Part 20

147 11 4
                                    

Malam itu juga Jeongyeon pulang kembali ke Seoul. Raga dan hatinya benar-benar hancur kehilangan Nayeon, menangis pun rasanya tak cukup menggambarkan kepedihan Jeongyeon.

"Ren, liat Jeongyeon?"

"Dia pamit pulang malam ini, aku kira kamu tau"

"Kenapa pulang?"

"Ada urusan penting katanya, dia langsung kebandara tadi sore diantar sama Seulgi"

Dilain tempat Jeongyeon mengetuk pintu rumahnya, dia tiba dalam keadaan kacau setelah mabuk.

"Hyung?" kaget Chaeyoung melihat betapa berantakannya Jeongyeon

Segera Chaeyoung membawa Jeongyeon ke kamarnya tanpa bertanya lagi. Suasana rumah sudah mulai sepi, jam juga telah menunjukkan pukul 2 dini hari. Chaeyoung menatap Jeongyeon yang tertidur tapi air matanya masih terus jatuh. Perasaannya ikut hancur melihat Jeongyeon seperti ini.

Chaeyoung meninggalkan Jeongyeon sendiri dikamarnya. Chaeyoung berjaga didepan pintu kamar Jeongyeon yang tepat berada di dekat ruang keluarga. pikirannya terus berputar tentang apa yang sudah terjadi pada Hyungnya. Saat ini harusnya Hyungnya sedang bahagia menghabiskan malam bersama Nayeon tapi Hyungnya itu pulang dalam kondisi berantakan.

Tanpa sadar Chaeyoung tertidur sampai pagi diatas sofa.

"Hyung, kenapa tidur disini?" Ryujin membangunkan Chaeyoung

Chaeyoung mengerjap beberapa kali matanya, ia menatap pintu kamar Jeongyeon yang masih tertutup rapat. Chaeyoung segera bangun dan memeriksa keadaan Jeongyeon dan diikuti Ryujin dibelakangnya.

"Kenapa Hyung disini? bukannya sedang di Jeju dan besok baru pulang kan?"

"Aku juga tidak tau"

Chaeyoung duduk diujung kasur dan mengecek kondisi Jeongyeon.

"Dia demam"

Ryujin menatap tak percaya melihat kondisi Hyungnya saat ini.

"Aku akan memasakkan bubur dan sarapan, tolong jaga Hyung dulu"

"Iya"

......

Chaeyoung hari ini tak ada kelas jadi dia memutuskan menemani Jeongyeon dirumah.

"Hai sayang, maaf hari ini tidak bisa menemani mu berbelanja"

"Kenapa?" tanya Mina disebrang sana

"Jeongyeon Hyung sedang sakit"

"Ah baiklah, sampaikan salam ku padanya ya"

"Terimakasih sayang"

Chaeyoung mengakhiri panggilan telponnya dan mengantar bubur kedalam kamar Jeongyeon. Ryujin masih setia mengompres Hyungnya.

"Hyung makanlah dulu"

Perlahan-lahan Jeongyeon membuka matanya namun kembali ia pejamkan lagi.

"Aku tidak nafsu makan"

"Mau sampai kapan Hyung mau menyiksa diri Hyung seperti ini?" ucap Cheayoung tegas

"Aku sudah tidak memiliki tujuan hidup lagi" Air mata Jeongyeon jatuh

Ryujin dan Chaeyoung tampak kaget melihat Jeongyeon menangis, terdengar isakan yang memilukan membuat keduanya langsung memeluk Jeongyeon. Pintu terbuka menampilkan Yujin diambang pintu, ia pun tak tega mendengarkan suara tangisan Hyungnya.

"Ada apa Hyung?" tanya Yujin tak tega melihat air mata yang jatuh deras dari Jeongyeon

Mereka semua terdiam membiarkan Jeongyeon meredakan tangisannya. Tak ada pertanyaan lagi dari mereka bertiga.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 14 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cry For MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang