Pengalaman

240 31 60
                                    

Chuuya dan Dazai tahu, nyawa mereka pasti berada dalam bahaya. Karena itu, sekarang saatnya mereka beranjak keluar dan menyelamatkan sisi kewarasan mereka sebelum terlambat.

Atsushi dan Akutagawa menengok ke atas, lalu ikut mengambil langkah aman menuju keselamatan.

"K-kenapa kalian keluar kelas?! Madingnya belum selesai!"

Oh, Tachihara jelas memprotes apa yang dilakukan empat orang bodoh itu. Tapi harusnya dia paham apa yang membuat Dazai, Chuuya, Akutagawa, dan Atsushi keluar kelas.

Chuuya tersenyum lemah tanpa mengatakan apa-apa. Jari telunjuknya diarahkan ke sesuatu yang terbang ceria,  bahagia, dan bebas di atap-atap.

Tachihara mengikuti arah jari Chuuya,

"Hanya karena kecoak?!"

Ohohohoh, belum pengalaman, rupanya.

Keempat manusia —yang masih ingin hidup— itu mengangguk perlahan sambil kembali menyunggingkan senyum lemas. Higuchi mendadak paham maksud si pendek Chuuya, jadi dia melompat dan menyeret Kenji keluar kelas.

"... Lari, Tachihara, larilah demi nyawamu ...."

Peringatan Dazai tentu tidak digubris. Tachihara seorang pria sejati, dia tidak akan takut dengan kecoak!

... Harusnya begitu, 'kan?

"Kenapa?! Ini cuma kecoak! Kalian terlalu berlebihan!"

Chuuya menyunggingkan senyum keji, "Akutagawa, pintu!"

Akutagawa adalah sekretaris, jadi dia pasti bawa kunci kelas kemana-mana. Tanpa harus Chuuya jelaskan apa yang harus dia lakukan, Akutagawa langsung cepat tanggap.

Dia mengunci pintu itu dari luar.

"C-Chuuya-san, apakah ini diperlukan ...?"

Aha! Ini dia: Nakajima Atsushi, si manusia paling berempati dalam sejarah Yokohama.

Chuuya menatapnya, "Tentu perlu! Ini adalah cara kasar untuk menyadarkannya."

"Kasihan, dia masih muda ...," Dazai menimbrung.

Atsushi kemudian berlutut dan memejamkan matanya.

Higuchi menyiapkan handphone nya untuk merekam moment bagus yang sebentar lagi pasti terjadi.

Setelah itu, dia pastikan untuk memposting video itu dalam feed instagram nya. Kalau banyak orang memfollow nya dan dia sukses jadi selebgram, mungkin Akutagawa mau dengannya.

Semangat, Higuchi! Ini untuk Akutagawa-kun!

Kecoak itu masih berputar-putar di atas Tachihara. Tapi kok ... semakin dekat ...?

Tachihara akan menyerah? Tidak mungkin. Tinggal jepret saja pakai karet, masalah pAsTi selesai!

Yah, itu hanya opini bodoh Tachihara.

"WOI! ITU KARETKU?!"

Sialan. Itu karet rambut Higuchi. Bapet Tachihara.

Kecoak itu terkena jepret-an karet Higuchi yang dilancarkan oleh Tachihara, tapi bold of you to assume it's ended already.

Higuchi ingin membakar Tachihara sekarang juga. Jangan salah, itu hadiah iuran dari Akutagawa bersaudara untuk ulang tahunnya. Segala yang berbau Akutagawa itu berharga.

Jangan lupa kalau karet rambut itu hanya Rp3.000; yang artinya Gin dan Akutagawa hanya modal Rp1.500 per orang.

Kasihan.

Mereka semua terus memantau Tachihara dari luar, berharap agar ginger boy itu selamat. Yah, minus Higuchi. Dia masih tidak rela kalau karet pemberian Akutagawa digunakan untuk menghadapi makhluk cokelat-kecil-terbang-iyuhbanget itu.

Chuuya memulai pose berdoanya, begitu juga Dazai, Akutagawa, dan Atsushi.

Kenapa?

Karena kecoak itu mendekat ke arah kipas angin yang sedang menyala.

Ini lagi. Ini lagi penyebabnya. Dasar bodoh!

Chuuya tidak mengerti bagaimana bisa si manusia kelebihan adrenalin ini bertahan sementara logikanya tidak berjalan kalau kecoak itu pasti akan ...

CTAKK

... terpental ke leher Tachihara.

"AAAAAHHHHHHHHH!!!!"

"Checkmate!" Dazai mengakhiri doa nya Dan bertepuk tangan keras saat melihat Tachihara berteriak.

Kecoak itu tampaknya nyaman pada Tachihara. Terlihat dengan bagaimana dia memutari leher Tachihara dan masuk melalui kerah baju.

Chuuya sendiri merinding melihatnya, sedangkan Higuchi jelas menjadikannya bahan boomerang di Instagram.

Sepertinya ini pembalasan dendam yang oke.

Higuchi, aku bangga padamu!

"BUKA! BUKA PINTUNYA! WOI! AKUTAGAWA! HIGUCHI! ATSUSHI! KENJI! CHUUYA! DAZAI!"

Buset, dia lagi ngabsen, nih?

"Maaf, Tachihara, tapi aku sudah memperingatkan mu ...." Dazai sok melankolis. Najis.

Chuuya mengangguk, "Inilah kenapa aku keluar tadi."

Habis ini, kewarasan Tachihara pasti tidak kembali.

Pesan moral:
Kalau diingetin, nurut dong ♡´・ᴗ・'♡

.
.
.

Author's Bacot Area:

Ciao, Bella~ Mengingat kemarin aku diserang kecoak terbang lagi, maka hari ini kutuliskan bentuk kengerian ku pada benda coklat yang mirip kurma terbang itu 😀

Kok ... aku merinding sendiri ya?

Btw, vote and comment nya sangat ditunggu yaa~ (〃゚3゚〃)
~ Kam Ling Fong

.
.
.

Omake

Higuchi tidak pernah menggunakan karet itu lagi. Dan hal itu mengundang tanya si makhluk tanpa alis.

"Karet mu yang dari ku itu ... kemana?"

Higuchi tersentak. Dia kembali mengutuk Tachihara dalam hati, sanubari, dan jiwanya.

"I-itu ..., maaf, Akutagawa-kun! Aku tidak bermaksud! Karetnya dipakai Tachihara(m) untuk melawan kecoak kemarin ...!"

"Oh," Akutagawa berbalik meninggalkan Higuchi.

Si pirang lemas. Mungkin Akutagawa kesal padanya.

TAPP

"Eh?"

"Karet baru untuk mu. Kemarin kau keliatan murung."

Higuchi mimisan di tempat.

.
.
.

End.


School LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang