Mood-booster

233 30 70
                                    

Dazai tiba-tiba jadi nolep.

Entah kerasukan setan mana, tiba-tiba saja dia jadi lebih diam dari batu karang. Atau mungkin kecoak bunting? Gak tau, yang pasti dia diem banget.

Dan sebagai teman sebangku yang berbudi baik, apa yang Chuuya lakukan? Tentu saja tidak menanggapinya.

Dazai lompat dari lantai 9 —selama Dazai tidak membawa barang-barang Chuuya dalam aksinya itu— juga Chuuya tidak akan peduli.

Tapi rasanya aneh kalau tiba-tiba makhluk paling rada-rada jadi pendiam begini.

"Woi," senggol Chuuya.

Dazai diam. Kepalanya yang sedari tadi menempel dengan permukaan meja bahkan tidak bergerak sama sekali.

 Kepalanya yang sedari tadi menempel dengan permukaan meja bahkan tidak bergerak sama sekali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Zai, kenapa?"

Hening.

"D-Dazai, kau belum mati, kan?"

Chuuya tidak mau dianggap membunuh si maniak suicide. Yah, meskipun dia sangat ingin melakukannya.

"Badmood," balas Dazai singkat.

Si pendek membentuk huruf O melalui mulutnya, "Woooh~ Kenapa?"

Hening lagi.

"Zai, aku tidak mau dianggap bicara dengan ganggang laut. Jawab."

Hening.

"Odasaku-sensei tidak mati kan?"

"YA KAGAK LAH! JELAS-JELAS DIA NGAJAR JAM PERTAMA NANTI!"

Cih, giliran menyangkut guru favoritnya, Dazai langsung bicara.

"Jadi?"

"Ya badmood aja. Hibur napa sih," balas Dazai lagi.

Enak banget si brunette ini. Chuuya bukan babu nya. Kenapa juga Dazai memerintahnya?

Chuuya menghela napas, Entah apa maunya si mumi satu ini?

Hening.

Otak Chuuya berusaha memproses kata 'hibur' yang Dazai maksud. Apa? Kasih uang? Kasih pasangan double suicide? Kasih kepiting? Nyeret Odasaku-sensei ke sini?

"Puisi aja lah! Yang bagus, cepet!" pinta Dazai lelah dengan otak lelet Chuuya.

Puisi, ya?

Sebuah kesalahan besar bagi seorang Dazai Osamu untuk meremehkan kemampuan berpuisi Nakahara Chuuya.

"Kali ini, akan kubacakan puisi karangan seorang sastrawan muda handal, Nakahara Chuuya, a.k.a aku sendiri, yang berjudul:

Yogorechimatta Kanashimi Ni a.k.a For the Tainted Sorrow,

Untuk kesedihan yang tercemar,
Salju-salju berjatuhan ke atas ku, seperti biasa,
Untuk kesedihan yang tercemar,
Angin pun bertiup kencang"

"—STOP, CHIBI, STOP!"

Kenapa dihentikan? Susah payah Chuuya mengatur nadanya biar makin tragis, Dazai malah menghentikan maha karya nya?

"Apa?" Chuuya menganggapinya malas.

"DARK BANGET! CHUUYA, AKU TAU TUBUH MU PENDEK, TAPI AKU TIDAK TAHU KALAU SUMBU OTAKMU JUGA PENDEK?! SETIDAKNYA PIKIRKAN MAKNANYA DULU, CHIBI! KENAPA KAU TIDAK MENGGUNAKAN FUNGSI OTAK MU?!"

Oh, ini kalimat terpanjang yang mampu Dazai katakan hari ini.

Tepuk tangan untuk Chuuya, dia berhasil membuat Dazai berteriak di pagi hari, di dalam kelas, dengan kalimat yang cukup panjang.

Chuuya menyeringai,

Sebenarnya aku sengaja, batin Chuuya, "Ya sudah, maunya apa?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebenarnya aku sengaja, batin Chuuya, "Ya sudah, maunya apa?"

Dazai kembali meminta, "Hujan Bulan Juni kek, apa kek, terserah!"

Hujan Bulan Juni ya?

"Yang karya Suresh Nellikode, atau Sapardi Joko Darmono, atau yang mana nih? Atau aku harus bikin sendiri? Hujan Bulan Juni mendunia soalnya."

"Kalau bikin sendiri lebih baik."

Chuuya menggerutu. Dazai bukan guru bahasa, tapi kenapa sikapnya mirip guru bahasa?

Chuuya berdeham, "Biarkan aku membacakan puisi karya Nakahara Chuuya, aku sendiri, yang berjudul

Roku-gatsu no Ame a.k.a Rain In June,

Hujan di pagi hari lagi,
Warna hijau iris,
Mata yang lembab karena air mata, seorang perempuan berwajah panjang,
Datang dan pergi"

"STOP!"

Dipotong lagi. Chuuya mau kayang saja.

"Apa lagi?!"

Dazai menepuk kepalanya, "Si pendek ini keseringan pakai topi, tahu-tahu otaknya dimakan topinya! Gak bisa ya, gak bikin puisi yang gak dark?"

Itu memang hinaan.

Tapi Dazai tertawa. Tawa pertamanya hari ini.

Hmm, Chuuya berhasil membuat mood Dazai naik?

Tepuk tangan sekali lagi untuk si pendek.

Pesan moral:
Jauh-jauh dari Dazai kalau dia lagi badmood.

Author's Bacot Area:
Yahoo! Endingnya lebih ke friendship daripada comedy? Memang. Tapi sepertinya sekali-kali kita butuh chapter yang damai 😌

Kalau kalian masih stay di cerita ku, aku ucapkan beribu terima kasih! Semakin lama unsur comedy nya semakin hilang, karena aku sendiri sedang dalam keadaan yang terbilang stress, hehe.

Kalau garing, aku akui kok. Tapi terima kasih banyak kalau kalian masih baca cerita ini! 🙇🏻‍♀️ Comment kalian itu mood booster banget tau gak sih shshshhshs—

Terutama shiirachy -san yang selalu comment di cerita ku! Jungkir balik aku tuh 😭✊

Chapter selanjutnya akan ku update segera setelah aku menyelesaikan lomba di sekolah ku! Kira-kira tanggal 8 Juli nanti (mungkin) sudah bisa update!

Please stay tune~

Vote and comment nya sangat ditunggu, Minna-san!

School LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang