Satu lagi hal yang tak pernah terduga, terjadi dalam hidup Lisa. Rasanya masih seperti mimpi, separuh tersadar kala melirik presensi tampan disisinya yang saat ini tengah bersiap untuk mengemudikan Porsche Taycan berwarna hitam metalik. Hadiah dari Jisoo-Noona, katanya beberapa saat yang lalu. Sebuah reward karena pemuda itu sudah bekerja keras selama tiga bulan belakangan ini.
Yah, wajar saja wanita tersebut merasa senang bukan kepalang kala melihat adiknya yang super nakal dan sulit diatur itu tiba-tiba berubah layaknya superhero di siang bolong. Tentu Jisoo sangat bersyukur karena Jungkook benar-benar mau bersikap selayaknya calon penerus tahta--bekerja keras untuk belajar berbisnis diusia yang cukup muda. Meskipun, ya, sebelum itu Jungkook memang sudah mulai berkubang dengan saham, tapi usahanya selama tiga bulan belakangan ini sungguh-sungguh luar biasa.
Lisa bersandar dengan nyaman sembari merapatkan jas tuxedo milik Jungkook yang tersampir dipundaknya. Selain untuk menutupi satu-dua kissmark yang sialnya sengaja Jungkook tinggalkan disekitar dada Lisa, tuxedo mahal berwarna hitam itu juga memang Jungkook limpahkan untuk Lisa agar tak ada laki-laki lain yang bisa menikmati lekuk tubuh seksi gadisnya. Hah, dasar possessive-Koo!
Lisa kemudian berucap pelan. "Jungkook-ah, kau tahu kalau aku masih membutuhkan sedikit waktu, bukan?"
Jungkook mengangguk paham, memasang seatbelt untuk melilit tubuh seraya menjawab, "Kau masih memerlukan waktu untuk bisa berdamai dengan masa lalumu?" Si pemuda lantas menghembuskan napas sesaat kala melanjutkan, "Terkadang aku merasa penasaran. Sebenarnya sehebat apa si Kwon Taehyung itu? Apa menurutmu aku bisa melampauinya?"
Lisa mengulum sekelumit senyum. Ia menatap lembut, menggamit tangan kanan Jungkook--menggenggamnya erat-erat. "Tak perlu bersusah payah untuk bisa menandinginya. Kau cukup menjadi dirimu saja, dan berusaha semaksimal mungkin melakukan yang terbaik demi dirimu sendiri. Love yourself. Don't compare yourself with others. Terlebih lagi, setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan. Aku bersedia membuka hati untukmu, karena aku percaya kalau kau bisa mencintaiku lebih baik daripada yang pernah Taehyung berikan untukku, Jung."
Jungkook mengerjap pelan. Setiap patah kata yang Lisa ucapkan, ia serapi baik-baik. Sampai kemudian, semburat merah mulai menjalar dari pipi hingga ke ujung telinga--menciptakan lengkungan senyum yang sudah tak bisa ditahan lagi. "Ah, Noonaaaaa~ kau membuatku tersipu!" ucapnya, malu-malu.
Lisa tertawa. Ia mengusak puncak kepala Jungkook, kemudian memberikan satu kecupan manis dipipi si pemuda.
Mulai malam ini, keresahan Lisa meluruh satu bagian. Hatinya sudah berdesir lebih tenang. Keberadaan Jungkook cukup untuk membuatnya bisa mengukir senyum yang lebih tulus dengan perasaan gembira.
Bahkan hingga satu bulan berlalu, Jungkook masih menjadi satu-satunya sumber kebahagiaan yang menawarkan satu paket spesial berisi kenyamanan dan ketenangan bak secawan air yang disuguhkan oleh para malaikat untuk Lisa. Entah sudah berapa banyak ucapan syukur yang ia lesatkan dari belah bibir. Yang jelas, Lisa tak menyesal karena ia sudah mencoba membuka hati untuk Jungkook.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Koo and Jungkook | Lizkook✔️
Fanfiction[M] Sudah lebih dari 10 tahun Lalisa Hwang tidak menginjakkan kaki di Seoul. Kehidupan percintaannya di negeri Kangguru tidak begitu bagus. Jadi ia memilih untuk kembali ke kampung halamannya guna menyembuhkan luka dihati akibat perselingkuhan yang...