dan menyoraki perlombaan bukan pilihan yang bagus," matanya melirik ke luar jendela, lebih tepatnya ke lapangan, "Ngomong-ngomong, kau lomba apa?"

"Meditasi terlama," ujar Akutagawa datar sambil mengacungkan jempolnya.

"ITU BUKAN LOMBA, LOLOT."

Coba balik kata terakhir. Apa bacaannya?

Higuchi membentak Atsushi, "Jangan bicara tidak sopan dengan Akutagawa-kun!"

Dan mereka bertiga menghela napas bersamaan, "Bosaaaaaaaannn!"

Chuuya ikut merebahkan dirinya, "Ayo main sesuatu," dan dibalas tatapan bingung oleh tiga orang gabut lainnya.

Dazai menyahut, "Ayo main ... truth or dare."

Semua terdiam. Hening. Tidak ada yang bergerak. Benar-benar seperti patung. Bahkan Chuuya tidak berbicara apapun.

"Hei, kita tidak sedang bermain mannequin challenge. Katakan sesuatu!"

Dazai ngeri. Tiba-tiba semua orang diam seperti patung. Takutnya mereka kesurupan massal dan mengharuskannya memanggil Fukuchi untuk melakukan exorcism pada keempat temannya itu.

"... Truth or dare itu ... seingatku permintaannya aneh-aneh. Yakin?" Atsushi agak gentar. Dia takut disuruh pura-pura kesurupan sambil teriak "Aing maung," di kelas.

"Kau takut?" Akutagawa mencibir.

"TIDAK!"

"Jadi kita main ini?" Higuchi mempersiapkan botol minum Chuuya untuk digunakan sebagai penunjuk.

Dazai menyeringai, "Yup! Tapi kalian harus konsisten ya. Kalau dapat pertanyaan atau tantangan yang aneh-aneh, jangan nangis."

"Yang menangis pasti kau, Dazai," Chuuya menyahut sinis.

"Kita lihat saja nanti, Pendek," sambil memberi aba-aba pada Higuchi untuk memutar botol minum Chuuya.

Putar.

Putar.

Putar.

Stop.

Tutup dari botol minum itu berhenti pada ...

"AKU?!"

... Nakajima Atsushi, si makhluk paling kasihan.

Dazai dengan penuh semangat berteriak, "TRUTH OR DARE?!"

"... Truth saja deh."

"Yah, Atsushi-kun nggak asik," Dazai bergumam kecewa.

Sudah kuduga, dia pasti takut disuruh aneh-aneh ...! Chuuya hanya bisa tertawa nista dalam hati. Padahal dia sudah menyiapkan banyak pertanyaan dan dare aneh-aneh, tinggal tunggu gilirannya.

"Siapa yang mau memberikan pertanyaan?"

Chuuya mau angkat tangan, tapi keselip Dazai, "PERTANYAAN DARIKU: KENAPA RAMBUTMU KAYAK KETUMPAHAN CAT SILVER PERMANEN?"

School LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang