Funny because you were a stranger and now I cannot live without you
.
(silahkan putar musik yang sudah disediakan)
.
Mata abu itu menatapi pantulan dirinya pada cermin. Tajam, memperlihatkan betapa ia sedang berkutat dengan pemikirannya. Ia tidak suka ada yang mengganggu miliknya. Siapa yang suka, bukan begitu? Tapi ini sudah keterlaluan. Dan ia akan mengambil lagi miliknya.
Pansy cerdik, ia tahu apa yang diinginkan oleh Pansy. Dari dulu Pansy selalu tertarik dengan asap, ia selalu bilang kalau kau melihat asap ditempat yang tidak ada orang atau melihat asap disuatu tempat, ada api disana. Dan Draco yakin, Pansy pasti akan memperlihatkan bukti kalau ia ada di tempat kediaman Cedric dengan asap dari rokoknya.
"She's a bitch with her cigarettes..Dia pasti sedang berusaha agar dirinya terlihat. Aku penasaran sudah berapa banyak rokok yang dia habiskan." bisiknya dengan seringainya. Rencananya sudah rapi, dia tidak boleh gagal karena kesempatannya hanya sekali, dan baik dirinya ataupun Pansy benci dengan mengulang rencana. Tidak boleh ada kegagalan.
Blaise sudah mengatur rencana, ia sudah menyuruh Kreacher untuk mengirimkan pesan kalau ia ingin mengunjungi kediaman Astoria. Dan benar saja, keluarga Astoria Greengrass menyambut dengan ramah dan bahkan mengajak Draco untuk makan malam. Halus sekali.
Luna disarankan untuk menunggu di kediaman Malfoy Manor, tapi Luna bersikeras untuk kembali karena ia harus mengurus tokonya. Draco mengalah dan menyuruh beberapa penjaganya menjaga kediaman Luna dari jauh. Hanya berjaga-jaga.
Tok..Tok..
Pintu itu terketuk. Draco melirik dan pandangannya kembali pada pantulan dirinya didepan cermin.
"Come in." Draco bersuara tenang. Pintu itu terbuka dan menampilkan Kreacher. Kepala pelayannya hanya menundu sopan pada Draco yang masih memperhatikan dirinya didepan cermin.
"Tuanku, semua kendaraan sudah siap. Apakah anda membutuhkan sesuatu?"
"No. Kau sudah siapkan semuanya?" Kreacher tersenyum tipis pada Draco. Draco melirik.
"Sudah semua sesuai perintah anda, tuanku."
"Bagus, ayo kita ambil kembali milikku."
.
.
"Mr. Malfoy! Suatu kehormatan anda mau berkunjung dikediaman Greengrass." Sang kepala Greengrass menyambut Draco hangat. Draco tersenyum tipis, senyum yang sungguh misterius. Ia membuka coat hitam miliknya dan memberikan kepada Kreacher yang ada dibelakangnya.
"Ya, sudah begitu lama aku tidak mengunjungi keluarga yang menjadi rekan sekaligus sahabat dari keluarga Malfoy."
"Draco!" sebuah suara feminim terdengar dengan nada yang begitu riang. Draco melirik dan menemukan Astoria dengan gaun berwarna hijau lumut mewah. Ia cantik, tapi Draco tidak percaya 'sahabat' masa kecilnya ini begitu keji. Astoria tersenyum, ia berjalan anggun mendekati kedua orangtuanya dan Draco Malfoy. Wajah cantiknya, rambut yang ditata sedemikian rupa, kalung berwarna putih dengan ukiran rumit dan berhiaskan emerald membelit lehernya.
Ah..emerald...tidak ada emerald yang bisa mengalahkan sepasang emerald dimata Harry Potter yang akan mendapatkan nama miliknya, Malfoy. Tidak, dia harus bisa berakting seperti yang sudah ia rencanakan bersama Blaise.
Draco berjalan mendekati Astoria, dengan senyum tipis yang menyimpan beribu makna. Ia menunduk sedikit didepan Astoria dan mengambil tangan Astoria. Mengecup punggung tangan Astoria.
KAMU SEDANG MEMBACA
Auction
FanficDraco Malfoy tidak pernah percaya dengan cinta dan kehangatan ketika mendapat trauma dimasa kecilnya. Ia dipertemukan secara tidak sengaja oleh remaja bernama Harry Potter yang mengubah seluruh hidupnya di pelelangan. Alternate Universe! DrarRy! Boy...