Jeongyeon duduk dimejanya menyelesaikan beberapa laporan yang harus segera ia serahkan pada Irene managernya. Jam makan siang pun ia lewatkan yang biasanya akan ia habiskan bersama Nayeon, hubungannya belum juga baik bersama Nayeon, tak ada yang mau mengalah walaupun rindu saling mengisi hati mereka namun ego ternyata lebih kuat. Jeongyeon menatap foto diatas mejanya, helaan nafas berat keluar dari mulutnya. Jika ia mengalah lagi dengan status hubungan yang menggantung Jeongyeon sama sekali tak siap.
Jeongyeon menyelesaikan tugasnya tepat waktu, setengah jam sebelum jam pulang. Ia baru selesai mengantarkan laporannya keruangan Irene. Nayeon berjalan kearah Jeongyeon namun hanya melewatinya begitu saja. Jeongyeon pun tak berniat untuk mengalah karna ia ingin sekali memiliki Nayeon seutuhnya dan hidup bersama dalam status pernikahan.
"Kau tak apa?" Seulgi menyadari sikap keduanya berbeda
"Sepertinya hubungan kami akan bernasib sama dengan hubungan mu dan Irene"
Irene keluar dari ruangannya dan mengajak keduanya keruang rapat.
"Tiba-tiba?" tanya Seulgi
Jeongyeon hanya mengangkat bahunya tanda ia tak tahu juga.
Biasanya rapat sudah terjadwal dan hari ini mereka semua dikumpulkan diruang rapat. Jeongyeon melihat Nayeon duduk diatas sana dengan tulisan 'DIREKTUR'. Ia pun tersenyum miris, seharusnya sedari awal ia sadar posisinya dengan Nayeon yang jelas berbeda.
"Kita akan mengadakan lokarya dipulau Jeju" Ucap kepala Keuangan
Nayeon melihat ke arah Jeongyeon, ia merindukan lelaki yang selalu mencintainya itu. Bertahun-tahun mereka bersama ternyata tidak cukup bagi Nayeon untuk siap menikah dengan Jeongyeon.
Riuh tepuk tangan membuat Nayeon tersadar dengan lamunannya. Sayangnya pandangan mereka saling bertemu namun Jeongyeon lebih dulu memutuskannya.
Selesai pertemuan dadakan itu, Jeongyeon lebih dulu keluar untuk bersiap pulang. Mata Nayeon menangkap bayangan Jeongyeon dari balik meja kerjanya. Nayeon menarik nafasnya dalam-dalam karna sesak memenuhi dadanya.
"Jeong mau keluar minum" Nayeon dapat mendengar Seulgi mengajak Jeongyeon keluar
"Boleh"
Nayeon tak langsung pulang, ia memilih mengikuti Jeongyeon.
"Nona, apa tidak berbaikkan saja?"
"Kita pulang saja"
.
.
.
.
Ryujin mengosongkan jadwalnya hari ini untuk menemui Jisu. Ryujin turun dari dalam mobilnya ketika melihat Jisu selesi kelas.
"Jisu"
Jisu berjalan mendekati Ryujin. Pandangan mereka saling bertemu, Ryujin tersenyum tipis saat Jisu menatapnya.
"Ada apa?"
"Aku hanya merindukan mu" Ryujin memeluk Jisu dan Jisu pun membalas pelukkannya.
"Mau makan bersama?" tanya Ryujin
"Aku masih ada kelas, pulanglah"
"Kau sudah tak marah?"
"Tidak" Jisu pun tersenyum
"Baiklah, kabari aku nanti" Ryujin berjalan mundur menuju mobilnya
Ryujin melajukan mobilnya meninggalkan parkiran kampus Jisu, pandangannya teralihkan melihat seseorang yang ia kenal tengah berada di halte.