Flasback 2yeon
Jeogyeon bertekuk lutut didepan seorang laki laki parubaya, bajunya basah kuyup karna hujan. Dingin tak lagi dia rasakan.
"Aku sangat mencintainya" ucap Jeongyeon
"Kau ingin ia bahagia kan?"
"Iya tapi aku yang ingin membahagiakannya pak" suara Jeongyeon bergetar.
Helaan nafas terdengar begitu berat dihembuskan ayah Nayeon
"Kau yakin bisa membahagiakannya?"
"Tentu Pak, aku berjanji"
Wajah Jeongyeon begitu lusuh, ia tak dapat tidur selama tiga hari memikirkan hubungannya dengan Nayeon.
"Berdirilah"
Jeongyeon menatap wajah ayah Nayeon masih dengan linangan air mata.
"Aku menginginkan kebahagian putri ku, jika kau adalah kebahagiannya akan ku izinkan kau membuktikannya"
Nayeon berjalan mendekat memeluk ayahnya. Hatinya lega mendengar ucapan ayahnya.
"Berjanjilah untuk bahagia" ucap ayah Nayeon
Nayeon berbalik memeluk Jeongyeon yang sudah basah kuyup. Nayeon kembali menangis memeluk Jeongyeon erat.
"Jangan menangis" ucap Jeongyeon mengelus rambut Nayeon
"Gomawo. Tetaplah bersama ku sampai kapan pun"
"Aku tidak akan meninggalkan mu"
Nayeon melepas pelukannya menatap mata Jeongyeon sambil tersenyum.
"Sejak kapan Jeong-ku seromantis ini?"
"Sejak aku tau kehilangan mu menghancurkan ku"
Nayeon tertawa kecil. Ia menyatukan keningnya dan kening Jeongyeon.
"Aku akan lebih hancur tanpa mu, kenapa kau tega membuat ku begitu mencintai mu"
"Cintailah aku sedalam dan seluas lautan, jika lautan itu mengering saat itulah cinta ku berakhir. Maka akan ku pastikan lautan tak akan mengering"
Nayeon mengecup sekilah bibir Jeongyeon.
"Itu kata appa ku dulu pada almarhum eomma ku"
.
.
.
.
.Flasback Ryujin
Jisu didepan pintu ruang tunggu Ryujin, ia tengah terdiam mematung, ia dapat melihat jelas dari balik kaca kecil dipintu itu bagaimana mesrahnya Ryujin dan Yuna sedang bercumbu. Air matanya jatuh begitu saja tanpa tau ia harus melakukan apa apa.
Selama ini ia tak pernah menyerah meyakinkan hati Ryujin bahwa cintanya tulus pada Ryujin.
"Jisu?" Panggil seseorang dari belakang
Buru buru Jisu menyeka air matanya.
"Yeji, aku ada kelas. Aku titip ini ya, makanlah bersama Ryujin aku membuat banyak"
Yeji terdiam menerima tempat makan itu.
"Berhentilah jika ini semua menyakiti mu"
Jisu tak menjawab ia hanya mencoba tersenyum tulus pada Yeji.
Yeji yang melihat Jisu pergi kini paham dengan apa yang dilihat Jisu. Ia masuk tanpa permisi membuat keduanya menghentikan aktivitas mereka. Yuna mengancing kemeja bagian atasnya kemudian pergi begitu saja.
"Brengsek" Yeji menarik kerah Ryujin dan menghantamkan tubuh Ryujin ke dinding
"Kau gila Ryujin, ada gadis yang begitu mencintai mu dan kau mengabaikannya hanya karna masalalu mu" Yeji melemparkan kotak bekal itu didada Ryujin